Presiden Mesir Mendesak Bantuan Kemanusiaan Melalui Penyeberangan Rafah untuk Gaza
- Kamis, 16 Januari 2025
Di tengah meningkatnya urgensi krisis kemanusiaan di Jalur Gaza, Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi pada Rabu, 15 Januari 2025 menyerukan percepatan masuknya bantuan kemanusiaan melalui penyeberangan Rafah. Gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang baru-baru ini disepakati telah membuka jalan bagi kemungkinan lebih besar dalam pengiriman bantuan, dan Mesir sekarang mengambil langkah konkret untuk memfasilitasi bantuan tersebut.
El-Sisi menekankan bahwa waktunya sangat mendesak, terutama dalam konteks gencatan senjata yang telah dirundingkan secara panjang dan intensif oleh Mesir bersama Qatar dan Amerika Serikat. "Kami berusaha keras selama lebih dari satu tahun untuk mencapai kesepakatan damai ini. Prioritas sekarang adalah memastikan bahwa bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza tanpa hambatan," ujar El-Sisi.
Mesir, sebagai negara yang berbatasan langsung dengan Jalur Gaza, berperan penting dalam mediasi untuk gencatan senjata ini. Sebagai hasil dari diplomat dan negosiasi yang tekun, akhirnya tercapai kesepakatan yang diharapkan dapat menjadi batu loncatan menuju perdamaian yang lebih stabil di wilayah tersebut.
Koordinasi Pembukaan Penyeberangan Rafah
Media pemerintah Mesir melaporkan bahwa langkah koordinasi sedang diambil untuk membuka penyeberangan Rafah, satu-satunya penyeberangan antara Mesir dan Jalur Gaza. Dengan gencatan senjata yang baru disepakati, Mesir kini berkomitmen untuk memberikan sebanyak mungkin bantuan ke Gaza. Surat kabar Al-Ahram menjelaskan bahwa pembukaan penyeberangan ini penting untuk memungkinkan masuknya bantuan internasional yang sangat dibutuhkan.
Sebuah laporan dari Al-Qahera News, yang memiliki hubungan dekat dengan intelijen Mesir, mengungkapkan bahwa kesepakatan tersebut termasuk pembebasan sandera dan pengurangan ketegangan militer. Namun, Israel mengingatkan masih ada poin-poin penting yang harus diselesaikan untuk mempertahankan stabilitas gencatan senjata.
Perincian Kesepakatan Gencatan Senjata
Rencana gencatan senjata ini memiliki kerangka perjanjian yang terdiri dari tiga fase yang saling berkaitan. Fase pertama, yang direncanakan berlangsung selama 42 hari, melibatkan penghentian sementara operasi militer oleh kedua belah pihak. Kesepakatan ini mensyaratkan penarikan pasukan Israel dari pusat-pusat populasi Gaza dan mengharuskan Israel menghentikan penerbangan militer selama 10 jam setiap hari untuk mengurangi ketegangan dan memberikan peluang bagi masuknya bantuan kemanusiaan.
Sejak Mei 2024, penyeberangan Rafah telah ditutup akibat pendudukan wilayah oleh militer Israel, dimana mereka menutup sisi Palestina dari perbatasan tersebut. Mesir secara konsisten menegaskan bahwa pengelolaan penyeberangan ini harus berada di bawah otoritas Palestina, dan hanya akan bekerja sama dengan entitas tersebut untuk memastikan keamanan dan stabilitas di wilayah perbatasan.
Tekanan Internasional dan Harapan Baru
Dengan meningkatnya tekanan internasional untuk menyelesaikan konflik dan mengakhiri pertempuran, peran mediator dari Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat menjadi semakin krusial. Upaya mereka untuk memperkuat kesepakatan ini mencerminkan harapan baru bagi penduduk di kedua sisi perbatasan yang telah lama menderita akibat konflik berlarut-larut.
Langkah terbaru oleh Mesir ini mendapat dukungan luas dari komunitas internasional, banyak di antaranya berharap bahwa gencatan senjata ini akan memungkinkan masuknya lebih banyak bantuan kemanusiaan dan kebutuhan dasar ke Gaza. Dukungan dan kerja sama dari berbagai negara dan organisasi internasional sangat diperlukan untuk memastikan bahwa bantuan dapat tiba tepat waktu dan secara efisien didistribusikan kepada mereka yang paling membutuhkan.
Krisis kemanusiaan di Gaza telah berlangsung terlalu lama, dan langkah cepat dan tegas sangat diperlukan untuk mengatasinya. Presiden El-Sisi menekankan komitmen Mesir untuk memastikan bahwa jalur bantuan tersebut tetap terbuka dan berfungsi dengan baik. "Kami yakin bahwa kerja sama internasional akan mempercepat proses pemulihan di Gaza. Hanya melalui bantuan kolektif dan kemauan baik dari semua pihak, kita dapat berharap untuk mencapai perdamaian yang berkepanjangan dan kesejahteraan bagi semua penduduk yang terkena dampak," tegas El-Sisi.
Nathasya Zallianty
indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Larangan Alih Fungsi Lahan Sawah untuk Perumahan: Maruarar Sirait Tegaskan Komitmennya
- Kamis, 16 Januari 2025
OJK Perkuat Sinergi Pembiayaan Perumahan MBR, DPR Nyatakan Dukungan Penuh
- Kamis, 16 Januari 2025
Berita Lainnya
BSI Tingkatkan Syariah Compliance dengan Mendukung Pemberantasan Judi Online
- Rabu, 08 Januari 2025
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bersiap Ambil Alih Pengawasan Aset Kripto dari Bappebti
- Rabu, 08 Januari 2025
Mantan Pegawai BNI Lapor Ketua Tim Audit ke Polisi: Dugaan Pencemaran Nama Baik
- Rabu, 08 Januari 2025