Mengenal Kartu ATM Magnetic Stripe dan Bedanya dengan Chip
- Rabu, 18 Desember 2024
Kartu ATM Magnetic Stripe adalah teknologi lama yang memanfaatkan pita magnetik untuk menyimpan data nasabah. Apa bedanya dengan chip?
Garis hitam pada kartu ini, meski telah lama digunakan, dinilai memiliki tingkat keamanan yang rendah. Karena alasan tersebut, perbankan kini mengimbau nasabah untuk beralih ke kartu ATM dengan teknologi chip yang lebih canggih dan aman.
Secara umum, kartu Magnetic Stripe memiliki ukuran 85,60 mm x 53,98 mm dengan material dasar plastik yang sesuai standar ISO.
Baca JugaBank Rakyat Indonesia (BRI) Diduga Menjadi Korban Serangan Ransomware: Apa yang Terjadi?
Pita magnetiknya berisi data nasabah yang tertanam dalam partikel besi, yang dapat terbaca saat kartu digesekkan pada perangkat pembaca elektronik.
Namun, jika pita ini mengalami kerusakan seperti kotor, tergores, atau kehilangan daya magnetnya, kartu tersebut berisiko tidak dapat digunakan.
Saat ini, teknologi magnetic stripe perlahan mulai tergantikan oleh kartu berbasis chip. Pergantian ini dilakukan karena kartu magnetic stripe dianggap kurang andal dalam menjaga keamanan data nasabah dan rentan terhadap tindakan peretasan.
Untuk lebih mengenal kartu ATM Magnetic Stripe dan perbedaannya dengan kartu ATM chip, simak ulasan selengkapnya berikut ini.
Apa Itu Kartu ATM Magnetic Stripe?
Kartu ATM Magnetic Stripe adalah teknologi yang memanfaatkan pita magnetik sebagai media penyimpanan data. Pita ini biasanya terlihat sebagai garis hitam di bagian belakang kartu, yang juga digunakan pada kartu kredit atau kartu identitas.
Secara teknis, pita magnetik ini terdiri dari tiga garis horizontal yang saling tumpang tindih, masing-masing dengan fungsi penyimpanan data yang spesifik.
Garis pertama dan kedua umumnya menyimpan informasi dasar, seperti nomor kartu, nama pemilik, tanggal kedaluwarsa, kode layanan, serta kode verifikasi kartu.
Sementara itu, garis ketiga biasanya berisi data tambahan yang lebih rinci, misalnya kode negara atau kode mata uang yang relevan dengan layanan perbankan.
Kelemahan Kartu Magnetic Stripe
Salah satu alasan utama penghapusan kartu dengan strip magnetik adalah karena kelemahan keamanannya yang cukup serius, yaitu rentan terhadap upaya peretasan.
Sejak pertama kali diperkenalkan beberapa dekade lalu, praktik pencurian data melalui kartu ATM dengan strip magnetik sudah menjadi masalah yang sering terjadi.
Dalam kasus ini, pelaku kejahatan biasanya menggunakan alat tertentu untuk melakukan skimming, yaitu menyalin data yang tersimpan di strip magnetik tersebut.
Setelah data berhasil disalin, mereka dapat membuat kartu duplikat dan memasukkan data curian ke kartu tersebut.
Akibatnya, saldo yang ada di rekening nasabah dapat dengan mudah diambil oleh para pelaku. Beberapa kelemahan utama kartu dengan strip magnetik adalah sebagai berikut:
Sistem keamanan yang lemah, membuat data nasabah mudah diakses dan dicuri.
Data yang tersimpan dapat digandakan dan dipindahkan ke kartu lain.
Material fisik kartu cukup rapuh dan mudah rusak, seperti patah atau tergores.
Hingga saat ini, potensi kejahatan yang melibatkan pencurian data melalui kartu magnetik terus berkembang dengan berbagai metode baru.
Oleh karena itu, sebagai nasabah, Anda sangat disarankan untuk segera mengganti kartu ATM berbasis strip magnetik dengan kartu yang menggunakan teknologi chip, yang menawarkan perlindungan data yang lebih baik dan aman.
Alasan Harus Mengganti Kartu Magnetic Stripe ke Chip
Sebagai inovasi dalam dunia perbankan dan upaya meningkatkan perlindungan terhadap data nasabah, kini telah hadir kartu ATM berbasis chip.
Dalam konteks ini, bank-bank di Indonesia aktif mendorong nasabah yang masih menggunakan kartu ATM dengan strip magnetik untuk segera beralih ke kartu berbasis chip.
Alasan utama penggantian ini adalah demi keamanan data, sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya.
Hal ini menjadi penting karena aksi kejahatan seperti skimming terus berlangsung, di mana pelaku kejahatan selalu menemukan cara baru untuk menyempurnakan metode mereka.
Oleh karena itu, langkah penggantian ke kartu berbasis chip harus segera dilakukan untuk meminimalkan risiko. Teknologi chip atau microchip yang tertanam di dalam kartu saat ini dianggap sebagai standar keamanan tertinggi.
Chip tersebut menyimpan berbagai informasi penting seperti nomor rekening, nama, tanggal kedaluwarsa, kode layanan, kode verifikasi, dan data penting lainnya, yang lebih sulit untuk diretas dibandingkan dengan teknologi strip magnetik.
Perbedaan Kartu Magnetic Stripe dan Chip
Kartu ATM dengan strip magnetik dan kartu berbasis chip memiliki sejumlah perbedaan mendasar yang dapat dilihat dari berbagai aspek, seperti fisik, keamanan, dan teknologi yang digunakan. Berikut adalah penjelasan mengenai perbedaan antara keduanya.
1. Fisik
Dilihat dari tampilan fisiknya, perbedaan kedua kartu ini cukup mencolok. Kartu dengan strip magnetik memiliki garis hitam memanjang di bagian belakangnya.
Garis ini berfungsi sebagai penyimpan data dan digunakan untuk transaksi dengan cara menggesek kartu ke mesin slot.
Sebaliknya, kartu berbasis chip memiliki microchip kecil yang terletak di bagian depan kartu, menyerupai chip pada kartu telepon seluler. Chip ini akan dipindai oleh mesin ATM atau EDC saat transaksi berlangsung.
2. Keamanan
Dalam hal keamanan, kartu dengan strip magnetik diketahui lebih rentan terhadap aksi kejahatan, seperti skimming. Data pada kartu jenis ini dapat digandakan dengan alat tertentu, membuatnya rawan digunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Sementara itu, kartu chip dianggap jauh lebih aman. Teknologi chip menyimpan data secara terenkripsi dan tidak dapat disalin atau digandakan, sehingga mengurangi risiko kejahatan yang sering terjadi pada kartu dengan strip magnetik.
3. Teknologi
Kartu dengan strip magnetik menggunakan pita hitam sebagai media penyimpan data. Data dari strip tersebut dikirimkan ke alat pembaca dengan cara menggesekkan kartu.
Namun, teknologi ini tidak dilengkapi sistem perlindungan seperti password, sehingga rentan terhadap penggandaan.
Berbeda dengan itu, teknologi pada kartu berbasis chip jauh lebih canggih. Chip ini memiliki komponen seperti CPU, memori, sistem operasi, serta fungsi enkripsi data.
Hal ini membuatnya lebih sulit diretas dan memberikan tingkat keamanan yang lebih tinggi untuk perlindungan data nasabah.
Cara Mengganti Kartu Magnetic Stripe ke Chip
Saat ini, pemerintah bersama perusahaan perbankan terus mendorong para nasabah untuk segera mengganti kartu ATM maupun kartu kredit berbasis strip magnetik ke kartu berbasis chip.
Langkah ini diambil demi meningkatkan perlindungan data dan keamanan bertransaksi, mengingat tindak kejahatan skimming yang masih kerap terjadi sulit untuk sepenuhnya diatasi. Berikut panduan mengganti kartu berbasis strip magnetik ke kartu chip:
Kunjungi kantor cabang bank tempat kamu membuka rekening atau kantor cabang terdekat.
Ambil nomor antrean untuk layanan customer service.
Setelah nomor antrean dipanggil, sampaikan bahwa kamu ingin mengganti kartu ke teknologi chip.
Serahkan buku tabungan beserta kartu lama sebagai syarat administrasi.
Jika ada biaya penggantian kartu, siapkan sejumlah uang untuk membayarnya (tergantung kebijakan bank).
Tunggu proses pemindahan data dari kartu lama ke kartu baru.
Setelah selesai, petugas customer service akan memberikan kartu chip baru yang siap digunakan.
Sebagai penutup, demi keamanan transaksi, segera beralih dari Kartu ATM Magnetic Stripe ke teknologi chip yang lebih modern dan tepercaya.
Redaksi
indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
2.
ACC Finance adalah: Ini Fasilitas Pembiayaan dan Kreditnya
- 18 Desember 2024
3.
Kasus Bank Bangkrut di Indonesia: Penyebab dan Daftarnya
- 17 Desember 2024
4.
Daftar 6 Asuransi Rumah Terbaik di Indonesia Layak Dibeli
- 17 Desember 2024
5.
Rekomendasi 5 Asuransi Mobil Honda Terbaik dan Preminya
- 17 Desember 2024