JAKARTA - Optimisme menyelimuti langkah PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) dalam menatap tahun buku 2026. Emiten konstruksi milik negara ini menyiapkan target agresif untuk memperkuat kinerja, baik dari sisi perolehan kontrak baru maupun pendapatan usaha.
Strategi tersebut disusun di tengah dinamika industri konstruksi yang masih menghadapi tantangan, sekaligus peluang dari proyek infrastruktur strategis nasional.
Manajemen PTPP menilai tahun depan menjadi momentum penting untuk menjaga kesinambungan bisnis, memperluas portofolio proyek, serta mengoptimalkan proyek-proyek yang telah berjalan, baik di dalam maupun luar negeri.
Baca Juga
Target Kontrak Baru dan Proyeksi Pendapatan
PTPP membidik perolehan kontrak baru sebesar Rp23,5 triliun pada tahun buku 2026. Target ini disusun dengan mempertimbangkan pipeline proyek yang saat ini tengah diikuti perseroan, termasuk proyek-proyek dari sektor BUMN, pemerintah, hingga swasta.
Direktur Utama PTPP Novel Arsyad menyampaikan bahwa target tersebut mencerminkan optimisme perseroan terhadap peluang tender yang tersedia.
“Kontrak tahun depan kami proyeksikan sekitar Rp 23,5 triliun,” ujar Novel.
Sejalan dengan target kontrak baru tersebut, manajemen juga menetapkan sasaran pendapatan sebesar Rp16 triliun untuk tahun 2026. Adapun proyeksi laba bersih masih dalam tahap evaluasi, menyesuaikan dengan struktur biaya, karakter proyek, serta kondisi pasar konstruksi nasional.
Hingga September 2025, PTPP telah membukukan kontrak baru sebesar Rp16,68 triliun. Dari sisi komposisi, kontrak tersebut didominasi proyek BUMN sebesar 47 persen, disusul proyek swasta 29 persen, dan proyek pemerintah sebesar 24 persen. Komposisi ini menunjukkan diversifikasi portofolio yang relatif seimbang di tengah fluktuasi belanja infrastruktur.
Evaluasi Kinerja Tahun Berjalan
Dari sisi kinerja keuangan, PTPP mencatatkan pendapatan sebesar Rp10,73 triliun hingga kuartal III/2025. Angka ini mengalami penurunan sebesar 23,33 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp14 triliun.
Manajemen menilai penurunan tersebut dipengaruhi oleh penyesuaian ritme proyek, proses administrasi pembayaran, serta dinamika penyelesaian proyek besar yang memerlukan waktu lebih panjang. Meski demikian, perseroan tetap optimistis dapat mengamankan sekitar 92 persen dari total target nilai kontrak baru hingga akhir Desember 2025.
Novel menjelaskan masih terdapat sejumlah tender bernilai besar yang saat ini berada dalam tahap evaluasi dan menunggu pengumuman pemenang. Hasil dari tender-tender tersebut diharapkan dapat memperkuat pencapaian kontrak baru hingga tutup tahun.
PTPP juga terus melakukan pengelolaan proyek secara selektif, dengan fokus pada proyek-proyek yang memiliki risiko terukur dan potensi margin yang lebih sehat.
Proyek Luar Negeri Tetap Berjalan
Selain proyek domestik, PTPP masih mengandalkan portofolio proyek luar negeri sebagai salah satu penopang kinerja jangka menengah. Hingga saat ini, proyek luar negeri perseroan dilaporkan berjalan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
Salah satu proyek utama adalah Malolos–Clark Railway Contract Package S-01 (CP S01) di Filipina, dengan nilai kontrak mencapai Rp3,16 triliun. PTPP ditunjuk sebagai kontraktor utama untuk proyek perkeretaapian tersebut.
“Untuk proyek luar negeri yang masih berjalan terkait dengan jalan kereta api di Filipina. Saat ini masih berjalan karena kontraknya juga cukup lama, kalau tidak salah sampai lima tahun,” ungkap Novel.
Proyek ini menjadi bukti kemampuan PTPP bersaing di pasar internasional, sekaligus memperluas rekam jejak perseroan dalam pembangunan infrastruktur transportasi berskala besar di luar negeri.
Proyek Pendidikan dan Strategi Berkelanjutan
Di dalam negeri, PTPP baru saja menandatangani kontrak pembangunan Sekolah Rakyat di Provinsi Bengkulu dengan nilai kontrak sebesar Rp501,99 miliar. Kontrak tersebut ditandatangani bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Prasarana Strategis selaku pemilik pekerjaan.
Corporate Secretary PTPP Joko Raharjo menjelaskan bahwa proyek ini mengusung standar bangunan modern yang mengutamakan aspek keamanan dan keberlanjutan lingkungan.
“PTPP menghadirkan pendekatan konstruksi terintegrasi mulai dari pondasi tiang pancang, struktur beton mutu tinggi, sistem MEP yang efisien, hingga fasilitas kawasan yang mendukung proses belajar,” ujar Joko.
Perseroan menargetkan penyelesaian proyek dalam waktu 240 hari kalender sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), dilanjutkan dengan masa pemeliharaan selama 180 hari kalender.
Ke depan, PTPP menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat fundamental bisnis melalui seleksi proyek yang lebih prudent, peningkatan efisiensi operasional, serta optimalisasi sumber daya. Dengan kombinasi proyek domestik dan internasional, serta fokus pada pembangunan infrastruktur strategis, perseroan berharap target kontrak dan pendapatan tahun 2026 dapat tercapai secara berkelanjutan.
Celo
indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Diskon Tiket Kereta Nataru Masih Ada Penjualan Tembus, 808.543 Terjual
- Senin, 22 Desember 2025
Jadwal Kapal Pelni Sorong Manokwari Januari Promo Tiket Murah Terbaru
- Senin, 22 Desember 2025
Jadwal DAMRI Jogja YIA Senin Desember Tarif Tetap Keberangkatan Rutin
- Senin, 22 Desember 2025
Terpopuler
1.
Pemerintah Siapkan Aturan Baru LPG 3 Kg Pakai NIK
- 22 Desember 2025
2.
KSP Dorong Program Perumahan Pemerintah Cetak Pengembang Berkualitas
- 22 Desember 2025
3.
4.
Jelang Nataru Volume Kendaraan Meningkat ke Timur Trans Jawa
- 22 Desember 2025
5.
Wapres Pastikan Pasokan Listrik Nias Aman Selama Nataru
- 22 Desember 2025













