Jumat, 19 Desember 2025

5 Tarian Daerah Sulawesi Selatan Masih Lestari Penuh Makna Filosofi

5 Tarian Daerah Sulawesi Selatan Masih Lestari Penuh Makna Filosofi
5 Tarian Daerah Sulawesi Selatan Masih Lestari Penuh Makna Filosofi

JAKARTA - Sulawesi Selatan dikenal sebagai salah satu wilayah di Indonesia yang kaya akan warisan budaya, termasuk seni tari tradisional yang masih bertahan hingga kini.

 Di tengah arus modernisasi, tarian daerah Sulawesi Selatan tetap hidup dan terus diwariskan, baik melalui pertunjukan adat, festival budaya, hingga pembelajaran di lingkungan sekolah.

Setiap tarian bukan sekadar rangkaian gerak, melainkan juga sarat makna, filosofi, serta cerminan kehidupan sosial dan spiritual masyarakat setempat.

Baca Juga

Malaysia Penyumbang Wisatawan Terbanyak Gemar Belanja di Indonesia

Keberagaman tarian daerah di Sulawesi Selatan merepresentasikan latar belakang budaya yang berbeda, mulai dari suku Bugis, Makassar, hingga Toraja. Unsur agama, adat istiadat, nilai kepahlawanan, hingga penghormatan terhadap leluhur menjadi bagian penting dalam setiap tarian. 

Inilah yang membuat tarian daerah Sulawesi Selatan tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai media penyampai pesan dan identitas budaya.

Kekayaan Budaya dalam Gerak Tari Tradisional

Tari tradisional di Sulawesi Selatan tumbuh seiring perjalanan sejarah masyarakatnya. Setiap gerakan memiliki simbol dan makna tertentu yang mencerminkan pandangan hidup, struktur sosial, serta hubungan manusia dengan alam dan Sang Pencipta. Karena itulah, tarian-tarian ini kerap dipentaskan dalam momen sakral, upacara adat, hingga penyambutan tamu kehormatan.

Dalam konteks pendidikan dan pelestarian budaya, tarian daerah juga menjadi sarana efektif untuk mengenalkan generasi muda pada nilai-nilai lokal. Melalui tari, masyarakat Sulawesi Selatan menjaga kesinambungan tradisi agar tidak tergerus zaman.

Ragam Tarian Daerah Sulawesi Selatan yang Masih Lestari

1. Tari Ma’randing

Tari Ma’randing merupakan tarian tradisional yang berasal dari masyarakat Toraja. Tarian ini biasanya dipentaskan dalam upacara adat Rambu Solo, yaitu prosesi pemakaman masyarakat Toraja. Tari Ma’randing menjadi bentuk penghormatan terakhir bagi laki-laki bangsawan yang meninggal dunia.

Dalam pertunjukannya, para penari mengenakan pakaian perang lengkap dengan senjata tradisional. Tari ini bersifat patriotik atau tari perang, yang menampilkan keteguhan hati, keberanian, serta kekuatan sosok yang dihormati. 

Istilah ma’randing berasal dari kata randing yang bermakna “mulia ketika melewatkan”. Filosofi tersebut menggambarkan kemuliaan hidup seseorang yang dikenang melalui tarian.

2. Tari Pajoge

Tari Pajoge merupakan tarian tradisional suku Bugis yang berkembang di wilayah Bone, Wajo, Soppeng, dan Barru. Tarian ini dibawakan oleh gadis-gadis dari kalangan rakyat biasa dan memiliki ciri khas interaksi langsung dengan penonton.

Setiap penari menari secara bergantian sambil menyanyi, kemudian memilih pasangan dari kalangan penonton dengan memberikan daun sirih. Lelaki yang dipilih akan naik ke arena dan menari bersama sang penari. Dalam adat Bugis, istilah Pajoge memiliki tiga makna, yakni joge sebagai tarian, pa’joge sebagai sebutan penari, dan Pajoge sebagai sebuah pertunjukan. Tari ini mencerminkan keterbukaan, kebersamaan, dan nilai sosial dalam masyarakat Bugis.

3. Tari Kipas Pakarena

Tari Kipas Pakarena menjadi salah satu ikon budaya Sulawesi Selatan yang paling dikenal luas. Tarian ini kerap ditampilkan dalam acara penyambutan tamu dan promosi pariwisata daerah. Mengutip laman Peta Budaya Belajar Kemdikbud, pada masa lalu Tari Kipas Pakarena merupakan media pemujaan kepada para dewa.

Tarian ini biasanya dimainkan oleh empat penari perempuan yang memegang kipas sebagai properti utama. Gerakannya lembut, anggun, dan penuh makna. Iringan musik gandrang dan puik-puik menambah nuansa sakral. Filosofi Tari Kipas Pakarena mencerminkan kepribadian perempuan Gowa yang setia, patuh, dan menjunjung tinggi nilai kesopanan.

4. Tari Pa’bitte Passapu

Tari Pa’bitte Passapu merupakan tarian adat masyarakat Ammatoa Kajang di Kabupaten Bulukumba. Tarian ini telah terdaftar sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO. Mengutip laman resmi Kemendikbud, Tari Pa’bitte Passapu biasanya dipentaskan untuk menyambut tamu adat atau dalam upacara pernikahan.

Sejarah tarian ini berawal dari kebiasaan kaum bangsawan Makassar pada masa lalu yang gemar menyabung ayam sebagai simbol keberanian. Seiring masuknya pengaruh Islam, praktik sabung ayam dihilangkan dan digantikan dengan tarian sebagai bentuk ekspresi budaya yang lebih sesuai dengan nilai religius.

5. Tari Salonreng

Tari Salonreng berasal dari wilayah etnik Makassar, seperti Gowa, Takalar, dan Jeneponto. Menyadur laman Kikomunal Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual RI, istilah Salonreng berasal dari kata “Sa” yang berarti pelaku gerak dan “Lonre” yang berarti berkelompok. Dengan demikian, Tari Salonreng merupakan tarian yang dilakukan secara berkelompok.

Tarian ini diyakini berasal dari mitos pada masa Kerajaan Gowa abad ke-18, ketika masyarakat masih menganut kepercayaan animisme dan dinamisme. Tari Salonreng menjadi bentuk pemujaan kepada Batara, penguasa bumi dan langit, serta penghormatan kepada arwah leluhur. Tarian ini biasanya dibawakan oleh perempuan dewasa dengan properti selendang, baju bodo, dan sarung sutera, serta diiringi gendang, serunai, dan gong.

Upaya Pelestarian di Tengah Perubahan Zaman

Keberlangsungan tarian daerah Sulawesi Selatan tidak lepas dari peran masyarakat, pemerintah daerah, dan lembaga pendidikan. Pelestarian dilakukan melalui pertunjukan budaya, festival daerah, hingga pengajaran seni tari di sekolah. Upaya ini menjadi penting agar nilai-nilai luhur yang terkandung dalam setiap tarian tetap dikenal dan diwariskan kepada generasi mendatang.

Celo

Celo

indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Cara Tepat Kompres Saat Demam Agar Tubuh Cepat Pulih

Cara Tepat Kompres Saat Demam Agar Tubuh Cepat Pulih

Kenali Gejala Rosacea dan Cara Tepat Merawat Kulit Sensitif

Kenali Gejala Rosacea dan Cara Tepat Merawat Kulit Sensitif

Emily in Paris Season 5 Tampil Segar dengan Gaya Rambut Bob Baru

Emily in Paris Season 5 Tampil Segar dengan Gaya Rambut Bob Baru

Kenali Dampak Kelebihan Gula dan Tanda Tubuh Mengalami Gangguan

Kenali Dampak Kelebihan Gula dan Tanda Tubuh Mengalami Gangguan

Yoga Praktis Tanpa Matras untuk Redakan Pegal Karyawan Kantoran

Yoga Praktis Tanpa Matras untuk Redakan Pegal Karyawan Kantoran