
JAKARTA - Hari pertama perdagangan pekan ini, Senin 6 Oktober 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bergerak hati-hati di tengah potensi konsolidasi jangka pendek.
Para analis menilai pergerakan indeks akan banyak dipengaruhi oleh rilis sejumlah data ekonomi domestik yang menjadi sorotan investor. IHSG pekan lalu berhasil menutup perdagangan di level 8.118 pada Jumat 3 Oktober 2025.
Sepanjang tahun berjalan, penguatan indeks mencapai 14,67% secara year-to-date (YtD). Meski begitu, beberapa analis mengingatkan bahwa ruang koreksi tetap terbuka, terutama setelah kenaikan cukup signifikan selama beberapa minggu terakhir.
Baca Juga
Konsolidasi Jangka Pendek Masih Membayangi
Tim riset MNC Sekuritas dalam laporannya menyebutkan IHSG naik 0,59% ke 8.118 disertai dengan meningkatnya volume beli. Namun, secara teknikal, indeks masih berpotensi konsolidasi dalam jangka pendek.
Mereka menjelaskan, pada skenario terbaik (best case) ditandai dengan label biru, IHSG masih memiliki peluang melanjutkan penguatan untuk membentuk bagian dari wave [iii] menuju rentang 8.200–8.246. Sementara pada label hitam, risiko koreksi masih terbuka dengan kemungkinan IHSG menguji area 7.894–7.959.
Untuk perdagangan hari ini, MNC Sekuritas memproyeksikan pergerakan IHSG di rentang support 7.840–8.005 dan resistance 8.155–8.192. Dengan kondisi tersebut, strategi buy on weakness dinilai lebih sesuai, khususnya pada saham-saham pilihan tertentu.
Fokus pada Data Ekonomi Domestik
Dari sisi fundamental, investor pekan ini diperkirakan mencermati tiga data penting: cadangan devisa negara, indeks keyakinan konsumen, dan penjualan ritel Indonesia.
Data ini dipandang krusial untuk memberi gambaran mengenai stabilitas makroekonomi serta kekuatan konsumsi rumah tangga, yang menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi nasional.
Tim analis BRI Danareksa Sekuritas dalam risetnya menyebutkan IHSG memiliki peluang menguji kembali level resistance di 8.156 pada perdagangan Senin 6 Oktober 2025.
“Pada minggu ini, investor akan mencermati rilis data penting domestik, seperti cadangan devisa negara, indeks keyakinan konsumen, dan juga penjualan ritel Indonesia,” tulis BRI Danareksa Sekuritas.
Secara teknikal, BRI Danareksa memprediksi IHSG bergerak di area support 8.000 dan resistance 8.157.
Rekomendasi Saham Pilihan
MNC Sekuritas merekomendasikan empat saham yang dapat dipertimbangkan investor dengan strategi buy on weakness.
AGII – Saham PT Aneka Gas Industri Tbk menguat signifikan 25% ke level 1.250 dan didominasi volume pembelian. Posisi AGII dinilai sedang berada di bagian wave [iii] dari wave A.
Buy on Weakness: 1.090–1.190
Target Price: 1.275, 1.320
Stoploss: di bawah 1.045
JSMR – PT Jasa Marga Tbk menguat 13,29% ke level 3.920 dengan volume tinggi, menembus MA200. Saham ini diperkirakan berada pada wave [iii] dari wave A.
Buy on Weakness: 3.760–3.880
Target Price: 4.040, 4.160
Stoploss: di bawah 3.690
PTRO – PT Petrosea Tbk naik 5,93% ke 7.150, juga dengan peningkatan volume beli. Posisi PTRO diperkirakan berada di wave 5 dari wave (3) label hitam.
Buy on Weakness: 6.925–7.075
Target Price: 7.525, 8.025
Stoploss: di bawah 6.725
RATU – PT Ratu Prabu Energi Tbk menguat 13,22% ke 6.850 dengan volume tinggi dan menembus MA60. Saham ini berada pada wave 3 dari wave (C).
Buy on Weakness: 6.400–6.675
Target Price: 7.125, 7.425
Stoploss: di bawah 6.300
Selain rekomendasi dari MNC Sekuritas, analis BRI Danareksa juga memberikan pilihan saham yang bisa dicermati investor, yaitu PANI, BBYB, dan KRAS.
PANI diproyeksikan menuju target Rp15.200–Rp16.625.
BBYB diestimasi bergerak ke Rp430–460.
KRAS memiliki potensi ke Rp382–Rp422.
Dinamika Eksternal Tetap Jadi Pertimbangan
Meski sorotan utama pekan ini adalah data domestik, faktor eksternal tetap menjadi variabel penting. Sentimen global terutama datang dari perkembangan di Amerika Serikat terkait ancaman penutupan pemerintahan (shutdown) serta kebijakan suku bunga The Fed.
Ketidakpastian global dapat memengaruhi arus modal asing di pasar saham domestik, sehingga pergerakan IHSG berpotensi lebih volatil.
Kesimpulan
Dengan pencapaian IHSG yang sudah naik lebih dari 14% sepanjang tahun, ruang konsolidasi jangka pendek wajar terjadi. Strategi buy on weakness menjadi pendekatan yang disarankan analis, mengingat indeks masih memiliki peluang melanjutkan penguatan, namun tetap rawan terkoreksi apabila data fundamental tidak sesuai ekspektasi.
Bagi investor, fokus utama hari ini terletak pada rilis data cadangan devisa, indeks keyakinan konsumen, serta penjualan ritel Indonesia. Di tengah ketidakpastian global, data domestik ini akan menjadi acuan penting untuk menilai daya tahan ekonomi nasional, sekaligus arah pergerakan IHSG dalam jangka menengah.

Muhammad Anan Ardiyan
indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Tragedi Ponpes Al Khoziny Jadi Alarm, Prabowo Instruksikan Cek Struktur Ponpes
- Senin, 06 Oktober 2025
Studi Besar AS Ungkap Tidur 6–7 Jam Malam Turunkan Risiko Kematian pada Perempuan
- Senin, 06 Oktober 2025
Efek Campuran Etanol 3,5 persen pada Bensin terhadap Performa Mesin
- Senin, 06 Oktober 2025
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Cara Mudah Menjaga Alpukat Tetap Segar dan Tidak Cokelat
- 06 Oktober 2025
2.
Rahasia Menjaga Kesegaran dan Rasa Kopi Sangrai di Rumah
- 06 Oktober 2025
3.
7 Kebiasaan yang Membuat Karpet Rumahmu Semakin Kotor
- 06 Oktober 2025
4.
Cara Praktis Membuat Sambal Goreng Ati Lezat dan Bergizi
- 06 Oktober 2025
5.
Resep Praktis Bumbu Sayur Bobor untuk Hidangan Sehari-hari
- 06 Oktober 2025