Mega Proyek Nikel Luwu Timur Bernilai Rp100 Triliun Siap Ubah Wajah Ekonomi Sulsel
- Selasa, 21 Oktober 2025

JAKARTA - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan tengah bersiap menyambut babak baru perekonomian daerah dengan hadirnya Mega Proyek Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Berbasis Pertambangan Nikel di Kabupaten Luwu Timur. Proyek ini diperkirakan akan menyerap investasi besar senilai Rp40 triliun hingga Rp100 triliun, menjadikannya salah satu investasi terbesar di wilayah timur Indonesia.
Langkah strategis ini dinilai mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan secara signifikan, khususnya dalam sektor hilirisasi mineral. Pengamat Ekonomi Universitas Bosowa (Unibos), Dr. Lukman, menilai bahwa peluang dari proyek tersebut sangat besar, terutama karena sektor pertambangan telah lama menjadi penyumbang utama investasi di provinsi ini.
“Kalau melihat peluang, sejauh ini pertambangan telah menjadi penyumbang investasi tertinggi di Sulawesi Selatan, dengan nilai realisasi investasi mencapai Rp691 miliar pada triwulan II 2024 dan Rp2,963 triliun pada tahun 2023. Sektor ini juga menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan daerah,” ujarnya.
Baca JugaBMTP Berlaku, Industri Benang Kapas Dalam Negeri Siap Bersaing
Pemerintah Serius Dorong Hilirisasi dan Ekspansi Tambang
Menurut Lukman, keseriusan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dalam mendorong pertumbuhan industri tambang sudah terlihat jelas dari berbagai kebijakan yang diambil. Pemerintah daerah dinilai aktif memfasilitasi investor untuk memperluas kegiatan tambang di wilayahnya, termasuk memberikan dukungan terhadap rencana ekspansi perusahaan tambang besar seperti Eramet.
“Saya melihat saat ini pemerintah provinsi telah memfasilitasi rencana ekspansi perusahaan tambang seperti Eramet. Investasi pertambangan juga dapat meningkatkan infrastruktur dan ekonomi lokal,” jelasnya.
Selain peningkatan ekonomi, proyek ini juga diprediksi mampu memperkuat posisi Sulawesi Selatan sebagai salah satu pusat pertambangan nikel terkemuka di Indonesia. Dampaknya tidak hanya pada sektor industri, tetapi juga akan memunculkan efek berantai terhadap sektor transportasi, logistik, dan jasa di daerah sekitar.
Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Luwu Timur diperkirakan akan menciptakan ribuan lapangan kerja baru. Hal ini menjadi kabar baik bagi masyarakat setempat, terutama bagi para tenaga kerja muda yang siap berkontribusi di sektor pertambangan dan industri pengolahan nikel.
Tantangan: Dampak Sosial dan Lingkungan yang Harus Diwaspadai
Meski potensi ekonomi yang ditawarkan sangat menjanjikan, Dr. Lukman mengingatkan adanya tantangan besar yang perlu diperhatikan secara serius. Menurutnya, setiap proyek pertambangan berskala besar selalu memiliki risiko terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar.
“Program pertambangan, apapun bentuknya, bisa menyebabkan kerusakan lingkungan dan berdampak negatif pada masyarakat sekitar,” tegas Lukman.
Ia mencontohkan beberapa wilayah di Sulawesi yang mengalami degradasi lingkungan akibat aktivitas tambang nikel dalam beberapa tahun terakhir. Masalah seperti pencemaran air, kerusakan tanah, hingga gangguan kesehatan masyarakat menjadi hal yang tidak boleh diabaikan oleh pemerintah maupun perusahaan tambang.
“Seperti yang dialami oleh masyarakat Sulawesi yang terdampak oleh industri pertambangan nikel. Pertambangan juga dapat menyebabkan masalah kesehatan dan sosial bagi masyarakat sekitar,” lanjutnya.
Oleh karena itu, pengawasan ketat terhadap kegiatan tambang dan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan menjadi syarat mutlak untuk memastikan proyek KEK Luwu Timur tidak menimbulkan dampak destruktif di masa depan.
Peluang Besar untuk Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
Dalam konteks pembangunan ekonomi Sulawesi Selatan, Lukman menegaskan bahwa proyek pertambangan seperti KEK Nikel Luwu Timur dapat menjadi motor penggerak pertumbuhan yang luar biasa. Namun, hal itu hanya dapat tercapai jika ada keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, kelestarian lingkungan, dan kesejahteraan sosial.
“Dalam konteks Sulawesi Selatan, investasi pertambangan dapat menjadi peluang bagi pertumbuhan ekonomi daerah, namun perlu diimbangi dengan pengelolaan yang baik dan pengawasan yang ketat untuk meminimalkan dampak negatif,” tandasnya.
Dengan pendekatan yang tepat, proyek ini bukan hanya akan meningkatkan pendapatan daerah, tetapi juga bisa menjadi contoh transformasi industri yang berkelanjutan. Pemerintah daerah bersama para pemangku kepentingan diharapkan dapat menyusun kebijakan lingkungan dan sosial yang kuat agar manfaat proyek ini benar-benar dirasakan masyarakat secara luas.
Jika pengelolaan dilakukan secara bijak, Kawasan Ekonomi Khusus Nikel Luwu Timur berpotensi menjelma menjadi ikon baru pertumbuhan industri di Indonesia Timur. Proyek ini diharapkan mampu membawa Sulawesi Selatan menuju era baru pembangunan yang lebih inklusif, modern, dan berkelanjutan.

Nathasya Zallianty
indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Layanan Logistik Terpadu Dorong Percepatan Transformasi Bisnis Indonesia
- Selasa, 21 Oktober 2025
Terpopuler
1.
2.
IHSG Sentuh Level Tertinggi, Saham Telkom Melonjak Dua Digit
- 21 Oktober 2025
3.
Investasi Jawa Tengah Melesat, Serap Ratusan Ribu Tenaga Kerja
- 21 Oktober 2025
4.
Harga Emas Antam di Pegadaian Turun, Masih di Level Tinggi
- 21 Oktober 2025
5.
Changpeng Zhao Yakin Bitcoin Mampu Kalahkan Emas Dunia
- 21 Oktober 2025