Kamis, 23 Oktober 2025

Investor China Chengdong Investment Lanjut Jual Saham BUMI, Pasar Batu Bara Bergerak Dinamis

Investor China Chengdong Investment Lanjut Jual Saham BUMI, Pasar Batu Bara Bergerak Dinamis
Investor China Chengdong Investment Lanjut Jual Saham BUMI, Pasar Batu Bara Bergerak Dinamis

JAKARTA - Pergerakan investor besar kembali menjadi sorotan setelah Chengdong Investment Corporation, entitas di bawah China Investment Corporation (CIC), kembali melepas sebagian kepemilikan sahamnya di PT Bumi Resources Tbk. (BUMI). Aksi jual ini menandai langkah lanjutan investor kakap asal China tersebut dalam menata ulang portofolio investasinya di sektor batu bara Indonesia.

Berdasarkan data terbaru dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per Kamis, 23 Oktober 2025, Chengdong kembali melepas saham BUMI dalam jumlah besar. Pada transaksi Selasa, 21 Oktober 2025, perusahaan tersebut menjual 41.330.100 saham BUMI yang dimilikinya.

Pelepasan Saham Chengdong Berlanjut Sejak Pertengahan 2025

Baca Juga

Program Transfer Knowledge Whoosh Siapkan 513 SDM KAI Profesional

Pasca-transaksi itu, kepemilikan Chengdong di BUMI kini tercatat sebanyak 33.045.999.430 saham, setara dengan 8,9 persen dari total saham yang beredar. Angka tersebut turun dari 33.087.329.530 saham atau sekitar 8,91 persen pada Senin, 20 Oktober 2025.

Aksi ini menjadi bagian dari rangkaian penjualan yang sudah dilakukan sejak pertengahan tahun. Berdasarkan catatan, 3.713.353.900 saham BUMI telah dilepas oleh Chengdong antara 12 Juni hingga 9 Oktober 2025, menunjukkan pola konsisten dalam pengurangan kepemilikan.

Penjualan dilakukan dengan harga rata-rata antara Rp112,06 hingga Rp152,44 per lembar saham. Pola serupa juga terlihat sejak Desember 2024 hingga Juni 2025, ketika Chengdong melepas 2,53 miliar saham secara bertahap dengan harga antara Rp108 hingga Rp143 per lembar.

Pergerakan tersebut menggambarkan strategi penyesuaian investasi yang dilakukan secara hati-hati oleh Chengdong di tengah fluktuasi pasar batu bara global. Langkah itu sekaligus menunjukkan upaya investor dalam menyeimbangkan portofolio investasinya di sektor energi.

CIC Tegaskan Penjualan Bukan Bagian dari Repurchase Agreement

Ketua sekaligus CEO China Investment Corporation (CIC), Qingsong Zhang, memberikan penjelasan terkait rangkaian penjualan saham tersebut. Ia menegaskan bahwa langkah Chengdong bukan merupakan bagian dari repurchase agreement atau perjanjian pembelian kembali.

Repurchase agreement biasanya dilakukan sebagai transaksi jangka pendek dengan harga yang sudah disepakati sebelumnya. Namun, dalam kasus ini, CIC menegaskan bahwa mereka tidak memiliki niat untuk mempertahankan kendali atas BUMI maupun melakukan transaksi semacam itu.

“Rangkaian penjualan saham tersebut bukanlah bagian dari repurchase agreement,” ujar Qingsong. Dengan demikian, langkah penjualan ini dipastikan akan terus berlanjut sesuai dengan kebijakan investasi Chengdong.

Ia juga menambahkan bahwa keputusan tersebut telah mempertimbangkan kondisi pasar, prospek harga batu bara, dan kebijakan diversifikasi investasi global yang diterapkan CIC. Langkah ini dinilai sebagai bentuk strategi portofolio jangka panjang yang disesuaikan dengan dinamika energi dunia.

Porsi Kepemilikan dan Nilai Transaksi di Pasar Saham

Dari laporan resmi yang dirilis, CIC melalui anak perusahaannya, Chengdong, kini hanya memiliki 8,99 persen hak suara di BUMI. Posisi ini tercapai setelah penjualan 50.846.800 saham pada 9 Oktober 2025 dengan harga rata-rata Rp145,42 per lembar.

Penurunan kepemilikan ini memperkuat tren divestasi yang sudah berlangsung hampir setahun terakhir. Di sisi lain, langkah tersebut tidak serta-merta mengguncang harga saham BUMI di lantai Bursa Efek Indonesia (BEI).

Pada Kamis, 23 Oktober 2025, saham BUMI justru ditutup menguat di level Rp136 per lembar, naik 3,03 persen secara harian. Sepanjang enam bulan terakhir, saham ini tercatat tumbuh 25,93 persen, menunjukkan optimisme investor terhadap prospek kinerja perusahaan batu bara terbesar di Indonesia itu.

Analis pasar melihat pergerakan harga ini sebagai cerminan keyakinan pelaku pasar bahwa penjualan oleh investor besar seperti Chengdong tidak berpengaruh signifikan terhadap fundamental BUMI. Perusahaan masih dipandang solid dengan dukungan permintaan batu bara yang tinggi di pasar global.

UBS AG Ikut Melepas Saham BUMI dalam Jumlah Besar

Tak hanya Chengdong, lembaga keuangan global lainnya yakni UBS AG juga tercatat melakukan aksi jual saham BUMI. Penjualan tersebut dilakukan oleh Dominic Eichrodt dan Ruby Ko, yang mewakili Grup Pelaporan Pemegang Saham APAC UBS AG.

Pada Kamis, 9 Oktober 2025, UBS AG menjual sebanyak 588.905.500 saham BUMI dengan harga rata-rata Rp146,52 per lembar. Dengan demikian, total nilai transaksi penjualan mencapai sekitar Rp86,29 miliar.

Dalam keterangannya pada Rabu, 15 Oktober 2025, UBS menjelaskan bahwa transaksi tersebut merupakan bagian dari kegiatan lindung nilai derivatif klien. “UBS menjual saham untuk kegiatan lindung nilai derivatif klien,” ujar Dominic Eichrodt.

Setelah transaksi itu, UBS AG kini menggenggam 25.713.342.234 saham, atau sekitar 6,92 persen dari total saham beredar BUMI. Jumlah ini menurun dari 26.302.247.734 saham atau 7,08 persen pada periode sebelumnya.

Penjualan saham oleh UBS AG ini juga mencerminkan dinamika investor global terhadap sektor pertambangan batu bara Indonesia. Meski demikian, kehadiran investor asing tetap menjadi indikator kuatnya minat terhadap prospek energi dan sumber daya di Tanah Air.

Arah Investasi Global di Tengah Perubahan Pasar Energi

Fenomena pelepasan saham oleh dua institusi besar ini menunjukkan bahwa pasar modal Indonesia sedang mengalami fase penyesuaian. Di tengah transisi energi global dan perubahan kebijakan lingkungan, investor besar mulai melakukan rebalancing terhadap aset-aset berbasis batu bara.

Namun, penurunan kepemilikan asing tidak serta-merta menandakan melemahnya kinerja emiten sektor energi. Justru, banyak analis menilai bahwa aksi jual tersebut memberi peluang bagi investor domestik untuk memperkuat posisi di saham BUMI.

BUMI sendiri tetap menjadi salah satu perusahaan batu bara dengan kinerja produksi dan ekspor yang solid. Dalam beberapa bulan terakhir, perusahaan ini berhasil menjaga stabilitas operasionalnya di tengah volatilitas harga komoditas dunia.

Langkah-langkah yang dilakukan investor asing seperti Chengdong dan UBS dinilai lebih sebagai strategi portofolio daripada indikasi lemahnya prospek sektor batu bara. Dengan kebijakan diversifikasi investasi global, kedua entitas itu tengah menyesuaikan fokus investasinya terhadap pasar energi masa depan.

BUMI Tetap Jadi Sorotan di Tengah Dinamika Investasi Asing

Meskipun ada aksi jual dari investor besar, saham BUMI tetap menjadi magnet di pasar modal Indonesia. Volume perdagangan yang tinggi dan minat investor ritel yang meningkat menunjukkan bahwa BUMI masih menjadi salah satu saham paling aktif di sektor energi.

Para pelaku pasar menilai langkah Chengdong dan UBS sebagai sinyal normal dalam dinamika investasi jangka panjang. Dengan prospek permintaan batu bara yang masih kuat di Asia, BUMI diyakini akan tetap bertahan sebagai pemain utama dalam industri energi nasional.

Investor lokal dan institusi dalam negeri kini dihadapkan pada peluang untuk mengambil posisi strategis di tengah fluktuasi kepemilikan asing tersebut. Sementara itu, langkah transparan dari CIC dan UBS memperlihatkan bahwa pasar modal Indonesia tetap menjadi arena yang terbuka dan menarik bagi investor global.

Dengan situasi yang dinamis ini, saham BUMI akan terus menjadi perhatian utama para analis dan pelaku pasar, baik di dalam maupun luar negeri.

Nathasya Zallianty

Nathasya Zallianty

indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Bangun Karya Lepas Anak Usaha Pacu Bisnis Kendaraan Listrik

Bangun Karya Lepas Anak Usaha Pacu Bisnis Kendaraan Listrik

Benjie Yap Jelaskan Cara Efisiensi Biaya Kerek Laba Unileve

Benjie Yap Jelaskan Cara Efisiensi Biaya Kerek Laba Unileve

Kinerja Keuangan Nusantara Sawit Sejahtera Kuartal III 2025 Meningkat

Kinerja Keuangan Nusantara Sawit Sejahtera Kuartal III 2025 Meningkat

Jadwal Kapal Pelni Ambon-Sorong November 2025 Harga Terbaru

Jadwal Kapal Pelni Ambon-Sorong November 2025 Harga Terbaru

ASDP Pastikan Penyeberangan Ambon Lancar Saat Libur Nataru 2025

ASDP Pastikan Penyeberangan Ambon Lancar Saat Libur Nataru 2025