Gerombolan Turis Memasuki Rel, Masinis Hentikan Kereta di Kyoto: Tantangan Kelebihan Wisatawan di Ibu Kota Kebudayaan Jepang
- Rabu, 05 Februari 2025
Kyoto, ibu kota kebudayaan Jepang, kembali diguncang dengan isu klasik yang kerap menghantui kawasan ini kelebihan turis. Insiden terbaru yang terjadi pada tanggal 26 Januari lalu, menambah panjang daftar keluhan warga dan pengguna transportasi umum akibat perilaku sembarangan para wisatawan. Kejadian ini melibatkan para turis yang lalai dan hampir menyebabkan kecelakaan di dekat kuil terkenal, Fushimi Inari Taisha.
Pada hari itu,sekelompok turis terlihat berjalan melewati perlintasan kereta api saat alarm tanda kedatangan kereta sudah berbunyi. Penghalang otomatis sudah turun, namun para turis ini tetap melenggang tanpa menghiraukan bahaya di depan mata. Kepanikan ini membuat petugas stasiun tak punya pilihan selain menekan tombol darurat, memberi sinyal bagi masinis kereta untuk segera menghentikan laju kereta tersebut.
Penundaan selama 20 menit akibat tindakan sembrono ini tidak hanya mengganggu jadwal perjalanan, tetapi juga menambah beban frustrasi para penumpang lainnya. Salah satu penumpang yang enggan disebutkan namanya mengatakan, "Keterlambatan ini semakin sering terjadi. Sangat mengganggu dan membuat jadwal saya berantakan."
Kendala Kepadatan Wisata di Kyoto
Kejadian serupa bukanlah pertama kalinya terjadi. Padatnya arus wisatawan di Kyoto bukan hanya menyebabkan keterlambatan transportasi, tetapi juga menimbulkan ancaman keselamatan. Wisatawan sering kali mengabaikan peraturan keselamatan di perlintasan kereta api, suatu perilaku yang berpotensi membahayakan nyawa mereka sendiri dan orang lain.
Kemacetan yang terjadi pada 26 Januari itu bahkan lebih parah dibandingkan biasanya, tidak hanya melibatkan satu kelompok tetapi dua kelompok turis yang mencoba menyeberang dari masing-masing sisi perlintasan. "Kekacauan ini membuat hampir tidak mungkin untuk menyeberang dengan aman," lapor seorang saksi mata yang kerap menyaksikan perilaku serampangan para pelancong ini.
Selain pejalan kaki, kendaraan bermotor juga turut merasakan dampak dari perilaku sembrono ini. Sebuah taksi nyaris gagal beranjak dari rel ketika palang penghalang mulai turun. Situasi seperti ini, yang terjadi beberapa kali seminggu, menandakan bahwa ada urgensi untuk mencari solusi jangka panjang.
Mencari Solusi untuk Masalah Klasik
Sebagian warga dan pengamat berpendapat bahwa seharusnya ada petugas keamanan yang ditempatkan secara permanen di lokasi-lokasi rawan untuk memandu dan mengatur para wisatawan. Namun, luasnya area wisata di Kyoto menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah kota untuk mengimplementasikan langkah tersebut.
Untuk mengatasi masalah ini, dibutuhkan kerja sama lintas sektor antara pemerintah kota, operator kereta api, dan pemandu wisata. Komunikasi yang jelas dan langkah proaktif dari semua pihak diharapkan dapat meminimalisir insiden serupa di masa mendatang. Pemerintah kota mengusulkan adanya diskusi terbuka untuk mencari solusi efektif. Salah satu pejabat berwenang berkata, "Kami berharap bisa menciptakan sistem yang akan membantu turis menyeberang dengan aman tanpa mengganggu jadwal kereta."
Dengan upaya dan inisiatif bersama, diharapkan kepadatan turis yang sering menjadi masalah di Kyoto dapat ditangani dengan lebih baik, sehingga dapat menjaga keselamatan dan kenyamanan baik bagi wisatawan maupun warga lokal. Hal ini penting, mengingat status Kyoto sebagai salah satu destinasi wisata terpopuler di Jepang, yang selama ini dikenal berkat lanskap budaya dan sejarahnya yang menawan.
Sindi
indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
PT Angkasa Pura Indonesia Resmi Berdiri: Merger PT Angkasa Pura I dan II yang Ditunggu
- Senin, 09 Desember 2024
KPK Periksa Pejabat KAI Properti Manajemen dalam Dugaan Korupsi Proyek Perkeretaapian
- Senin, 09 Desember 2024
KPR BRI Property Expo 2024: Hadirkan Promo KPR dan Test Drive Kendaraan Menarik
- Senin, 09 Desember 2024