
JAKARTA - Setelah sempat tertekan selama beberapa hari terakhir, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menunjukkan peluang untuk bangkit pada perdagangan Kamis, 16 Oktober 2025.
Menurut analisis dari BNI Sekuritas, sinyal teknikal memperlihatkan potensi rebound setelah IHSG mampu bertahan di level psikologis penting 8.000.
Pada penutupan perdagangan Rabu 15 Oktober 2025, IHSG melemah tipis 0,19% ke level 8.051, di tengah tekanan jual dari investor asing yang mencatatkan net sell sebesar Rp 1,43 triliun. Beberapa saham unggulan yang banyak dilepas asing antara lain BBRI, BMRI, BRMS, BBCA, dan ARCI.
Baca JugaTren Penerbitan Obligasi Korporasi 2025 Diprediksi Makin Menarik Bagi Investor
Kepala Riset Ritel BNI Sekuritas, Fanny Suherman, menilai bahwa meskipun IHSG sempat mengalami tekanan, kondisi teknikal menunjukkan potensi pembalikan arah atau rebound teknikal. “IHSG berpeluang menguat kembali setelah bertahan di area support kuat 8.000,” jelasnya.
Fanny menekankan bahwa meskipun sinyal pemulihan mulai terlihat, investor tetap perlu berhati-hati terhadap dinamika global, terutama meningkatnya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok, yang dapat menimbulkan volatilitas jangka pendek di pasar saham regional.
Ketegangan Global Masih Membayangi, Investor Diminta Waspada
Pergerakan pasar global belakangan ini memang masih dibayangi oleh isu geopolitik dan kebijakan ekonomi yang tidak menentu. Langkah Presiden AS Donald Trump yang mempertimbangkan pembatasan perdagangan dengan Tiongkok menimbulkan kekhawatiran baru di kalangan pelaku pasar.
Kebijakan tersebut berpotensi memengaruhi rantai pasok global, terutama di sektor energi dan bahan baku industri.
Ketidakpastian ini membuat investor cenderung menahan diri untuk masuk ke aset berisiko tinggi, termasuk saham di pasar berkembang seperti Indonesia. Namun, di sisi lain, fundamental ekonomi domestik Indonesia dinilai masih cukup kuat untuk menopang stabilitas pasar.
IHSG masih memiliki support kuat di level 7.900–8.000, sementara area resistance berada di 8.100–8.150. Jika indeks berhasil menembus batas atas tersebut, peluang untuk menguat lebih lanjut akan semakin terbuka.
Menurut BNI Sekuritas, tren pergerakan IHSG dalam jangka pendek masih dipengaruhi oleh faktor eksternal, tetapi dukungan dari data ekonomi dalam negeri yang stabil, seperti inflasi yang terkendali dan suku bunga acuan yang tetap rendah, bisa menjadi katalis positif bagi pasar modal.
Strategi Investasi: Buy on Weakness Masih Relevan
Fanny Suherman menyarankan investor untuk memanfaatkan peluang koreksi harga saham sebagai momentum akumulasi, terutama bagi saham-saham dengan fundamental kuat dan prospek pertumbuhan solid.
Strategi “buy on weakness” dinilai masih relevan, namun perlu diiringi dengan penerapan manajemen risiko yang disiplin. “Investor sebaiknya tetap memperhatikan batas stop loss dan tidak terlalu agresif mengambil posisi besar sebelum ada konfirmasi penguatan lanjutan,” ujarnya.
BNI Sekuritas pun membagikan sejumlah rekomendasi saham pilihan untuk perdagangan Kamis 16 Oktober 2025 yang dinilai berpotensi memberikan imbal hasil menarik.
Rekomendasi Saham BNI Sekuritas Kamis, 16 Oktober 2025
Berikut daftar saham yang direkomendasikan BNI Sekuritas, lengkap dengan level beli (buy), target harga (target), dan batas risiko (stoploss):
ANTM – Spec Buy
Buy: 3.300–3.400
Target: 3.430–3.500
Stoploss: di bawah 3.270
CDIA – Spec Buy
Buy: 1.900–1.985
Target: 2.030–2.100
Stoploss: di bawah 1.860
PTRO – Spec Buy
Buy: 6.600–6.700
Target: 6.900–7.200
Stoploss: di bawah 6.400
BRPT – Spec Buy
Buy: 3.750–3.890
Target: 4.000–4.100
Stoploss: di bawah 3.700
SCMA – Spec Buy
Buy: 400–410
Target: 420–434
Stoploss: di bawah 380
FILM – Buy on Weakness
Buy: 4.500–4.700
Target: 4.900–5.250
Stoploss: di bawah 4.400
Pandangan ke Depan: Pasar Berpotensi Kembali Stabil
Secara keseluruhan, analis menilai peluang pemulihan IHSG masih terbuka, terutama jika tekanan eksternal mulai mereda dan arus modal asing kembali masuk ke pasar saham domestik.
Meski demikian, investor tetap disarankan untuk menjaga disiplin investasi, memperhatikan kondisi makroekonomi global, dan tidak hanya bergantung pada analisis teknikal jangka pendek.
Dengan kombinasi strategi akumulasi terbatas dan pemilihan saham berfundamental kuat, BNI Sekuritas meyakini IHSG berpotensi menguji kembali level 8.150 dalam waktu dekat. Jika level tersebut berhasil ditembus, tren kenaikan yang lebih stabil bisa terbentuk menjelang akhir Oktober 2025.

Muhammad Anan Ardiyan
indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Psikolog Ingatkan Proses Berduka Kehilangan Orangtua Tidak Bisa Terburu-buru
- Kamis, 16 Oktober 2025
Berita Lainnya
Strategi Danantara Tangani Utang Kereta Cepat Tanpa Bebani APBN Negara
- Kamis, 16 Oktober 2025
Harga Emas Pegadaian Naik Signifikan, Investor Tertarik Koleksi Logam Mulia
- Kamis, 16 Oktober 2025
Yield SBN Sentuh Rekor Terendah, Pemerintah Berpotensi Hemat Triliunan
- Kamis, 16 Oktober 2025
Terpopuler
1.
Cara Mudah Buat Stiker WhatsApp di Android dan iPhone
- 16 Oktober 2025
2.
BYD Atto 1 Resmi Masuk Indonesia, Siap Kirim Oktober 2025
- 16 Oktober 2025
3.
8 Makanan yang Mempercepat Gigi Keropos dan Berlubang
- 16 Oktober 2025
4.
TVS Apache RTX 300 Hadir Lengkapi Segmen Motor Adventure
- 16 Oktober 2025