JAKARTA - Demam seringkali ditangani dengan cara kompres dahi menggunakan air dingin. Kebiasaan ini turun-temurun dan dipercaya bisa menurunkan panas tubuh dengan cepat. Namun, ternyata metode ini kurang tepat dan bisa memperlambat proses penurunan suhu tubuh.
Dr. Neha Vyas, dokter spesialis kedokteran keluarga, menjelaskan bahwa demam merupakan respons alami tubuh untuk melawan infeksi. Sistem kekebalan bekerja aktif, sehingga penanganan perlu menyesuaikan mekanisme tubuh agar pemulihan tidak terganggu.
BACA JUGA:
Demam Anak Meningkat di Musim Pancaroba: Penyebab, Gejala, dan Pertolongan Pertamanya
Baca JugaMalaysia Penyumbang Wisatawan Terbanyak Gemar Belanja di Indonesia
Dalam banyak kasus, demam ringan di bawah 38,3 derajat Celsius tidak perlu langsung diturunkan. Suhu tubuh biasanya akan menurun secara alami saat tubuh berhasil melawan infeksi. Kompres air dingin justru tidak dianjurkan karena membuat pembuluh darah menyempit dan panas tubuh terperangkap.
Kompres Hangat Lebih Efektif untuk Turunkan Suhu Tubuh
Alih-alih air dingin, kompres hangat atau suam-suam kuku lebih disarankan. Suhu hangat membantu pembuluh darah melebar sehingga panas tubuh dapat dilepaskan secara bertahap dan aman.
Kompres hangat memberikan efek nyaman dan tidak menimbulkan rasa menggigil yang sering muncul saat air dingin digunakan. Proses ini mendukung tubuh menurunkan demam secara alami tanpa membuat sistem imun terganggu.
Penggunaan kompres hangat bisa dilakukan dengan celupkan kain bersih ke air hangat, peras hingga tidak menetes, lalu ditempatkan di area tubuh strategis selama 10–15 menit. Ulangi secara berkala untuk hasil optimal tanpa iritasi kulit.
Lokasi Kompres yang Tepat, Bukan di Dahi
Selain suhu air, lokasi kompres juga menentukan efektivitas. Dahi memang mudah dijangkau dan memberi sensasi sejuk, tetapi efeknya hanya sementara. Area yang lebih efektif adalah ketiak karena terdapat pembuluh darah besar yang membantu pelepasan panas dari dalam tubuh.
Selain ketiak, lipatan paha juga bisa menjadi alternatif lokasi kompres hangat. Sementara kompres di dahi lebih cocok untuk meredakan sakit kepala, bukan menurunkan demam.
Prosedur kompres hangat di ketiak perlu diulang dengan jeda waktu agar kulit tidak iritasi. Hindari penggunaan air terlalu panas atau terlalu dingin agar tubuh tetap nyaman dan panas tubuh dilepaskan secara efektif.
Istirahat dan Asupan Cairan Mendukung Pemulihan
Selain kompres, istirahat cukup dan asupan cairan memadai penting untuk pemulihan. Minum air putih mencegah dehidrasi, sementara tidur memberi tubuh waktu untuk melawan infeksi secara optimal.
Kompres hangat tidak menggantikan penanganan medis. Jika demam berlangsung lebih dari tiga hari, suhu tubuh melebihi 39 derajat Celsius, atau muncul gejala seperti kejang, leher kaku, atau gangguan kesadaran, segera konsultasikan ke tenaga kesehatan.
Dengan memahami bahwa demam bukan dikompres air dingin dan bukan di dahi, masyarakat dapat melakukan langkah sederhana namun aman. Penanganan tepat membantu tubuh lebih cepat pulih dan proses melawan infeksi berjalan optimal.
Enday Prasetyo
indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
BABY Siapkan Rights Issue untuk Mendukung Akuisisi Saham PT Emway Globalindo
- Jumat, 19 Desember 2025
Baramulti BSSR Tebar Dividen Interim Sebesar Rp127 Per Saham Januari 2026
- Jumat, 19 Desember 2025
Sime Darby Property Perkuat Ketangguhan Kota Lewat Tata Kelola ESG
- Jumat, 19 Desember 2025
Semen Indonesia SMGR Perkuat Tata Kelola Demi Transparansi Informasi Publik
- Jumat, 19 Desember 2025
Polri Distribusikan Ratusan Tandon Air Bersih Bagi Warga Pascabencana Aceh
- Jumat, 19 Desember 2025
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Emily in Paris Season 5 Tampil Segar dengan Gaya Rambut Bob Baru
- 19 Desember 2025
2.
Kenali Dampak Kelebihan Gula dan Tanda Tubuh Mengalami Gangguan
- 19 Desember 2025
3.
Yoga Praktis Tanpa Matras untuk Redakan Pegal Karyawan Kantoran
- 19 Desember 2025
4.
3 Waktu Terbaik Minum Teh Hijau Tingkatkan Metabolisme Tubuh
- 19 Desember 2025
5.
Rahasia Umur Panjang Orang Jepang dari Pola Makan Sehat
- 19 Desember 2025












