Kemensos Usulkan 40 Calon Pahlawan Nasional, Termasuk Soeharto
- Jumat, 24 Oktober 2025
JAKARTA - Wacana tentang Mobil Nasional (Mobnas) kembali menjadi sorotan publik setelah Presiden Prabowo Subianto menargetkan Indonesia mampu memproduksi kendaraan nasional dalam tiga tahun mendatang. Target ambisius ini mendapat dukungan kuat dari Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita, yang kini tengah mendorong agar proyek tersebut mendapat status Proyek Strategis Nasional (PSN).
Agus meyakini, jika proyek Mobnas masuk ke daftar PSN, maka seluruh tahapan — mulai dari perencanaan, implementasi, hingga proses produksi — bisa berjalan jauh lebih cepat. “Dengan penetapan status PSN itu seharusnya semua hal yang berkaitan dengan persiapan, implementasi sampai nanti commissioning bisa lebih cepat, sesuai dengan harapan dari Presiden,” ujar Agus.
Dorongan Menperin: Mobnas Masuk Daftar Proyek Strategis Nasional
Baca JugaPrabowo Tegaskan Penguasaan Bahasa Asing Jadi Kunci Diplomasi dan Kemajuan Indonesia
Agus mengungkapkan, usulan resmi untuk memasukkan proyek Mobnas ke dalam PSN sudah dikirimkan ke Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) pekan lalu. Langkah ini sejalan dengan perubahan regulasi, di mana kewenangan penetapan PSN kini berada di bawah Bappenas, bukan lagi Kementerian Koordinator Perekonomian.
“Minggu lalu, saya sudah tanda tangan surat, yang ditujukan kepada Menteri Bappenas. Usulan saya, Bappenas bisa menetapkan proyek mobil nasional yang menjadi garis kebijakan Presiden itu bisa dijalankan atau ditetapkan statusnya menjadi PSN,” kata Agus.
Lebih lanjut, Menperin memastikan ekosistem industri otomotif dalam negeri sudah siap mendukung proyek besar ini. “Industrinya sudah siap, saya juga sudah bicara,” tegasnya.
Meskipun belum mengumumkan detail seperti peta jalan, kapasitas produksi, atau perusahaan yang akan terlibat, Agus memberi bocoran menarik bahwa prototipe mobil nasional sudah pernah ditampilkan di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025.
“Merek-nya sudah ada, dan perusahaannya saya sudah bertemu, tapi mungkin saya tidak bisa buka menyampaikan sekarang ke publik. Semuanya sudah siap. Saya sudah lihat (mobil-nya). Jadi calon Mobnas yang kemarin disampaikan Presiden dalam Rapat Paripurna Kabinet sebetulnya sudah ditampilkan ke publik dalam GIIAS,” ujarnya menambahkan.
Dukungan dari Industri Otomotif, tapi Tunggu Detail Regulasi
Rencana pemerintah ini disambut positif oleh pelaku industri otomotif, meskipun mereka menekankan pentingnya kejelasan aturan dan persyaratan teknis sebelum pelaksanaan.
Ketua Gaikindo, Jongkie Sugiarto, menyatakan pihaknya sepenuhnya mendukung langkah pemerintah dalam mewujudkan mobil nasional. Namun, ia mengingatkan agar pelaksanaan proyek tetap menunggu regulasi resmi.
“Kami Gaikindo mendukung program pemerintah mengenai mobil Indonesia ini. Tapi sebaiknya kita tunggu peraturan dan persyaratannya dulu saja,” ujar Jongkie.
Dukungan serupa datang dari Sekjen Gabungan Industri Alat Mobil dan Motor (GIAMM), Rachmad Basuki. Ia berharap keberadaan Mobnas bisa mendorong pertumbuhan industri komponen lokal dan menambah output produksi dalam negeri.
“Concern kami bagaimana menjaga kapasitas terpasang dengan berbagai macam usaha seperti ekspor. Kalau mobil nasional terealisasi dan bisa menambah output industri komponen, kami bersyukur,” jelasnya.
Pakar UI: Perlu Tata Kelola yang Ketat dan Desain Realistis
Dari sisi akademisi, Peneliti Senior LPEM FEB Universitas Indonesia (UI), Riyanto, menegaskan bahwa keberhasilan proyek mobil nasional sangat bergantung pada tata kelola yang ketat dan kebijakan yang realistis.
“Jika proyek mobil nasional masuk PSN, pastikan governance ketat, target realistis, dan tidak distorsif terhadap pelaku yang sudah berinvestasi,” ujarnya.
Riyanto juga menekankan pentingnya kolaborasi dengan OEM (Original Equipment Manufacturer) yang sudah memiliki basis produksi di Indonesia, bukan hanya mengandalkan satu produsen tunggal.
“Pastikan yang dimaksud ‘mobil nasional’ adalah industrial policy yang menguatkan basis pemasok domestik, dengan milestones lokalisasi yang terukur serta sunset clause insentif,” tambahnya.
Pandangan ini menegaskan bahwa keberhasilan Mobnas bukan hanya soal produksi mobil, tetapi juga strategi industri jangka panjang yang memperkuat rantai pasok dan daya saing manufaktur dalam negeri.
Pandangan Pakar ITB: Momentum Reindustrialisasi Nasional
Sementara itu, Pakar Otomotif ITB, Yannes Martinus Pasaribu, menilai proyek mobil nasional memiliki potensi besar sebagai katalis reindustrialisasi Indonesia. Ia menilai model kendaraan seperti “Maung” MV3 dari PT Pindad (Persero) bisa menjadi titik awal yang strategis sebelum Indonesia masuk ke pasar kendaraan massal.
“Sebagai jangkar permintaan yang stabil dan terkendali, sebelum ekspansi ke kendaraan massal dan komersial dengan persaingan bebas yang lebih ketat dan kompleks head to head dengan brand-brand luar yang sudah world class,” kata Yannes.
Menurutnya, kebutuhan kendaraan pemerintah dapat menjadi pasar awal yang menjamin volume produksi antara 10.000–20.000 unit per tahun, sekaligus memperkuat rantai pasok dan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) hingga 60%.
Namun, Yannes juga mengingatkan agar pemerintah tidak mengulangi kesalahan masa lalu yang menimpa proyek Timor, Bimantara, dan Esemka. Ia menegaskan, proyek Mobnas harus dirancang sebagai agenda strategis jangka panjang dengan fondasi industri komponen yang kuat.
“Proyek mobil nasional kali ini harus dirancang sebagai agenda industri strategis jangka panjang dengan fondasi industri komponen dalam negeri dan model bisnis yang kuat,” tegasnya.
Lebih jauh, ia menyarankan agar dibentuk konsorsium nasional yang melibatkan BUMN seperti PT Pindad, sektor swasta berpengalaman, serta perguruan tinggi.
“Setiap kolaborasi internasional harus berbasis transfer teknologi inti yang mengikat, bukan sekadar perakitan. Kemudian, harus ada pembangunan masif industri komponen inti kendaraan dengan TKDN riil mencapai 80%-an dalam 5 tahun ke depan,” pungkasnya.
Proyek mobil nasional kini berada di persimpangan penting. Dukungan pemerintah, kesiapan industri, dan pandangan pakar menunjukkan peluang besar bagi Indonesia untuk memiliki kendaraan nasional yang kompetitif. Namun, keberhasilan Mobnas hanya akan tercapai jika pemerintah mampu menerapkan tata kelola yang disiplin, kebijakan industri yang realistis, dan memastikan transfer teknologi nyata bagi kemajuan industri otomotif nasional.
Aldi
indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Vitamin K1 vs K2: Mana yang Lebih Efektif untuk Menjaga Kekuatan dan Kesehatan Tulang?
- Jumat, 24 Oktober 2025
5 Variasi Wall Push-Up untuk Pemula agar Tubuh Lebih Kuat dan Postur Lebih Tegak
- Jumat, 24 Oktober 2025
Waspadai Batu Ginjal yang Kerap Kambuh: Begini Proses dan Pencegahannya
- Jumat, 24 Oktober 2025
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
2.
Harga Emas Pegadaian Hari Ini Jumat 24 Oktober Terbaru Stabil
- 24 Oktober 2025
3.
4.
IHSG Menguat Jumat 24 Oktober 2025, Saham Pilihan Potensi Cuan
- 24 Oktober 2025
5.
Bursa Saham Asia Positif, IHSG Awali Perdagangan Jumat Menguat
- 24 Oktober 2025











.jpg)