JAKARTA - Peningkatan kapasitas dan modernisasi transportasi publik di Jakarta kembali dilakukan melalui pembangunan Stasiun Tanah Abang Baru.
Proyek ini bukan sekadar perluasan fisik, tetapi juga bagian dari strategi menghadirkan kawasan perkotaan yang berorientasi transit (Transit Oriented Development/TOD). Transformasi ini diharapkan tidak hanya mempermudah mobilitas masyarakat, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi di sekitarnya.
Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menegaskan bahwa Stasiun Tanah Abang merupakan salah satu titik transit tersibuk di jaringan KRL Jabodetabek. Dengan volume penumpang yang tinggi, stasiun ini menjadi pusat aktivitas masyarakat sehari-hari, sehingga pembangunan stasiun baru menjadi kebutuhan yang mendesak.
Baca JugaProgram Cek Kesehatan Gratis 2025 Ungkap Masalah Kurang Aktivitas Fisik
"Stasiun Tanah Abang merupakan salah satu stasiun dengan intensitas tertinggi di Jabodetabek. Stasiun ini menjadi pusat mobilitas masyarakat, sehingga perlu dikembangkan dengan konsep kawasan berorientasi transit," ujar Dudy di Jakarta, Rabu.
Modernisasi Stasiun: Kapasitas Naik Signifikan
Pembangunan Stasiun Tanah Abang Baru dirancang untuk meningkatkan kapasitas layanan secara drastis. Sebelumnya, stasiun ini mampu menampung sekitar 141.000 penumpang per hari. Setelah modernisasi, kapasitas meningkat hingga 380.000 penumpang per hari atau naik 62,89 persen.
Bangunan baru memiliki luas 19.000 meter persegi (m²) dan dibangun di atas lahan seluas 31.174 m². Stasiun ini dilengkapi empat peron dan enam jalur, mampu melayani rangkaian kereta dengan 12 gerbong.
Sejak Juni 2025, stasiun ini mulai beroperasi secara bertahap, melayani lima rute utama: Kampung Bandan, Rangkasbitung, Duri-Tangerang, Manggarai-Bogor, dan Cikarang.
Peningkatan fasilitas ini juga diharapkan meningkatkan efisiensi dan daya tampung layanan KRL, memudahkan penumpang, serta mengurangi kepadatan di jam-jam sibuk.
Kolaborasi Multi-Pihak untuk Transportasi Terintegrasi
Keberhasilan pembangunan Stasiun Tanah Abang Baru merupakan hasil kolaborasi antara Kementerian Perhubungan, PT KAI Indonesia, dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Pembangunan ini akan terus dilanjutkan dengan rencana jangka panjang, termasuk penambahan lift, pelebaran peron tiga dan empat, serta peningkatan headway lintas Tanah Abang–Serpong–Rangkasbitung dari 10 menit menjadi 4–6 menit pada tahun 2027.
Selain kapasitas, stasiun baru juga dirancang ramah disabilitas, memberikan kemudahan akses bagi semua penumpang. Dudy menyebut bahwa modernisasi stasiun ini diharapkan mendorong kegiatan ekonomi, menciptakan ruang publik lebih tertata, dan membuka peluang bagi pelaku UMKM.
"Pembangunan dan modernisasi stasiun ini kami harapkan dapat mendorong kegiatan ekonomi di sekitar kawasan, menciptakan ruang publik yang lebih tertata, dan membuka peluang bagi pelaku UMKM. Ini adalah perwujudan transformasi kereta api dalam melayani publik," ujar Dudy.
Peresmian dan Kontribusi Stasiun Tanah Abang
Peresmian Stasiun Tanah Abang Baru dilakukan oleh Presiden RI Prabowo Subianto, didampingi Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi, Direktur Utama PT KAI Bobby Rasyidin, serta Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung, Selasa (4/11).
Langkah ini merupakan bagian dari upaya modernisasi transportasi yang sesuai dengan arahan Presiden dalam kerangka Asta Cita, untuk menghadirkan layanan publik yang nyaman dan modern.
Statistik penggunaan stasiun menunjukkan tingginya kontribusi Stasiun Tanah Abang dalam mobilitas Jabodetabek. Sepanjang 2024, total penumpang kereta api di seluruh Indonesia mencapai 486 juta orang, dengan Stasiun Tanah Abang menyumbang sekitar 22 persen dari jumlah penumpang KRL Jabodetabek.
Hingga Oktober 2025, stasiun ini telah melayani 63 juta penumpang.
Transit Oriented Development dan Masa Depan Transportasi
Penerapan konsep TOD pada Stasiun Tanah Abang Baru menandai langkah penting dalam pengembangan kawasan perkotaan Jakarta yang lebih terintegrasi.
Dengan memusatkan layanan transportasi publik, TOD memungkinkan masyarakat mengakses fasilitas umum, perdagangan, dan ruang publik dengan mudah, sekaligus mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi.
Peningkatan kapasitas stasiun, efisiensi layanan KRL, serta dukungan fasilitas bagi disabilitas menjadi indikator bagaimana transportasi publik dapat menjadi solusi mobilitas inklusif. Selain itu, pengembangan stasiun juga berpotensi menciptakan pusat ekonomi baru, mendukung UMKM, dan meningkatkan kualitas ruang publik.
Dengan begitu, Stasiun Tanah Abang Baru bukan hanya sekadar tempat transit, tetapi juga katalis bagi pertumbuhan ekonomi dan transformasi mobilitas Jakarta ke arah yang lebih modern, inklusif, dan berorientasi pada masyarakat.
Aldi
indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Selvi Gibran Dorong Kemandirian Ekonomi UMKM Papua Barat Lewat Bantuan
- Rabu, 05 November 2025
Sjafrie Sjamsoeddin Tekankan TNI Harus Jadi Tentara Rakyat yang Profesional
- Rabu, 05 November 2025
Upaya Indonesia Memimpin Harmonisasi Standar Laboratorium Pengujian Halal Internasional
- Rabu, 05 November 2025
Berita Lainnya
Sjafrie Sjamsoeddin Tekankan TNI Harus Jadi Tentara Rakyat yang Profesional
- Rabu, 05 November 2025
Upaya Indonesia Memimpin Harmonisasi Standar Laboratorium Pengujian Halal Internasional
- Rabu, 05 November 2025
Terpopuler
1.
2.
Mendagri Tekankan Pentingnya Kapabilitas Kepala Daerah di Indonesia
- 05 November 2025
3.
Pelaksanaan TKA di Papua Tingkatkan Mutu dan Prestasi Generasi Muda
- 05 November 2025
4.
5.
Gibran Berikan Sepeda Dorong Anak Papua Semangat Belajar Matematika
- 05 November 2025









