JAKARTA - Upaya pemulihan lingkungan tidak harus selalu berwujud program besar yang rumit. Di Tabarano, sebuah desa di Sorowako, Sulawesi Selatan, langkah sederhana justru melahirkan harapan baru. PT Vale Indonesia bersama masyarakat setempat berkolaborasi mengubah lahan kritis yang sebelumnya tidak produktif menjadi perkebunan nanas yang kini tumbuh subur, sekaligus melahirkan produk olahan bernilai ekonomi.
Dari Lahan Kritis ke Kebun Produktif
Lahan kritis kerap dianggap sebagai ruang tak berguna. Namun, di tangan warga Tabarano dengan dukungan PT Vale, area tersebut kini menjadi tempat tumbuhnya ribuan pohon nanas. Inisiatif ini bukan hanya soal memperbaiki ekosistem, melainkan juga memberikan peluang ekonomi baru bagi warga.
Program ini sejalan dengan komitmen PT Vale untuk menghadirkan praktik pertambangan berkelanjutan sekaligus mendorong pemberdayaan masyarakat. Tidak berhenti di sisi lingkungan, pendekatan ini juga menyentuh aspek kesejahteraan sosial.
Peran Aktif Masyarakat
Keterlibatan warga menjadi kunci keberhasilan. Mereka tidak sekadar menjadi penerima manfaat, melainkan juga pelaku utama dalam pengelolaan kebun nanas. Mulai dari proses penanaman, perawatan, hingga panen dilakukan secara gotong royong.
Dengan dukungan pelatihan dan pendampingan dari PT Vale, warga memperoleh pengetahuan tambahan mengenai cara bercocok tanam yang lebih efektif. Hal ini membuat kebun nanas di Tabarano berkembang lebih cepat dan hasil panennya lebih optimal.
Lebih dari Sekadar Buah Segar
Hasil panen nanas di Tabarano tidak berhenti pada penjualan buah segar. Masyarakat, terutama kelompok perempuan, mulai mengembangkan produk turunan seperti selai, keripik nanas, hingga minuman olahan. Inovasi ini tidak hanya menambah nilai jual, tetapi juga membuka lapangan kerja baru bagi warga sekitar.
Produk olahan nanas Tabarano kini dipasarkan ke berbagai daerah sekitar. Kehadiran produk-produk tersebut memberi identitas baru bagi desa yang sebelumnya tidak dikenal luas, sekaligus memperluas akses ekonomi masyarakat.
PT Vale Dorong Ekonomi Hijau
Bagi PT Vale, program ini menjadi contoh nyata bahwa pengelolaan lingkungan dan penguatan ekonomi lokal bisa berjalan beriringan. Perusahaan menegaskan bahwa keberlanjutan hanya bisa terwujud bila masyarakat sekitar turut merasakan manfaat dari keberadaan industri.
Melalui pemanfaatan lahan kritis menjadi kebun produktif, PT Vale membuktikan bahwa pendekatan ramah lingkungan bisa dirancang agar sekaligus mendukung kemandirian ekonomi masyarakat. Inisiatif ini juga menjadi bagian dari kontribusi perusahaan dalam mendukung agenda pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Harapan dan Dampak Nyata
Yohanes, salah seorang warga Tabarano, mengungkapkan bahwa perubahan ini sangat berarti. Sebelumnya, ia dan warga lain menganggap lahan kritis hanya sebatas tanah kosong. Kini, kebun nanas menghadirkan penghasilan tambahan sekaligus rasa bangga.
“Dengan adanya program ini, kami tidak hanya dapat hasil panen, tapi juga bisa belajar cara mengolah buah nanas jadi produk bernilai jual. Harapan kami, usaha ini bisa terus berkembang dan menyejahterakan warga,” ujarnya.
Cerita Yohanes menjadi cerminan bagaimana pendekatan kolaboratif dapat mengubah kondisi sosial-ekonomi masyarakat secara nyata.
Menginspirasi Wilayah Lain
Langkah PT Vale dan warga Tabarano ini berpotensi menjadi inspirasi bagi daerah lain yang memiliki lahan kritis. Dengan perencanaan matang, keterlibatan masyarakat, serta dukungan teknologi dan pelatihan, lahan tidak produktif bisa disulap menjadi aset ekonomi baru.
Lebih dari itu, program ini menunjukkan bahwa upaya menjaga lingkungan tidak harus mengorbankan aspek kesejahteraan. Justru, keduanya bisa berjalan beriringan apabila ada kolaborasi yang solid.