
JAKARTA - Tahu Tek bukan sekadar hidangan rakyat Surabaya, tapi juga bagian dari tradisi kuliner yang unik. Keunikan makanan ini terlihat dari cara pedagang menarik perhatian, yakni dengan mengetuk wajan hingga terdengar bunyi “tek… tek…”. Suara khas inilah yang kemudian menjadi nama makanan legendaris ini.
Selain itu, Tahu Tek menawarkan perpaduan rasa khas Jawa Timur: gurih, manis, dan renyah, sehingga menjadi favorit warga lokal maupun wisatawan.
Asal-usul Nama Tahu Tek dan Tradisi Pedagang
Baca Juga
Nama Tahu Tek muncul dari kebiasaan para pedagang keliling yang mengetuk wajan dengan sendok.
“Jadi sebelum ada media promosi, penjual sudah punya cara unik buat memanggil pembeli,” jelas seorang konten kreator kuliner.
Tradisi ini bukan sekadar gimmick, tapi menjadi bagian dari budaya kuliner Surabaya. Bunyi wajan menciptakan nostalgia bagi warga yang tumbuh di kota ini.
“Kalau dengar suara wajan diketuk, rasanya langsung ingat masa kecil. Itu tanda kalau Tahu Tek lewat,” kata Ahmad, warga Surabaya yang kini merantau di Jakarta.
Komposisi dan Cara Penyajian yang Khas
Hidangan ini terbuat dari potongan tahu goreng, lontong, kecambah, dan kadang kentang goreng, disiram dengan bumbu kacang yang dicampur petis udang.
Taburan kerupuk udang renyah menambah tekstur, sementara bumbu petis memberikan rasa manis gurih yang berbeda dari gado-gado atau ketoprak.
Tahu Tek biasanya dijajakan pada malam hari, menambah suasana hangat dan akrab bagi warga Surabaya. Namun, beberapa penjual juga membuka lapak di siang hari sesuai permintaan pelanggan.
Ragam Nama dan Penyebaran Tahu Tek
Meski paling populer dengan sebutan Tahu Tek, hidangan ini memiliki banyak nama lain, seperti tahu lontong, tahu petis, atau tahu bumbu.
Sebutan “Tahu Tek” tetap paling melekat di Surabaya karena identik dengan suara wajan dan pengalaman tradisionalnya.
Warung Tahu Tek legendaris telah berdiri puluhan tahun, mempertahankan resep asli dan cara penyajian tradisional yang autentik.
Harga Terjangkau, Rasanya Tetap Istimewa
Satu porsi Tahu Tek dapat dinikmati dengan harga mulai Rp10 ribu hingga Rp15 ribu, tergantung lokasi dan tambahan isian.
Kesederhanaan harga ini membuatnya menjadi makanan rakyat yang tetap dicintai, baik oleh warga lokal maupun wisatawan.
Selain ekonomis, cita rasanya tetap khas: gurih manis perpaduan petis udang dan bumbu kacang yang sulit ditemukan di hidangan lain.
Tahu Tek sebagai Ikon Kuliner Surabaya
Keberadaan Tahu Tek tidak hanya soal rasa, tetapi juga cerita di baliknya. Suara wajan yang diketuk pedagang menjadi identitas yang melekat.
Fenomena ini menunjukkan bagaimana tradisi sederhana bisa menjadi simbol kuliner dan budaya lokal.
Di era modern, sebagian pedagang tetap mengetuk wajan, meski ada juga yang mengganti dengan teriakan khas. Namun, nama Tahu Tek tetap populer hingga kini.
Wisata Kuliner dan Kenangan Kota Pahlawan
Tahu Tek menjadi daya tarik wisata kuliner Surabaya. Wisatawan datang tidak hanya untuk mencicipi rasa, tapi juga menikmati suasana tradisional penjual keliling.
Setiap gigitan menghadirkan kombinasi tekstur lembut tahu dan lontong, renyah kerupuk, serta bumbu kacang manis gurih.
Hidangan ini membuktikan bahwa kuliner bisa menjadi penghubung antara generasi, budaya, dan kenangan kota.
Tahu Tek kini menjadi ikon kuliner Surabaya, bukan sekadar makanan rakyat, tapi simbol tradisi yang masih hidup.
Dari suara wajan “tek… tek…” hingga cita rasa khas, Tahu Tek menyatukan sejarah, nostalgia, dan kenikmatan dalam satu piring.

Nathasya Zallianty
indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Plank dan Latihan Isometrik Ampuh Turunkan Tekanan Darah
- 18 September 2025
2.
Jadwal Lengkap Kapal Pelni Tual ke Timika September 2025
- 18 September 2025
3.
Rincian Jadwal KA Prameks Jogja Kutoarjo Kamis 18 September 2025
- 18 September 2025
4.
Panduan Cara Connecting Train di Aplikasi KAI Access
- 18 September 2025
5.
Wijaya Karya Raih Penghargaan GCG Perusahaan Terbaik 2025
- 18 September 2025