Rabu, 22 Oktober 2025

BRIN Ungkap Penyebab Utama Kegagalan Startup Indonesia

BRIN Ungkap Penyebab Utama Kegagalan Startup Indonesia
BRIN Ungkap Penyebab Utama Kegagalan Startup Indonesia

JAKARTA - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkap salah satu penyebab utama kegagalan startup di Indonesia adalah produk atau layanan yang dikembangkan tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Sekretaris Deputi Bidang Riset dan Inovasi Daerah, BRIN, Yurike Patrecia Marpaung, menjelaskan hal ini saat hadir dalam Jakarta Innovation Days (JID) 2025 di Jakarta Pusat.

“Banyak sekali startup gagal, alasan utamanya no marketing. Jadi, sebenarnya apa yang dihasilkan startup tidak inline (sejalan) dengan apa yang dibutuhkan masyarakat,” ujar Yurike. Kondisi ini menandakan bahwa walaupun sebuah startup memiliki ide inovatif, jika produk yang ditawarkan tidak menjawab permasalahan nyata masyarakat, peluang suksesnya akan menurun drastis.

Kurangnya Dukungan Riset dan Pendanaan

Baca Juga

Kadin Dorong Kerja Sama Industri dan Pertanian dengan Afrika Selatan

Selain masalah kesesuaian produk, banyak startup yang gagal karena kurangnya dukungan terhadap hasil riset mereka, baik dari sisi pendanaan maupun regulasi. Yurike menekankan, meski startup melakukan riset, tahapan awal biasanya menghasilkan teknologi atau model yang belum langsung berdampak ekonomi.

“Sering sekali startup itu jatuh, karena hasil riset yang mereka kembangkan tidak mendapat dukungan, apakah pendanaan atau regulasi. Sering sekali ketika startup memulai, di proses selanjutnya jatuh, ini berdampak terhadap ekosistem riset dan inovasi,” jelasnya.

Hal ini menunjukkan perlunya sistem dukungan yang terintegrasi agar inovasi dari startup tidak berhenti di tengah jalan dan dapat berkembang menjadi produk yang bermanfaat secara ekonomi dan sosial.

Peran BRIDA dalam Menguatkan Ekosistem Riset

Untuk menjembatani kesenjangan tersebut, Yurike mendorong Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) untuk menjadi simpul jejaring riset di wilayah masing-masing. BRIDA dapat mengakumulasi kebutuhan riset lokal, baik untuk internal maupun eksternal, sekaligus menyaring dan memfasilitasi riset agar memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan oleh industri maupun pemerintah.

“BRIDA bisa memberikan fasilitas supaya riset-riset bisa memenuhi kualifikasi-kualifikasi. Lalu, pusat riset dan inovasi di Jakarta nantinya bisa mengintegrasikan hasil riset dalam kebijakan,” ujarnya. Langkah ini diharapkan menciptakan ekosistem riset dan inovasi yang lebih matang, sekaligus menekan risiko kegagalan startup karena faktor eksternal.

JRIE: Wadah Kolaborasi Startup, Akademisi, dan Pemerintah

Dalam konteks memperkuat ekosistem inovasi, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI Jakarta telah menyiapkan Jakarta Research and Innovation Ecosystem (JRIE). Wadah ini memungkinkan akademisi, startup, inovator, hingga Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk berbagi wawasan serta membentuk kolaborasi strategis dalam menyelesaikan permasalahan Jakarta.

“Kami akan launching segera. Jakarta Research and Innovation Ecosystem, niatnya berlaku untuk seluruh Indonesia. Jadi, startup dari mana pun, startup dari Probolinggo, startup dari Yogyakarta silahkan bergabung di sini. Siapa tahu memang bisa menyelesaikan permasalahan Jakarta,” kata Kepala Pusat Riset dan Inovasi Daerah Bappeda DKI Jakarta, Andhika Ajie.

Dengan adanya JRIE, diharapkan startup tidak hanya memiliki produk yang inovatif, tetapi juga didukung dengan akses pendanaan, mentoring, dan regulasi yang tepat sehingga peluang keberhasilan meningkat.

Menuju Ekosistem Startup yang Lebih Matang

Penyebab kegagalan startup yang teridentifikasi BRIN dan Bappeda DKI Jakarta menjadi bahan pembelajaran bagi seluruh pihak terkait. Kegagalan yang disebabkan oleh produk yang tidak sesuai kebutuhan masyarakat, kurangnya dukungan riset, serta keterbatasan jejaring dan fasilitas, menunjukkan bahwa inovasi tidak bisa berjalan sendiri.

Kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, akademisi, startup, dan pemangku kepentingan lain menjadi kunci penting. JRIE diharapkan menjadi model ekosistem inovasi yang bisa diterapkan secara nasional, mendukung startup dari berbagai daerah agar mampu menciptakan produk yang sesuai kebutuhan masyarakat, sekaligus meningkatkan daya saing Indonesia di kancah global.

Dengan langkah-langkah tersebut, BRIN dan pemerintah daerah berupaya memastikan bahwa inovasi lokal dapat dimanfaatkan secara maksimal, menciptakan startup yang tidak hanya bertahan, tetapi juga berkontribusi nyata terhadap ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Aldi

Aldi

indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Indonesia Bidik Investasi dan Kerja Sama Industri Innoprom 2026

Indonesia Bidik Investasi dan Kerja Sama Industri Innoprom 2026

Sektor Pertanian RI Sumbang PDB Tertinggi Tahun Pertama

Sektor Pertanian RI Sumbang PDB Tertinggi Tahun Pertama

Pertamina Tingkatkan Produksi Migas Demi Swasembada Energi

Pertamina Tingkatkan Produksi Migas Demi Swasembada Energi

Minang Geopark Run 2025 Perkuat Pariwisata Olahraga Nasional

Minang Geopark Run 2025 Perkuat Pariwisata Olahraga Nasional

RKAB Digital Tingkatkan Fleksibilitas dan Kontrol Minerba Indonesia

RKAB Digital Tingkatkan Fleksibilitas dan Kontrol Minerba Indonesia