Harga Token Listrik PLN Terbaru, Dapat Berapa kWh Rp50 Ribu?
- Selasa, 21 Oktober 2025

JAKARTA - Bagi pelanggan PLN prabayar, membeli token listrik merupakan kewajiban agar pasokan daya di rumah tetap menyala. Berbeda dari pulsa telepon yang hanya menambah masa aktif, token listrik akan dikonversi ke satuan kilowatt hour (kWh)—ukuran energi listrik yang bisa digunakan pelanggan.
Namun, masih banyak masyarakat yang belum memahami berapa besar kWh yang diperoleh dari pembelian token listrik dengan nominal tertentu. Nilai kWh yang diterima pelanggan tidak sama untuk setiap wilayah dan daya, karena dipengaruhi oleh tarif dasar listrik (TDL) serta pajak penerangan jalan (PPJ) yang berkisar antara 3–10 persen tergantung kebijakan pemerintah daerah.
PPJ inilah yang membuat nilai kWh berbeda di tiap kota, bahkan untuk daya listrik yang sama. Misalnya, pelanggan di Jakarta dengan PPJ 3 persen akan menerima sedikit lebih banyak kWh dibandingkan daerah lain yang menerapkan PPJ 10 persen.
Baca JugaBMTP Berlaku, Industri Benang Kapas Dalam Negeri Siap Bersaing
Pemerintah Tahan Kenaikan Tarif Listrik Hingga Akhir Tahun
Tarif listrik untuk pelanggan nonsubsidi, baik prabayar maupun pascabayar, biasanya dievaluasi setiap tiga bulan sekali. Penyesuaian ini mengacu pada parameter ekonomi makro, seperti nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, tingkat inflasi, harga minyak mentah Indonesia (ICP), dan Harga Batubara Acuan (HBA).
Namun, untuk periode Oktober–Desember 2025, pemerintah memutuskan untuk tidak menaikkan tarif listrik. Langkah ini diambil untuk menjaga stabilitas daya beli masyarakat di tengah tekanan ekonomi global.
“Secara akumulasi, perubahan parameter makro seharusnya menyebabkan kenaikan tarif listrik. Namun, untuk menjaga daya beli masyarakat, pemerintah memutuskan tarif listrik tetap hingga akhir tahun,” ujar Plt. Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Tri Winarno, dalam keterangan resmi.
Kebijakan penundaan penyesuaian tarif ini juga diharapkan dapat menahan laju inflasi dan mendorong konsumsi rumah tangga. Meskipun begitu, keputusan tersebut berpotensi membuat subsidi untuk kelompok B40 (masyarakat berpenghasilan menengah bawah) membengkak, karena beban subsidi akan meningkat ketika harga energi dunia naik.
Daftar Tarif Dasar Listrik PLN Oktober 2025
Berdasarkan informasi dari laman resmi PLN (web.pln.co.id), berikut adalah tarif dasar listrik (TDL) per kWh untuk pelanggan rumah tangga nonsubsidi prabayar yang berlaku pada Oktober 2025:
900 VA (R-1/TR): Rp 1.352 per kWh
1.300 VA (R-1/TR): Rp 1.444,70 per kWh
2.200 VA (R-1/TR): Rp 1.444,70 per kWh
3.500–5.500 VA (R-2/TR): Rp 1.699,53 per kWh
6.600 VA ke atas (R-3/TR): Rp 1.699,53 per kWh
Tarif ini berlaku merata untuk seluruh pelanggan nonsubsidi di Indonesia dan belum mengalami perubahan sejak triwulan sebelumnya.
Dengan tarif tersebut, pelanggan dapat memperkirakan jumlah kWh yang diterima dari pembelian token listrik, tergantung pada nominal pembelian dan besaran PPJ di masing-masing daerah.
Simulasi: Pembelian Token Rp50.000 Dapat Berapa kWh?
Untuk mengetahui berapa energi listrik (kWh) yang bisa digunakan dari pembelian token tertentu, pelanggan bisa menggunakan rumus sederhana berikut:
(Harga token – PPJ) ÷ Tarif dasar listrik = kWh
Sebagai contoh, pelanggan rumah tangga di Jakarta dengan daya 1.300 VA membeli token senilai Rp 50.000. Besaran PPJ di Jakarta adalah 3 persen, atau sebesar Rp 1.500 dari nilai token.
Harga token: Rp 50.000
PPJ 3%: Rp 1.500
Tarif dasar listrik: Rp 1.444,70 per kWh
Maka perhitungannya menjadi:
(Rp 50.000 – Rp 1.500) ÷ Rp 1.444,70 = 33,57 kWh
Artinya, token listrik Rp 50.000 menghasilkan sekitar 33,57 kWh bagi pelanggan 1.300 VA di Jakarta.
Namun, hasil tersebut tidak akan sama jika pembelian dilakukan di daerah dengan PPJ yang lebih tinggi. Misalnya, di daerah dengan PPJ 10 persen, jumlah kWh yang didapat tentu akan lebih sedikit karena sebagian dana dialokasikan untuk pajak penerangan jalan.
Perbedaan KWH Setiap Daerah dan Tips Pembelian Token
Selain besaran PPJ, daya listrik juga berpengaruh pada konversi kWh. Semakin besar daya listrik (misalnya 3.500 VA ke atas), maka tarif per kWh juga lebih tinggi. Akibatnya, jumlah kWh yang diperoleh dari pembelian token dengan nominal yang sama akan lebih sedikit.
Untuk menghindari pemborosan dan memastikan penggunaan listrik efisien, pelanggan disarankan untuk:
Mengecek tarif daya sesuai golongan pelanggan di situs resmi PLN.
Membeli token sebelum batas minimum (indikator di meteran prabayar) agar pasokan listrik tidak tiba-tiba terputus.
Memantau penggunaan harian melalui layar meteran untuk memperkirakan waktu pengisian ulang.
Menggunakan peralatan hemat energi, seperti lampu LED atau perangkat elektronik berlabel hemat daya.
Dengan perhitungan yang cermat, pelanggan bisa mengatur konsumsi listrik rumah tangga agar tetap efisien tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan yang besar.
Secara keseluruhan, keputusan pemerintah untuk menahan tarif listrik hingga akhir 2025 memberikan ruang napas bagi masyarakat di tengah fluktuasi harga energi global. Sementara itu, pelanggan PLN prabayar dapat lebih mudah memperkirakan kebutuhan daya dengan menghitung konversi token menjadi kWh berdasarkan rumus yang sederhana.

Aldi
indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Layanan Logistik Terpadu Dorong Percepatan Transformasi Bisnis Indonesia
- Selasa, 21 Oktober 2025
Terpopuler
1.
2.
IHSG Sentuh Level Tertinggi, Saham Telkom Melonjak Dua Digit
- 21 Oktober 2025
3.
Investasi Jawa Tengah Melesat, Serap Ratusan Ribu Tenaga Kerja
- 21 Oktober 2025
4.
Harga Emas Antam di Pegadaian Turun, Masih di Level Tinggi
- 21 Oktober 2025
5.
Changpeng Zhao Yakin Bitcoin Mampu Kalahkan Emas Dunia
- 21 Oktober 2025