Kamis, 16 Oktober 2025

Indonesia Dorong Perjanjian Dagang Bilateral Strategis dengan Mesir

Indonesia Dorong Perjanjian Dagang Bilateral Strategis dengan Mesir
Indonesia Dorong Perjanjian Dagang Bilateral Strategis dengan Mesir

JAKARTA - Upaya Indonesia memperkuat hubungan ekonomi internasional kembali menunjukkan langkah konkret.

Kali ini, pemerintah melalui Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mendorong pembentukan perjanjian dagang bilateral dengan Mesir untuk memperluas akses pasar sekaligus memperkuat kerja sama investasi antara kedua negara.

Dorongan ini disampaikan dalam pertemuan bilateral antara Mendag RI dan Presiden Otoritas Umum untuk Investasi dan Kawasan Bebas Republik Arab Mesir, Hossam Heiba, di sela-sela rangkaian Trade Expo Indonesia (TEI).

Baca Juga

Tren Penerbitan Obligasi Korporasi 2025 Diprediksi Makin Menarik Bagi Investor

 Menurut Budi, pembentukan perjanjian perdagangan ini dapat dilakukan melalui dua skema utama, yakni Economic Partnership Agreement (EPA) atau Preferential Trade Agreement (PTA).

“Kami mendorong agar perjanjian dagang secara bilateral dapat segera dimulai. Untuk itu, kami harap pertemuan Joint Trade Committee (JTC) selanjutnya yang rencana diagendakan pada tahun ini dapat segera membahas langkah bagi kedua negara dalam upaya pembentukan perjanjian dagang,” ujar Budi dalam keterangannya di Jakarta.

Menurutnya, pemerintah Indonesia telah menyiapkan acuan pelaksanaan perundingan yang dapat mempercepat proses pembahasan antara kedua pihak. Dengan adanya pedoman ini, Budi berharap negosiasi bisa segera dimulai dan diselesaikan dalam waktu yang tidak terlalu lama.

Langkah Lanjutan dari Komitmen JTC Indonesia–Mesir

Dorongan Mendag tersebut bukan tanpa dasar. Dalam pertemuan pertama Joint Trade Committee (JTC) yang digelar pada 2024 di Jakarta, Indonesia dan Mesir telah mencapai kesepakatan awal untuk membentuk perjanjian dagang bilateral.

 Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan volume perdagangan sekaligus membuka akses pasar yang lebih luas bagi produk unggulan Indonesia di pasar Mesir.

Kedua negara juga sepakat untuk mengeksplorasi pembentukan kemitraan ekonomi bilateral yang tidak hanya berfokus pada perdagangan barang, tetapi juga mencakup investasi dan kerja sama di bidang industri strategis. 

Kesepakatan ini telah diformalkan melalui Pernyataan Bersama (Joint Declaration) Kemitraan Strategis antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Arab Mesir.

“Dengan kerja sama yang lebih komprehensif, kami percaya potensi ekspor dan investasi antara kedua negara dapat meningkat secara signifikan,” kata Budi.

Dukungan dan Harapan dari Pemerintah Mesir

Dari pihak Mesir, Hossam Heiba menyatakan dukungannya terhadap upaya pembentukan perjanjian dagang bilateral ini. 

Ia menegaskan bahwa kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Mesir harus dibangun di atas prinsip saling menguntungkan serta dapat memberikan nilai tambah bagi kedua perekonomian.

“Kami mendukung pembentukan perjanjian dagang bilateral yang memberikan manfaat nyata bagi kedua negara,” ujar Hossam.

Namun, Hossam juga menyoroti kewajiban sertifikasi halal Indonesia yang akan mulai diberlakukan terhadap produk impor pada 2026. Ia berharap kebijakan ini bisa menjadi titik awal kerja sama baru di bidang halal antara Indonesia dan Mesir.

“Kerja sama dalam pengakuan halal di antara kedua negara sangat penting. Dengan adanya saling pengakuan ini, diharapkan perdagangan bilateral dapat meningkat pesat,” jelasnya.

Sinergi di Bidang Halal sebagai Peluang Baru

Pemerintah Mesir melihat peluang besar dalam kerja sama ekonomi berbasis halal, mengingat Indonesia memiliki ekosistem halal terbesar di dunia. Dengan adanya pengakuan sertifikasi halal timbal balik, proses ekspor-impor dapat menjadi lebih efisien, dan hambatan teknis perdagangan dapat ditekan.

Selain itu, sinergi halal juga berpotensi menarik investasi di sektor industri makanan, kosmetik, dan farmasi halal. Kedua negara sama-sama memiliki pasar Muslim yang besar, sehingga kerja sama di bidang ini bisa menjadi pilar penting dalam memperkuat hubungan dagang dan investasi bilateral.

Kinerja Perdagangan Indonesia–Mesir Terus Tumbuh

Kinerja perdagangan antara Indonesia dan Mesir menunjukkan tren positif dalam beberapa tahun terakhir. Total perdagangan bilateral pada 2024 tercatat mencapai US$1,74 miliar, dengan rata-rata pertumbuhan selama lima tahun terakhir (2020–2024) sebesar 5,77%.

Nilai ekspor Indonesia ke Mesir mencapai US$1,53 miliar, didominasi oleh minyak kelapa sawit, kopi, serta produk besi dan baja setengah jadi. 

Sementara itu, nilai impor Indonesia dari Mesir tercatat sebesar US$207,80 juta, dengan produk utama berupa pupuk mineral dan kimia, kalsium fosfat alam, serta kurma.

Dengan demikian, Indonesia mencatatkan surplus perdagangan sebesar US$1,32 miliar terhadap Mesir. Surplus ini menunjukkan tingginya daya saing produk ekspor Indonesia di pasar Afrika Utara, sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai mitra dagang strategis Mesir di kawasan Asia Tenggara.

“Mesir adalah negara tujuan ekspor ke-27 dan asal impor ke-54 bagi Indonesia,” ungkap Mendag.

Potensi dan Arah Penguatan Hubungan Ekonomi

Pembentukan perjanjian dagang bilateral ini diharapkan dapat membuka peluang baru bagi berbagai sektor ekonomi kedua negara. 

Bagi Indonesia, pasar Mesir merupakan gerbang strategis menuju Afrika Utara dan Timur Tengah, sementara bagi Mesir, kerja sama dengan Indonesia dapat memperluas akses ke pasar ASEAN yang besar.

Selain memperkuat perdagangan barang, kerja sama ini juga berpotensi mencakup investasi di sektor energi, pertanian, industri makanan, hingga logistik. Pemerintah Indonesia memandang penting menjadikan hubungan dagang dengan Mesir sebagai bagian dari strategi diversifikasi pasar ekspor nasional.

Kesimpulan: Membangun Fondasi Ekonomi Bersama

Upaya Indonesia mendorong pembentukan perjanjian dagang bilateral dengan Mesir bukan sekadar langkah diplomasi ekonomi, tetapi juga strategi memperkuat ketahanan perdagangan nasional. 

Dengan dukungan dari kedua belah pihak, perjanjian ini berpotensi menjadi landasan kerja sama jangka panjang yang memberikan manfaat nyata bagi masyarakat dan pelaku usaha di kedua negara.

Jika terealisasi, kerja sama Indonesia–Mesir ini akan menjadi tonggak penting dalam memperluas jaringan perdagangan Indonesia di kawasan Afrika dan Timur Tengah, sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama ekonomi halal dan mitra dagang global yang strategis.

Muhammad Anan Ardiyan

Muhammad Anan Ardiyan

indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Strategi Danantara Tangani Utang Kereta Cepat Tanpa Bebani APBN Negara

Strategi Danantara Tangani Utang Kereta Cepat Tanpa Bebani APBN Negara

Harga Emas Pegadaian Naik Signifikan, Investor Tertarik Koleksi Logam Mulia

Harga Emas Pegadaian Naik Signifikan, Investor Tertarik Koleksi Logam Mulia

BEI Gelar CMSE 2025, Edukasi Pasar Modal Gratis untuk Publik

BEI Gelar CMSE 2025, Edukasi Pasar Modal Gratis untuk Publik

Yield SBN Sentuh Rekor Terendah, Pemerintah Berpotensi Hemat Triliunan

Yield SBN Sentuh Rekor Terendah, Pemerintah Berpotensi Hemat Triliunan

Prabowo Jelaskan Alasan Pengampunan Utang Petani dan UMKM

Prabowo Jelaskan Alasan Pengampunan Utang Petani dan UMKM