JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka pada posisi 8.294,892 pada perdagangan Jumat, 24 Oktober 2025.
Lonjakan ini menunjukkan optimisme investor di awal sesi. Berdasarkan data RTI hingga pukul 09.07 WIB, IHSG naik 30,825 poin atau 0,37 persen ke level 8.305,178.
Tren positif ini menandai kelanjutan penguatan yang terlihat pada penutupan kemarin, di mana IHSG ditutup menguat 1,49 persen ke level 8.274. Penguatan tersebut didorong aksi beli asing yang mencatat net buy Rp948 miliar di pasar reguler.
Baca JugaPurbaya Apresiasi Langkah Mandiri Danantara Selesaikan Utang Kereta
Aktivitas Saham dan Volume Transaksi
Pada perdagangan pagi ini, sebanyak 280 saham menguat, 198 saham melemah, dan 175 saham stagnan. Total transaksi tercatat mencapai Rp1,860 triliun dengan volume perdagangan sebesar 2,176 miliar saham.
Aktivitas ini menunjukkan tingginya minat investor, terutama pada saham-saham dengan fundamental kuat atau potensi kenaikan jangka pendek.
Prediksi Kenaikan IHSG Hari Ini
Senior Retail Research Analyst BNI Sekuritas, Kevin Juido Hutabarat, memperkirakan IHSG masih memiliki potensi kenaikan. "IHSG akan menguji resistance 8.300 hingga 8.350 dengan support di 8.250 hingga 8.200," jelas Kevin.
Prediksi ini menunjukkan bahwa pergerakan indeks masih berada dalam tren positif, meskipun investor tetap disarankan memantau sentimen global yang bisa memengaruhi arah pasar.
Pengaruh Pasar Global terhadap IHSG
Penguatan IHSG pagi ini sejalan dengan rebound indeks saham Wall Street pada Kamis, 23 Oktober 2025. Investor memborong saham setelah laporan laba beberapa perusahaan AS menunjukkan hasil positif.
Indeks S&P 500 naik 0,58 persen, Dow Jones Industrial Average bertambah 0,31 persen, dan Nasdaq Composite menguat 0,89 persen, terutama didorong saham teknologi seperti Nvidia, Broadcom, dan Amazon.
Di sisi lain, pasar saham Asia menunjukkan pergerakan beragam. Indeks Nikkei 225 Jepang turun 1,35 persen, Topix melemah 0,39 persen akibat aksi ambil untung setelah rally dipicu ekspektasi kebijakan longgar pemerintahan baru Perdana Menteri Sanae Takaichi.
Hang Seng Hong Kong menguat 0,72 persen, Taiex Taiwan turun 0,42 persen, Shanghai Composite naik 0,22 persen, Kospi Korea Selatan melemah 0,98 persen, dan ASX 200 Australia naik 0,03 persen. FTSE Straits Times naik 0,51 persen, dan FTSE Malaysia bertambah 0,33 persen.
Saham Pilihan untuk Investor
Dalam kondisi pasar yang optimis ini, sejumlah saham diproyeksikan menjadi pilihan trading idea yang berpotensi memberikan cuan. Kevin menyoroti saham MINA, BUVA, BRMS, BMRI, JARR, dan BUMI.
Investor disarankan memanfaatkan momentum penguatan IHSG untuk membeli saham pada level yang disarankan dan memantau target serta cutloss yang ditentukan.
MINA – Spec buy di area Rp193-Rp196, cutloss di bawah Rp190, target Rp200-Rp210.
BUVA – BoW di area Rp710-Rp730, cutloss di bawah Rp700, target Rp780-Rp800.
BRMS – Spec buy di Rp875-Rp920, cutloss di bawah Rp870, target Rp940-Rp990.
BMRI – Spec buy di Rp4.400-Rp4.430, cutloss di bawah Rp4.380, target Rp4.540-Rp4.600.
JARR – Spec buy di Rp4.870-Rp5.050, cutloss di bawah Rp4.850, target Rp5.200-Rp5.400.
BUMI – Spec buy di Rp128-Rp132, cutloss di bawah Rp127, target Rp135-Rp140.
Strategi Investor di Tengah Volatilitas
Kenaikan IHSG menjadi momentum bagi investor jangka pendek untuk memanfaatkan peluang cuan. Namun, Kevin menekankan pentingnya disiplin dalam mengikuti level cutloss dan target.
Investor juga disarankan memantau pergerakan pasar global, termasuk laporan keuangan perusahaan AS, karena berpengaruh terhadap IHSG. Kondisi ini mengingatkan bahwa walau pasar menunjukkan tren positif, risiko koreksi tetap ada.
Dukungan Aktivitas Asing terhadap Optimisme Pasar
Aktivitas net buy asing yang signifikan menjadi salah satu faktor pendorong IHSG. Investor global menunjukkan kepercayaan terhadap prospek pasar saham Indonesia, terutama setelah laporan laba perusahaan AS memperlihatkan hasil solid.
Lonjakan IHSG pagi ini mencerminkan respons pasar terhadap faktor eksternal sambil tetap memberikan peluang bagi investor domestik untuk meraih keuntungan.
IHSG dan Prospek Jangka Pendek
Melihat tren kenaikan IHSG, analis menyarankan investor untuk tetap selektif memilih saham. Saham dengan fundamental kuat dan potensi kenaikan harga jangka pendek dapat menjadi fokus utama. Investor perlu waspada terhadap koreksi minor akibat aksi ambil untung.
IHSG diperkirakan bergerak dalam rentang support dan resistance yang telah ditetapkan, memberikan panduan bagi pengambilan keputusan trading.
Rekomendasi Saham Sektor Strategis
Selain saham pilihan di atas, sektor keuangan, energi, dan konsumer masih menjadi fokus pergerakan investor. Bank besar seperti BMRI mendapat perhatian karena stabilitas fundamentalnya, sedangkan BUMI mencerminkan potensi dari sektor pertambangan.
Saham konsumer juga tetap menarik, terutama yang menunjukkan kinerja laba yang solid. Investor dianjurkan melakukan diversifikasi untuk meminimalkan risiko sekaligus memaksimalkan potensi return.
IHSG pada Jumat, 24 Oktober 2025, memulai perdagangan dengan tren positif, ditopang aktivitas investor asing dan rebound pasar global. Saham MINA, BUVA, BRMS, BMRI, JARR, dan BUMI menjadi fokus trading idea yang potensial memberikan keuntungan.
Meski demikian, investor disarankan tetap disiplin mengikuti level cutloss dan target untuk mengelola risiko. Dengan memantau perkembangan pasar global dan domestik, peluang meraih cuan tetap terbuka di tengah fluktuasi IHSG.
Sindi
indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Presiden Brasil dan Prabowo Sepakati IM-CEPA Selesai Sebelum Desember 2026
- Jumat, 24 Oktober 2025
Berita Lainnya
Cara Mengajukan KUR BRI 2025: Simulasi Tabel Angsuran, Syarat Pengajuan
- Jumat, 24 Oktober 2025
Terpopuler
1.
ENRG Genjot Ekspansi Anorganik, Perkuat Cadangan Migas Nasional
- 24 Oktober 2025
2.
Surge (WIFI) Gandeng Huawei Perluas Layanan 5G Nasional
- 24 Oktober 2025
3.
Puri Sentul (KDTN) Luncurkan Fu Padel, Perluas Bisnis Rekreasi
- 24 Oktober 2025
4.
BTN Cetak Laba Rp 2,3 Triliun, Efisiensi Jadi Kunci
- 24 Oktober 2025
5.
BNI Catat Laba Rp 15,1 Triliun, Tumbuh di Kuartal III
- 24 Oktober 2025












