JAKARTA - Di tengah popularitas kopi Indonesia yang kian mendunia, industri ini sedang menghadapi tantangan besar yang menuntut kolaborasi lintas sektor — mulai dari petani hingga lembaga keuangan.
Perubahan iklim ekstrem dan lonjakan harga biji kopi global menjadi isu yang mengguncang rantai pasok industri kopi dunia, termasuk Indonesia.
Harga biji kopi di pasar global kini menembus titik tertinggi dalam sejarah. Di Amerika Serikat, harga rata-rata kopi bubuk melonjak hingga 41 persen pada September 2025, sebagian besar akibat cuaca ekstrem seperti kekeringan panjang yang melanda kawasan penghasil utama di Amerika Selatan dan Afrika. Dampak kenaikan ini juga dirasakan oleh para pelaku industri kopi di Tanah Air.
Baca JugaResep Rujak Buah Thailand Som Tum Pon La Mai yang Segar dan Lezat
Co-founder Jakarta Coffee Week (Jacoweek), Hendri Kurniawan, menjelaskan bahwa krisis iklim menjadi penyebab utama menurunnya produksi kopi global. “Krisis iklim membuat produksi kopi berkurang dan harganya semakin tinggi,” ujarnya dalam konferensi pers JCW 2025 di Jakarta.
Hendri menekankan bahwa upaya menjaga hutan dan kelestarian alam adalah langkah kunci dalam menghadapi tantangan ini. Bukan hanya untuk melindungi ekosistem, tetapi juga melindungi para petani yang menjadi tulang punggung industri kopi nasional.
Investasi Sumber Daya Manusia, Kunci Ketahanan Petani Kopi
Perubahan iklim dan fluktuasi harga global membuat banyak petani kopi Indonesia berada di posisi rentan. Dalam menghadapi situasi ini, perusahaan dan komunitas lokal terus mencari cara agar petani mampu bertahan dan berkembang.
Salah satunya dilakukan oleh Roemah Coffee, yang memiliki visi meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) di sektor pertanian. Melalui program “1000 Sarjana Petani”, mereka memberikan beasiswa pendidikan di bidang pertanian kepada generasi muda di Universitas Diponegoro, Semarang.
“Whatever we take, we give back,” menjadi prinsip utama Roemah Coffee, di mana sebagian dana hasil penjualan green bean dan roasted bean dikembalikan untuk mendukung pendidikan para petani muda.
Langkah ini bukan hanya tentang tanggung jawab sosial, tetapi juga investasi jangka panjang untuk keberlanjutan industri. Dengan semakin banyak petani yang memahami teknologi, manajemen lahan, dan strategi adaptasi iklim, masa depan kopi Indonesia akan lebih tangguh menghadapi perubahan global.
Dukungan Dunia Perbankan untuk Ekosistem Kopi Nasional
Tidak hanya dari sisi pelaku usaha, lembaga keuangan juga mulai berperan aktif mendukung industri kopi. Bank Mandiri menjadi salah satu mitra strategis yang siap memperkuat ekosistem kopi dari hulu ke hilir.
Diah Eka Purwanti, Senior Vice President Bank Mandiri, menjelaskan bahwa pihaknya berkomitmen mendukung upaya pemberdayaan petani dan penguatan rantai pasok kopi nasional.
“Kami berkomitmen untuk bertumbuh di industri kopi, mulai dari pembiayaan untuk petani hingga jalur distribusi, serta melengkapi pelaku industri kopi dengan alat pembayaran yang memudahkan,” ucap Diah.
Bank Mandiri juga aktif mendukung ajang Jakarta Coffee Week (Jacoweek), dengan menyediakan berbagai fasilitas pembayaran digital seperti Livin’ Mandiri, QRIS, dan Kartu Debit/Kredit Mandiri. Selain itu, bank pelat merah ini menyediakan program business matching untuk mempertemukan petani dan pelaku usaha kopi dengan calon mitra bisnis potensial.
Kolaborasi lintas sektor seperti ini diharapkan dapat menciptakan ekosistem ekonomi kopi yang lebih inklusif dan efisien, di mana para petani tidak hanya menjadi produsen bahan mentah, tetapi juga bagian dari rantai nilai yang lebih luas.
Jacoweek 2025: Simbol Sinergi dan Kebangkitan Industri Kopi
Puncak semangat kolaborasi industri ini terlihat dalam gelaran Jakarta Coffee Week (Jacoweek) 2025, yang berlangsung di ICE BSD City, Tangerang, pada 31 Oktober–2 November 2025. Mengusung tema “A Decade of Passion,” acara ini menjadi perayaan satu dekade perjalanan industri kopi Indonesia.
Lebih dari 200 merek kopi dan teh lokal maupun internasional berpartisipasi, menunjukkan kekuatan jejaring pelaku industri. Hendri Kurniawan menegaskan bahwa Jacoweek bukan sekadar pameran, tetapi gerakan untuk memperkuat posisi kopi Indonesia di panggung global.
“Selama sepuluh tahun, kami membangun fondasi edukasi dan kolaborasi yang kuat. Kini, kami memperluas sinergi agar industri kopi Indonesia dapat tumbuh berkelanjutan,” ujarnya.
Tahun ini, Jacoweek menghadirkan kolaborasi istimewa dengan Tokyo Coffee Festival, salah satu ajang kopi terbesar di Jepang. Kolaborasi ini diharapkan membuka jalan bagi ekspansi pasar kopi Indonesia ke Asia Timur sekaligus memperkenalkan kekayaan cita rasa kopi nusantara ke dunia internasional.
Selain kopi, Jacoweek 2025 juga berkolaborasi dengan Indonesia Tea Culture, memperluas cakupan festival ke ranah teh, yang kini semakin diminati generasi muda. Pengunjung dapat menikmati acara ini dengan tiket seharga Rp25 ribu menggunakan QRIS Livin’ by Mandiri atau kartu debit Mandiri — bukti nyata sinergi digital dalam dunia kuliner dan perbankan.
Mendorong Pertumbuhan Industri Kopi yang Berkelanjutan
Krisis harga dan cuaca ekstrem menjadi pengingat bahwa industri kopi tidak bisa hanya berfokus pada keuntungan jangka pendek. Diperlukan pendekatan menyeluruh — dari keberlanjutan lingkungan, kesejahteraan petani, hingga inovasi teknologi dan akses pembiayaan.
Upaya yang dilakukan oleh pelaku usaha seperti Roemah Coffee, dukungan lembaga keuangan seperti Bank Mandiri, dan wadah kolaborasi seperti Jacoweek menjadi bukti bahwa masa depan industri kopi Indonesia sangat bergantung pada sinergi semua pihak.
Dengan meningkatkan kualitas SDM petani, memperluas akses keuangan, serta memperkuat kerja sama internasional, Indonesia berpeluang besar menjadi pemimpin pasar kopi berkelanjutan di Asia dan dunia.
Petani sebagai Pusat Transformasi Industri Kopi
Tantangan global seperti perubahan iklim dan fluktuasi harga kopi seharusnya menjadi momentum bagi Indonesia untuk membangun sistem kopi yang lebih berdaya dan inklusif.
Memberdayakan petani bukan hanya soal meningkatkan produksi, tetapi juga memberi mereka peran strategis dalam rantai nilai. Melalui pendidikan, dukungan finansial, dan kolaborasi lintas sektor, petani Indonesia kini memiliki peluang nyata untuk menjadi penggerak utama kebangkitan industri kopi nasional.
Seperti kata pepatah, “Kopi terbaik lahir dari tangan yang diberdayakan.” Maka, masa depan industri kopi Indonesia akan ditentukan oleh seberapa kuat kita menjaga dan menguatkan tangan-tangan itu — tangan para petani.
Aldi
indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
PAM Mineral (NICL) Kuartal III/2025: Laba Melonjak, Strategi Hadapi Harga Nikel
- Senin, 03 November 2025
Bank Mega Kuartal III/2025: Laba Tumbuh, Dana Pihak Ketiga Melonjak Signifikan
- Senin, 03 November 2025
Bank Jakarta Kuartal III/2025: Laba Tumbuh, Kredit UMKM dan CASA Menguat Pesat
- Senin, 03 November 2025
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
BLTS Sejahtera Cair Rp 18 Triliun, Purbaya Pastikan Penyaluran Cepat
- 03 November 2025
2.
3.
Harga Skutik Murah Stabil di November, Waktu Tepat Beli Motor
- 03 November 2025
4.
Lenovo AI Glasses V1 Resmi Dirilis, Bawa Fitur Teleprompter Canggih
- 03 November 2025
5.
Resep Rujak Buah Thailand Som Tum Pon La Mai yang Segar dan Lezat
- 03 November 2025













