Langkah Strategis Pertamina dalam Memperluas Portofolio Energi Hijau

Jumat, 14 Juni 2024 | 16:45:19 WIB
JAKARTA-PT Pertamina (Persero) terus memimpin dalam transisi energi di Indonesia dengan meningkatkan penggunaan energi hijau untuk mendukung keberlanjutan dan mencapai target Net Zero Emission (NZE) 2060 yang ditetapkan pemerintah. Portofolio ini menjadi sumber inovasi bagi Pertamina, siap untuk dikembangkan di Ibu Kota Nusantara (IKN) dan mendukung visi untuk menjadi pusat ibu kota global. Menurut Fadjar Djoko Santoso, Wakil Presiden Komunikasi Korporat Pertamina, Indonesia memiliki potensi besar dalam energi terbarukan, termasuk cadangan gas, energi biomassa, dan solusi berbasis alam (NBS) yang ramah lingkungan dan rendah karbon. "Kami saat ini sedang mengembangkan solusi NBS yang memiliki potensi untuk menjadi sumber utama energi di IKN, memanfaatkan luasnya area hijau yang akan dijaga untuk membangun ekosistem yang berkelanjutan," jelasnya. Selain itu, melalui anak perusahaannya, Perusahaan Gas Negara, Pertamina sedang menyiapkan jaringan gas (jargas) untuk IKN. Awalnya, jaringan jargas ini diharapkan dapat menyediakan energi untuk 166 menara perumahan ASN dan 34 rumah dinas menteri yang berada di IKN. Fadjar menekankan bahwa peluang penggunaan energi terbarukan di IKN akan terus dikembangkan, terutama dengan pendirian pusat riset dan inovasi berkelanjutan oleh Pertamina. Dalam mengelola beragam inisiatif energi hijau di seluruh Indonesia, Fadjar juga menyoroti bahwa Pertamina mengelola portofolio energi rendah karbon yang disesuaikan dengan kondisi geografi setiap wilayah. "Potensi energi yang beragam di Indonesia sesuai dengan demografi setiap wilayah. Pertamina berkomitmen untuk mengoptimalkan sumber daya ini guna mempercepat transisi ke energi bersih," ujarnya. Pertamina telah mengelola pembangkit listrik geotermal, uap, biogas dari limbah kelapa sawit, dan energi surya sebagai bagian dari sumber energi terbarukan mereka. Di kawasan padat penduduk, Pertamina juga menggunakan berbagai sumber energi rendah karbon, termasuk program unggulan jargas untuk kebutuhan rumah tangga, industri, dan transportasi. "Dalam sektor transportasi, Pertamina menyediakan Stasiun Pengisian BBG di berbagai kota untuk mendukung transportasi publik dengan bahan bakar rendah emisi," tambah Fadjar. Pertamina terus mengembangkan bahan bakar bioenergi dari bahan nabati seperti biodiesel, bioetanol, dan bioavtur, serta mulai mengeksplorasi energi hidrogen untuk kendaraan listrik sebagai bagian dari stasiun pengisian EV. Selain itu, Pertamina juga memperkuat inisiatif energi negatif karbon seperti proyek CCUS dan NBS. Difasilitasi oleh Pertamina New and Renewable Energy (NRE), seluruh entitas Pertamina Group aktif berpartisipasi dalam perdagangan karbon di Bursa Efek Indonesia. "Pertamina NRE akan menjadi aggregator pasar dalam perdagangan karbon ini, khususnya untuk potensi karbon dari Pertamina Group. Kami mengundang seluruh perusahaan BUMN dan swasta untuk turut serta dalam perdagangan karbon ini, menjadi bagian dari usaha bersama menuju pencapaian target NZE Indonesia," pungkas Fadjar. Sebagai pemimpin dalam sektor transisi energi, Pertamina tetap berkomitmen untuk mendukung target NZE 2060 Indonesia melalui program-program berdampak yang sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasional mereka.

Terkini