
JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mendorong percepatan elektrifikasi jalur kereta api (KRL) sebagai bagian dari strategi modernisasi transportasi publik.
Perluasan jaringan KRL tidak hanya difokuskan pada peningkatan kapasitas angkut, tetapi juga menekankan penghematan energi, ramah lingkungan, dan efisiensi operasional.
Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menyatakan bahwa perluasan jalur KRL dalam waktu dekat akan menjangkau tiga titik strategis: jalur Padalarang–Cicalengka, jalur Cikarang–Cikampek, dan peningkatan persinyalan untuk KRL Commuter Line jalur Rangkasbitung.
Baca JugaPerpres MBG Rampung, BGN Pastikan Distribusi Aman dan Terpantau
“Di banyak negara maju, transportasi kereta api sangat diminati oleh masyarakat. Selain murah, moda transportasi kereta api juga bisa mengangkut dalam jumlah yang banyak. Dengan adanya elektrifikasi, moda transportasi yang murah, masif, dan terstruktur ini akan semakin diminati,” kata Dudy.
Kolaborasi Strategis KAI dan PLN
Dorongan elektrifikasi ini diwujudkan melalui kerja sama antara PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan PT PLN (Persero). Senin 20 Oktober 2025, kedua pihak menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) terkait rencana kerja sama elektrifikasi jalur kereta api di Jakarta.
Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama PT KAI Bobby Rasyidin dan Direktur Utama PT PLN Darmawan Prasodjo, dengan Menhub Dudy hadir sebagai saksi. Dudy menekankan bahwa inisiatif ini merupakan wujud kolaborasi strategis untuk transformasi sistem transportasi nasional menuju moda energi bersih.
“Penandatanganan nota kesepahaman ini merupakan wujud kolaborasi strategis dalam tonggak transformasi sistem transportasi nasional menuju moda energi bersih,” ujar Dudy.
Ia juga mengapresiasi sinergi PLN sebagai penyedia energi dan KAI sebagai operator perkeretaapian dalam mendukung pembangunan nasional dan pelayanan publik.
Prioritas Efisiensi Energi dan Modernisasi Transportasi
Program elektrifikasi KRL menjadi salah satu prioritas pemerintah karena manfaat luas yang menyentuh efisiensi operasional, penghematan energi, dan kualitas pelayanan publik.
Dudy menambahkan, elektrifikasi juga diharapkan dapat menstimulasi pertumbuhan ekosistem industri kereta api dalam negeri. “Kami harapkan, rencana elektrifikasi jalur kereta api ini juga diikuti oleh perkembangan ekosistem industri kereta api dalam negeri,” ujarnya.
Transformasi ini tidak hanya berfokus pada modernisasi jalur, tetapi juga pada penguatan sistem transportasi yang andal, aman, dan ramah lingkungan.
Dengan demikian, elektrifikasi diharapkan dapat mengurangi kemacetan, memperlancar mobilitas masyarakat, dan mendukung pertumbuhan ekonomi regional.
Dampak Positif pada Penumpang dan Lingkungan
Elektrifikasi jalur kereta menghadirkan berbagai manfaat langsung bagi masyarakat. Pertama, peningkatan kapasitas angkut penumpang, yang dapat mengurangi kepadatan kendaraan di jalan raya.
Kedua, penghematan energi listrik yang lebih besar dibandingkan penggunaan lokomotif berbahan bakar diesel.
Dudy menjelaskan, transformasi ini juga berpotensi meningkatkan kecepatan dan ketepatan jadwal KRL, sehingga masyarakat dapat mengandalkan kereta sebagai moda transportasi terpercaya dan efisien.
“Di banyak negara maju, transportasi kereta api diminati karena murah, masif, dan terstruktur. Dengan elektrifikasi, tren ini bisa diterapkan di Indonesia untuk mendukung mobilitas yang lebih baik,” ujarnya.
Dukungan Infrastruktur dan Teknologi
Selain elektrifikasi, program ini mencakup peningkatan persinyalan KRL, khususnya di jalur Rangkasbitung, yang akan menambah keandalan operasi. Integrasi teknologi modern di jalur KRL diharapkan mengurangi risiko gangguan operasional dan memastikan perjalanan kereta lebih aman.
Kerjasama PLN dan KAI juga membuka peluang pengembangan stasiun charging dan sistem manajemen energi cerdas, sehingga mendukung operasional berkelanjutan.
Dorongan untuk Transportasi Berkelanjutan
Dudy menegaskan bahwa elektrifikasi jalur kereta api merupakan bagian dari komitmen pemerintah terhadap transportasi hijau. Hal ini sejalan dengan upaya mengurangi emisi karbon nasional dan memperluas pemanfaatan energi bersih.
“Elektrifikasi jalur kereta api menciptakan sistem transportasi publik yang modern, andal, aman, dan ramah lingkungan, sekaligus membantu mengurangi kemacetan dan mendukung pertumbuhan ekonomi regional,” jelasnya.
Dengan program ini, pemerintah berharap masyarakat lebih memilih KRL sebagai moda transportasi utama, sehingga terjadi peralihan dari kendaraan pribadi ke transportasi massal, mendukung keberlanjutan kota dan wilayah.
Kesimpulan: Menuju Transportasi Massal yang Terintegrasi
Elektrifikasi KRL di jalur Padalarang–Cicalengka, Cikarang–Cikampek, dan Rangkasbitung menandai tonggak penting modernisasi transportasi publik di Indonesia.
Kolaborasi antara KAI dan PLN, didukung Kemenhub, diharapkan menghadirkan kereta lebih efisien, andal, dan ramah lingkungan, sekaligus mendorong pertumbuhan industri transportasi lokal.
Dengan rencana ini, Indonesia bergerak menuju sistem transportasi massal yang modern, berkelanjutan, dan terintegrasi, memudahkan mobilitas masyarakat sekaligus mendukung pembangunan nasional secara menyeluruh.

Muhammad Anan Ardiyan
indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Produk Unitlink Zurich Life Tunjukkan Potensi Tumbuh Berkelanjutan
- Selasa, 21 Oktober 2025
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
2.
3.
BMW Dominasi Pasar Mobil Premium Indonesia Kuartal III 2025
- 21 Oktober 2025
4.
WIFI Menang Lelang Frekuensi 1,4 GHz Gandeng Dua Emiten
- 21 Oktober 2025