
JAKARTA - Pembangunan kilang minyak kelapa sawit bukan hanya fokus pada kapasitas produksi dan besarnya investasi.
Industri ini juga berperan penting dalam mendukung pembangunan berkelanjutan serta memperkuat ketahanan pangan nasional.
Cargill, perusahaan multinasional asal Amerika Serikat, melalui anak usahanya PT Pacrim Nusantara Lestari Food, menghadirkan terobosan baru lewat kilang minyak kelapa sawit di Bandar Lampung, yang memiliki kapasitas pemurnian hingga satu juta metrik ton per tahun.
Baca Juga
Asia Pacific Group President of Cargill Agriculture and Trading, Penne Kehl, menyatakan bahwa proyek ini bukan hanya sekadar menambah kapasitas produksi, melainkan juga mencerminkan komitmen perusahaan terhadap pengelolaan yang bertanggung jawab dan ramah lingkungan.
“Investasi kami di refinery ini menandai era baru kemitraan, seiring dengan upaya kami untuk meningkatkan produksi produk kelapa sawit yang aman dan berkelanjutan, serta membangun rantai pasok yang tangguh dan berkontribusi terhadap sistem pangan global yang aman, bertanggung jawab, dan berkelanjutan,” ujar Penne.
Teknologi dan Keberlanjutan Menjadi Fokus Utama
Kilang yang dibangun dengan kapasitas pemurnian 3.000 metrik ton minyak sawit per hari ini tidak hanya mengedepankan kuantitas.
Penne Kehl menekankan bahwa fasilitas ini dirancang dengan teknologi mutakhir yang hemat energi dan dilengkapi dengan instalasi pengolahan air limbah. Sistem pengelolaan air yang diterapkan dirancang khusus untuk meminimalkan dampak operasional terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar.
Keberadaan fasilitas pengolahan limbah dan pengelolaan air yang canggih adalah wujud nyata bagaimana Cargill memprioritaskan tanggung jawab lingkungan.
Hal ini sejalan dengan tren global yang menuntut industri sawit agar tidak hanya berorientasi pada keuntungan, tetapi juga keberlanjutan sosial dan ekologis.
Investasi Besar untuk Mendukung Ketahanan Pangan dan Ekonomi
Staf Ahli Bidang Iklim Usaha dan Investasi Kementerian Perindustrian, Doddy Rahadi, menjelaskan bahwa nilai investasi kilang ini mencapai USD 200 juta atau setara Rp 3,31 triliun, sebuah angka yang menunjukkan besarnya komitmen Cargill dalam memperkuat industri sawit nasional.
“Kami mendapat informasi nilai investasi yang ditanamkan mencapai USD 200 juta atau sekitar Rp 3,3 triliun. Kapasitas produksi terpasang juga sangat besar, yaitu 1 juta ton minyak kelapa sawit per tahun. Ini berarti sangat strategis untuk mendukung ketahanan pangan nasional dan global,” kata Doddy.
Selain nilai investasi, Doddy juga mengingatkan bahwa industri hilirisasi kelapa sawit memiliki peranan penting dalam menyerap tenaga kerja.
Saat ini, sektor ini sudah menyerap sekitar 4,1 juta pekerja di seluruh Indonesia. Dengan adanya kilang ini, diharapkan peluang kerja dan dampak positif ekonomi semakin meluas.
Kilang Pertama Cargill di Indonesia dan Produksi Beragam
Managing Director Business Tropical Oil Cargill, Azlan Adnan, menambahkan bahwa kilang di Lampung ini menjadi yang pertama dibangun Cargill di Indonesia.
Proyek ini menjadi pintu gerbang perusahaan untuk lebih dalam berkontribusi pada industri kelapa sawit nasional, yang merupakan salah satu komoditas strategis.
Kilang ini memproduksi berbagai produk intermediate yang beragam, seperti Crude Palm Oil (CPO), Bleached Palm Oil, Refined Palm Oil, Palm Fatty Acid Distillate, Refined Palm Olein, Refined Palm Stearin, Crude Palm Kernel Oil, Bleached Palm Kernel Oil, Refined Palm Kernel Oil, dan Palm Kernel Fatty Acid Distillate. Dari produk-produk tersebut, CPO masih mendominasi sebagai produk utama yang dihasilkan.
Menyokong Rantai Pasok Global dan Domestik
Azlan juga menjelaskan bahwa kilang ini berperan penting dalam mengintegrasikan rantai pasok global Cargill, dengan porsi pemasaran 30 persen untuk kebutuhan domestik dan sisanya 70 persen untuk pasar ekspor.
“Kami punya perkebunan sawit di Sumatera Selatan dan Kalimantan Barat. Dengan adanya refinery di Lampung ini, kami bisa menghubungkan pasokan ke pelanggan di seluruh dunia, terutama di Amerika Utara, Eropa, dan beberapa negara Asia seperti China, India, dan Pakistan. Sekitar 30 persen produksi untuk pasar domestik, sisanya ekspor,” jelasnya.
Dengan jaringan rantai pasok yang kuat, Cargill memanfaatkan lokasi strategis Lampung untuk memaksimalkan distribusi produk kelapa sawit ke berbagai pasar utama, sekaligus memenuhi kebutuhan pasar domestik yang terus meningkat.
Sumber Bahan Baku Beragam, Prioritas Lokal
Kilang Lampung mendapatkan bahan baku minyak sawit dari beberapa wilayah strategis. Sekitar 20 persen bahan baku berasal dari Lampung sendiri, sementara sisanya dipasok dari Bengkulu, Kalimantan Barat, dan Sumatera Selatan.
“Kadang bergantung pada ketersediaan dan harga pasar, tapi rata-rata 20 persen datang dari Lampung, sementara 30 persen lagi dari Kalimantan Barat dan Bengkulu. Lokasi ini kami pilih karena sangat strategis,” ujar Azlan.
Penentuan lokasi kilang di Bandar Lampung juga mencerminkan strategi Cargill dalam mengoptimalkan efisiensi logistik dan memperkuat hubungan dengan pemasok lokal, sekaligus menjaga kesinambungan pasokan bahan baku yang berkualitas.
Kilang Sawit: Simbol Sinergi Industri dan Lingkungan
Dengan keberadaan kilang berkapasitas besar ini, Cargill menunjukkan bagaimana bisnis kelapa sawit bisa berkembang dengan prinsip keberlanjutan yang kuat.
Kilang ini bukan hanya alat produksi, melainkan juga representasi komitmen jangka panjang terhadap pengembangan industri yang lebih bertanggung jawab dan inklusif.
Investasi sebesar USD 200 juta dengan kapasitas pemurnian 1 juta metrik ton per tahun di Lampung menandai babak baru yang penting dalam penguatan ketahanan pangan dan ekonomi nasional melalui industri kelapa sawit.
Di saat yang sama, teknologi hijau dan pengelolaan limbah yang diterapkan menjadi cerminan kepedulian terhadap masa depan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat sekitar.
Kilang minyak kelapa sawit Cargill di Bandar Lampung adalah contoh nyata bagaimana sektor industri strategis bisa berjalan selaras dengan keberlanjutan lingkungan dan pengembangan sosial ekonomi.
Investasi besar, teknologi canggih, dan jaringan rantai pasok global membuktikan bahwa kelapa sawit bukan hanya sumber energi dan pangan, tapi juga jembatan menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dan inklusif.

Sindi
indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
2.
Harga Emas Antam di Pegadaian 22 Oktober 2025 Naik Drastis
- 22 Oktober 2025
3.
Rekomendasi Saham Terbaik dan Prospek IHSG 22 Oktober 2025
- 22 Oktober 2025
4.
KUR BRI 2025 Dorong UMKM Tumbuh Lewat Akses Pembiayaan Ringan
- 22 Oktober 2025
5.
Syarat dan Simulasi KUR BNI 2025 dengan Tenor Fleksibel Terbaru
- 22 Oktober 2025