Kolaborasi Nasional Diperkuat untuk Kemandirian Teknologi Logam Tanah Jarang
- Senin, 03 November 2025
 
                                             JAKARTA - Indonesia memiliki potensi besar logam tanah jarang yang dapat menjadi kunci pengembangan industri bernilai tinggi. Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto menekankan bahwa penguasaan teknologi, bukan sekadar kekayaan alam, menjadi faktor utama kemandirian nasional.
Menurut Brian, langkah strategis harus fokus pada riset, pengembangan teknologi, dan pembangunan industri berbasis logam tanah jarang. Keberhasilan ekonomi bangsa bergantung pada kemampuan mengolah sumber daya secara inovatif, bukan sekadar mengekspor bahan mentah.
Belajar dari Negara yang Sukses Mengolah Mineral Strategis
Baca JugaPLTN Pertama Ditargetkan 2032, Indonesia Siap Masuki Era Energi Nuklir
Brian mencontohkan Jepang, Korea, dan China sebagai negara yang berhasil memaksimalkan nilai tambah mineral strategis melalui riset teknologi. Indonesia harus meniru pendekatan tersebut agar tidak mengulang sejarah ketika bahan mentah diekspor murah lalu diimpor kembali dalam bentuk barang jadi bernilai tinggi.
Penguasaan teknologi nasional menjadi satu-satunya cara memastikan industri domestik mampu memproses mineral kritis sendiri. Tanpa strategi ini, potensi ekonomi dari logam tanah jarang tidak akan optimal.
Peran Akademisi dalam Pengembangan Riset Logam Tanah Jarang
Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) Tatacipta Dirgantara menekankan pentingnya kolaborasi lintas disiplin untuk riset logam tanah jarang. Sinergi antar fakultas, pusat riset, dan dunia industri menjadi kunci untuk memperkuat kontribusi akademik dari hulu hingga hilir.
Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi harus menjadi fondasi dalam pengelolaan sumber daya alam. ITB siap menjadi penggerak utama pengembangan riset mineral strategis dengan pendekatan ilmiah dan praktis.
Eksplorasi Potensi Mineral yang Belum Dimanfaatkan
Indonesia memiliki 15 jalur metalogeni dengan total panjang 15.000 km, namun baru separuhnya yang tereksplorasi. Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung menegaskan potensi logam tanah jarang dan mineral kritis masih sangat besar, tetapi belum dimanfaatkan secara maksimal.
Kebutuhan industri domestik dan pengembangan hilirisasi teknologi menunjukkan urgensi eksplorasi yang lebih intensif. Pemanfaatan penuh mineral strategis akan memberikan nilai tambah signifikan bagi ekonomi nasional.
Kolaborasi Perguruan Tinggi dan Pemerintah dalam Eksplorasi
Kementerian ESDM menggandeng beberapa perguruan tinggi ternama, termasuk ITB, UGM, UPN Veteran Yogyakarta, dan Unpad, untuk memperkuat kegiatan eksplorasi mineral dan batubara. Kolaborasi ini bertujuan meningkatkan kapasitas riset sekaligus mendorong pengembangan teknologi hilirisasi di Indonesia.
Sinergi antara akademisi dan pemerintah diharapkan mampu mengoptimalkan potensi mineral strategis. Hasil riset yang terintegrasi akan mendorong terciptanya industri nasional yang mandiri dan berdaya saing tinggi.
Strategi Menuju Kemandirian Teknologi
Penguasaan teknologi logam tanah jarang menjadi tonggak penting kemandirian industri nasional. Melalui kolaborasi lintas disiplin, riset berbasis teknologi, dan pemanfaatan potensi mineral yang belum dieksplorasi, Indonesia berpeluang mengubah sumber daya alam menjadi kekuatan ekonomi yang berkelanjutan.
Nathasya Zallianty
indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Presiden Prabowo Luncurkan Gerbong Khusus Petani dan Pedagang untuk Ekonomi Rakyat
- Selasa, 04 November 2025
 
Veronica Tan Ungkap Akar Ketimpangan Gender di Indonesia: Ekonomi Lemah dan Patriarki
- Selasa, 04 November 2025
 
Prabowo Subianto Tinjau KRL Manggarai–Tanah Abang, Tegaskan Fokus Transportasi Publik
- Selasa, 04 November 2025
 
PLTN Pertama Ditargetkan 2032, Indonesia Siap Masuki Era Energi Nuklir
- Selasa, 04 November 2025
 
Bank Mandiri Hadirkan Livin Fest 2025 di Palembang, Sinergikan UMKM dan Industri Kreatif
- Selasa, 04 November 2025
 
Berita Lainnya
Harga TBS Kelapa Sawit Kaltim Turun, Petani Diminta Perkuat Kemitraan Strategis
- Selasa, 04 November 2025
 
Laba Wismilak Tembus Rp285 Miliar, Penjualan dan Aset Tumbuh Pesat Sepanjang 2025
- Selasa, 04 November 2025
 
Harga Batu Bara dan Mineral November 2025: HBA Melemah, HMA Alami Kenaikan
- Selasa, 04 November 2025
 
NICL Catat Lonjakan Laba 131 Persen Kuartal III 2025, Penjualan Nikel Meningkat
- Selasa, 04 November 2025
 
Terpopuler
1.
MIND ID Mantapkan Langkah Jadi Penopang Industri Otomotif Global
- 04 November 2025
 
2.
Harga Pangan Naik Turun, Bawang dan Telur Ayam Melonjak
- 04 November 2025
 
3.
Harga Emas Antam Naik, Buyback Tembus Rp2,15 Juta per Gram
- 04 November 2025
 
4.
BCA Naikkan Limit Transaksi IBE Hingga Rp50 Miliar
- 04 November 2025
 
5.
Pemerintah Targetkan Dana Rp23 Triliun dari Lelang SUN
- 04 November 2025
 









.jpeg)


