Kamis, 06 Februari 2025

HSG Awal Pekan Ditutup Melemah Seiring Bursa Asia dan Global

HSG Awal Pekan Ditutup Melemah Seiring Bursa Asia dan Global

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada awal pekan ini ditutup melemah mengikuti tren penurunan di bursa kawasan Asia dan global. Pelemahan IHSG ini terjadi di tengah meningkatnya kewaspadaan investor terhadap situasi ekonomi global yang kurang kondusif.

Pada penutupan perdagangan Senin (tanggal tertentu), IHSG ditutup melemah 1,2% atau turun sebanyak 76 poin ke level 6.218. Sepanjang hari, IHSG bergerak di rentang 6.200 hingga 6.300. Volume perdagangan tercatat sebanyak 15,8 miliar saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 9,8 triliun. Dari total saham yang diperdagangkan, sebanyak 302 saham mengalami penurunan, 189 saham stagnan, dan 187 saham lainnya mengalami kenaikan.

Penurunan IHSG ini sejalan dengan tren bursa saham regional yang juga mengalami tekanan. Indeks Nikkei 225 di Jepang dan Hang Seng di Hong Kong sama-sama mengalami penurunan, masing-masing sebesar 1,5% dan 2,1%. Sementara itu, bursa Wall Street pada akhir pekan lalu juga mencatatkan penurunan signifikan, dengan indeks Dow Jones dan S&P 500 masing-masing turun 0,9% dan 1,1%.

Menurut Analis Senior Pasar Modal, Bapak Rahmat Nurcahyo, pelemahan IHSG ini dipengaruhi oleh beberapa faktor eksternal. "Investor saat ini sedang dalam mode risk-off, dimana mereka cenderung menghindari aset-aset berisiko seperti saham. Sentimen negatif yang datang dari perkembangan ekonomi global membuat mereka lebih berhati-hati," ujar Rahmat kepada ANTARA.

Salah satu faktor utama yang membebani pasar adalah kekhawatiran terhadap ketegangan perdagangan global yang semakin memanas antara Amerika Serikat dan China. Meningkatnya tarif perdagangan yang diberlakukan kedua negara tersebut berdampak pada perlambatan pertumbuhan ekonomi global dan menekan kinerja perusahaan-perusahaan besar dunia.

Selain itu, pelaku pasar juga mencermati perkembangan data ekonomi di Amerika Serikat yang belum menunjukkan perbaikan signifikan. Data tenaga kerja yang dirilis minggu lalu menunjukkan peningkatan klaim pengangguran, yang menambah kekhawatiran akan pemulihan ekonomi yang lambat.

Di sisi lain, fluktuasi harga komoditas juga menjadi perhatian para pelaku pasar. Harga minyak dunia yang mengalami penurunan serta volatilitas harga emas turut mempengaruhi sentimen perdagangan pada hari ini.

Rahmat menambahkan bahwa investor juga mengantisipasi langkah kebijakan dari bank sentral global, terutama Federal Reserve AS, terkait kebijakan moneternya ke depan. "Pasar akan sangat memperhatikan setiap sinyal dari bank sentral mengenai apakah akan ada pengetatan lebih lanjut atau tidak. Ini penting karena keputusan mereka akan berdampak langsung terhadap likuiditas di pasar," jelas Rahmat.

Sementara itu, Kepala Riset PT Mandiri Sekuritas, Ibu Yani Tjahjadi, mencatat bahwa kondisi pasar domestik juga memberi kontribusi terhadap pelemahan IHSG. "Adanya tekanan inflasi di dalam negeri dan ekspektasi kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia membuat pelaku pasar lebih cenderung waspada," kata Yani.

Ia juga menambahkan bahwa untuk jangka panjang, sentimen positif bagi pasar domestik masih ada, terutama dengan adanya proyek infrastruktur pemerintah dan upaya peningkatan investasi asing. "Namun, untuk jangka pendek, volatilitas pasar masih berpotensi tinggi seiring dengan perkembangan isu global yang tidak menentu," tambah Yani.

Para pelaku pasar diharapkan tetap berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi di tengah kondisi pasar yang tidak menentu ini. Investor dianjurkan untuk terus memantau perkembangan terbaru dan mempertimbangkan aspek fundamental dari setiap perusahaan sebelum mengambil keputusan investasi.

Ke depan, fokus investor akan tertuju pada pertemuan-pertemuan penting dari para pemimpin dunia serta data-data ekonomi yang akan dirilis di minggu-minggu mendatang. Pasar juga akan mencermati laporan keuangan kuartalan perusahaan-perusahaan besar yang bisa memberikan gambaran lebih jelas mengenai kinerja mereka di tengah situasi ekonomi global yang menantang.

Dengan demikian, IHSG awal pekan ini mencatat kinerja yang kurang memuaskan seiring dengan tekanan yang dirasakan oleh pasar saham global dan regional. Sentimen risiko yang meningkat akibat berbagai faktor eksternal dan domestik membuat investor mengambil sikap lebih konservatif dalam menyikapi kondisi pasar terkini.

Herman

Herman

indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Banyak Difabel Anak-anak Belum Dapat Bansos, Dinsos Lombok Timur Tegaskan Kebijakan Pendataan

Banyak Difabel Anak-anak Belum Dapat Bansos, Dinsos Lombok Timur Tegaskan Kebijakan Pendataan

PT Angkasa Pura Indonesia Resmi Berdiri: Merger PT Angkasa Pura I dan II yang Ditunggu

PT Angkasa Pura Indonesia Resmi Berdiri: Merger PT Angkasa Pura I dan II yang Ditunggu

KPK Periksa Pejabat KAI Properti Manajemen dalam Dugaan Korupsi Proyek Perkeretaapian

KPK Periksa Pejabat KAI Properti Manajemen dalam Dugaan Korupsi Proyek Perkeretaapian

KPR BRI Property Expo 2024: Hadirkan Promo KPR dan Test Drive Kendaraan Menarik

KPR BRI Property Expo 2024: Hadirkan Promo KPR dan Test Drive Kendaraan Menarik

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Dorong Pertumbuhan Bisnis Pembiayaan Perumahan, Raih Penghargaan Properti Indonesia 2024

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Dorong Pertumbuhan Bisnis Pembiayaan Perumahan, Raih Penghargaan Properti Indonesia 2024