Rabu, 22 Oktober 2025

Harga CPO Masih Bullish, Waspadai Risiko Koreksi Pekan Ini

Harga CPO Masih Bullish, Waspadai Risiko Koreksi Pekan Ini
Harga CPO Masih Bullish, Waspadai Risiko Koreksi Pekan Ini

JAKARTA - Harga minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) menutup perdagangan pekan lalu dengan performa yang kurang menggembirakan. Meski tren teknikal jangka menengah masih menunjukkan arah bullish, sejumlah faktor eksternal membuat pergerakannya dibayangi risiko koreksi.

Pada penutupan Jumat lalu, kontrak CPO di Bursa Malaysia untuk pengiriman Januari tahun depan berakhir di level MYR 4.514 per ton, turun tipis 0,13% dibandingkan sehari sebelumnya. Jika dihitung secara mingguan, komoditas ini juga mencatat pelemahan sebesar 0,68% point-to-point.

Pelemahan harga minyak mentah dunia menjadi salah satu faktor utama yang menekan harga CPO. Dalam sepekan terakhir, harga minyak Brent anjlok hingga 3,51%. Situasi ini berimbas pada daya tarik biofuel yang bahan bakunya berasal dari CPO. Ketika harga minyak fosil murah, insentif untuk beralih ke biofuel otomatis berkurang.

Baca Juga

BMTP Berlaku, Industri Benang Kapas Dalam Negeri Siap Bersaing

Sentimen Ringgit dan Tekanan Eksternal

Selain harga minyak global, pergerakan nilai tukar ringgit Malaysia juga memberi tekanan pada harga CPO. Sepanjang pekan lalu, mata uang ringgit mencatat apresiasi tipis 0,02%.

Kenaikan ini sekilas terlihat kecil, namun cukup signifikan karena CPO diperdagangkan dalam ringgit. Saat ringgit menguat, kontrak CPO menjadi lebih mahal bagi investor asing yang menggunakan mata uang lain. Hal ini membuat minat beli berkurang dan memberi tekanan tambahan pada pasar.

Dengan demikian, pasar CPO saat ini menghadapi tekanan ganda: melemahnya harga minyak dunia serta penguatan mata uang ringgit. Dua faktor ini berkontribusi terhadap lesunya harga sepanjang pekan lalu.

Analisis Teknikal: Masih Bullish Tapi Overbought

Meski ada koreksi jangka pendek, analisis teknikal menunjukkan bahwa tren besar harga CPO masih bullish. Hal ini terlihat dari indikator Relative Strength Index (RSI) yang berada di angka 61. Posisi di atas 50 menandakan aset masih dalam fase bullish.

Namun, sinyal lain menunjukkan adanya potensi koreksi. Indikator Stochastic RSI berada di angka 95, jauh di atas ambang 80 yang berarti sudah memasuki zona jenuh beli atau overbought. Kondisi ini membuka peluang harga terkoreksi karena investor cenderung mengambil keuntungan.

Secara teknikal, level MYR 4.560 per ton akan menjadi pivot point penting pekan ini. Jika harga mampu bertahan di atasnya, peluang untuk naik ke level resisten MYR 4.578–4.594 per ton sangat terbuka. Bahkan, dalam skenario paling optimistis, target resisten bisa mencapai MYR 4.676 per ton.

Sebaliknya, jika tekanan jual kembali kuat, harga CPO berpotensi turun menguji support di level MYR 4.473 per ton. Jika level ini ditembus, harga bisa jatuh lebih jauh hingga MYR 4.413 per ton.

Faktor Fundamental yang Perlu Dicermati

Selain faktor teknikal, kondisi fundamental juga tak bisa diabaikan. Permintaan global terhadap CPO dipengaruhi oleh konsumsi minyak nabati dunia, perkembangan sektor biofuel, hingga kebijakan ekspor dari negara produsen besar seperti Indonesia dan Malaysia.

Ketidakpastian di pasar energi global, terutama terkait harga minyak mentah, akan terus menjadi variabel penting. Jika harga minyak kembali stabil atau menguat, daya tarik biofuel bisa meningkat, yang otomatis memberi dorongan pada harga CPO.

Namun, jika tren pelemahan minyak berlanjut, tekanan terhadap CPO akan semakin besar. Di saat yang sama, dinamika nilai tukar ringgit juga perlu diperhatikan karena langsung memengaruhi daya saing kontrak CPO di pasar internasional.

Prospek Jangka Pendek dan Kesimpulan

Minggu ini, pelaku pasar perlu mencermati pergerakan harga di sekitar pivot MYR 4.560 per ton. Apabila harga berhasil menembus resisten, potensi bullish jangka pendek bisa berlanjut. Namun, risiko koreksi tetap tinggi mengingat indikator teknikal menunjukkan kondisi jenuh beli.

Secara keseluruhan, arah besar harga CPO masih berada di jalur bullish. Meski demikian, kombinasi faktor eksternal—mulai dari harga minyak mentah yang melemah hingga penguatan ringgit—membuat pergerakannya tidak akan mulus. Para pelaku pasar harus lebih waspada terhadap volatilitas tinggi yang bisa terjadi sewaktu-waktu.

Dengan demikian, prospek harga CPO pekan ini bisa dibilang masih menjanjikan, tetapi penuh dengan tantangan. Para pelaku industri dan investor perlu mencermati level-level kunci teknikal sembari memantau perkembangan harga minyak dunia serta pergerakan ringgit.

Aldi

Aldi

indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Update Harga BBM Pertamina Per Selasa 21 Oktober 2025 Terbaru

Update Harga BBM Pertamina Per Selasa 21 Oktober 2025 Terbaru

Tarif Listrik Stabil Sampai Desember 2025, Ini Rinciannya

Tarif Listrik Stabil Sampai Desember 2025, Ini Rinciannya

Strategi Pemerintah Dorong Pembangunan Rumah Subsidi Terus Naik

Strategi Pemerintah Dorong Pembangunan Rumah Subsidi Terus Naik

Layanan Logistik Terpadu Dorong Percepatan Transformasi Bisnis Indonesia

Layanan Logistik Terpadu Dorong Percepatan Transformasi Bisnis Indonesia

PGEO Kelola Panas Bumi, Dukung Transisi Energi Nasional Berkelanjutan

PGEO Kelola Panas Bumi, Dukung Transisi Energi Nasional Berkelanjutan