JAKARTA - Pergerakan saham PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA) menarik perhatian pelaku pasar sepanjang tahun 2025. Emiten energi milik Happy Hapsoro ini mencatat kenaikan signifikan, dengan harga saham melonjak 41,91 persen secara year to date (ytd) menjadi Rp3.860 per 27 Oktober 2025. Lonjakan tersebut menimbulkan berbagai spekulasi di kalangan investor, hingga akhirnya pihak manajemen memberikan penjelasan resmi.
Dalam Public Expose Insidentil di Jakarta, VP Finance and Investor Relation RAJA, Aldila Ayudya Putri, menegaskan bahwa fluktuasi harga saham RAJA sepenuhnya terjadi karena faktor pasar dan sentimen investor.
“Pergerakan harga saham RAJA menunjukkan fluktuasi yang dipengaruhi oleh sentimen investor, dinamika sektor energi, serta persepsi pasar terhadap perkembangan bisnis perseroan,” ujarnya.
Baca Juga
Menurut Aldila, tidak ada kebijakan internal yang memicu kenaikan harga secara langsung. Ia menegaskan bahwa semua informasi material telah disampaikan secara terbuka dan tepat waktu sesuai ketentuan Bursa Efek Indonesia (BEI).
1. Kenaikan Saham Dipicu Sentimen dan Persepsi Pasar
Kinerja saham RAJA sepanjang 2025 memperlihatkan volatilitas yang cukup tinggi. Sejak awal tahun, saham perseroan sempat melonjak pada 21 dan 22 Januari 2025 hingga menyentuh level Rp4.230 sebelum mengalami koreksi bertahap. Sementara pada awal Oktober 2025, saham RAJA kembali mencatat kenaikan hingga mencapai level tertingginya di Rp5.675, lalu kembali terkoreksi ke Rp3.860 pada perdagangan.
Kenaikan harga saham tersebut, menurut Aldila, tidak lepas dari optimisme investor terhadap prospek bisnis sektor energi di Tanah Air. “Pergerakan harga saham merupakan bagian dari dinamika perdagangan di pasar saham Indonesia,” tuturnya.
RAJA, lanjutnya, terus berupaya menjaga kepercayaan investor melalui kinerja bisnis yang solid, transparansi informasi, dan komitmen terhadap tata kelola perusahaan yang baik.
2. Manajemen Fokus pada Kinerja, Bukan Spekulasi Pasar
Direktur Utama RAJA, Djauhar Maulidi, menegaskan bahwa pihaknya tidak memiliki kendali atas pergerakan harga saham di bursa. Ia menekankan bahwa satu-satunya hal yang dapat dilakukan manajemen adalah memastikan kinerja perusahaan berjalan sesuai target dan memberikan hasil terbaik bagi pemegang saham.
“Jadi, yang bisa kami lakukan dalam jajaran manajemen adalah memberikan kontribusi dalam capaian usaha terbaik. Apa yang kami paparkan akan kami jalankan sesuai dengan target dan key performance indicator (KPI) kami,” ujar Djauhar.
Djauhar juga menambahkan, RAJA berkomitmen menjaga nilai perusahaan melalui tiga fokus utama bagi para pemegang saham: memastikan nilai saham tetap stabil, menjaga likuiditas, serta mempertahankan pembagian dividen secara konsisten. “Hal itu tidak bisa terlaksana tanpa kami mencapai seluruh target dan komitmen kami kepada pemegang saham,” tegasnya.
3. BEI Sempat Hentikan Perdagangan Saham RAJA
Lonjakan harga saham RAJA yang signifikan sempat menarik perhatian Bursa Efek Indonesia. Pada 13 Oktober 2025, BEI memberlakukan suspension atau penghentian sementara perdagangan saham RAJA di Pasar Reguler dan Pasar Tunai. Langkah ini dilakukan sebagai upaya perlindungan investor dan menjaga stabilitas pasar modal dari gejolak harga yang terlalu tajam.
Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, Yulianto Aji Sadono, menjelaskan bahwa penghentian tersebut bertujuan memberi waktu bagi pelaku pasar untuk melakukan evaluasi sebelum mengambil keputusan investasi. “Penghentian sementara perdagangan saham PT Rukun Raharja Tbk dilakukan untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar dalam mempertimbangkan setiap keputusan investasinya,” ujarnya.
Selain saham, BEI juga menghentikan sementara perdagangan Waran Terstruktur RAJA di seluruh pasar sebagai bagian dari kebijakan cooling down. Setelah periode tersebut berakhir, perdagangan kembali dibuka secara normal.
4. Komitmen RAJA terhadap Transparansi dan Tata Kelola
Pihak manajemen RAJA menegaskan komitmennya terhadap prinsip keterbukaan informasi dan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance). Aldila menekankan bahwa seluruh perkembangan material perusahaan, baik yang berkaitan dengan proyek energi maupun aksi korporasi, selalu diumumkan secara resmi kepada publik melalui BEI.
Langkah ini sekaligus menjadi bukti bahwa kenaikan harga saham RAJA tidak dipicu oleh praktik spekulatif, melainkan oleh respons pasar terhadap prospek bisnis perseroan. RAJA sendiri terus memperkuat portofolio di bidang energi, termasuk infrastruktur gas, pengembangan LNG, dan energi baru terbarukan — yang dinilai investor memiliki potensi jangka panjang.
“Transparansi dan kepercayaan investor menjadi hal yang kami jaga. Kami percaya bahwa kinerja yang baik akan tercermin pada nilai saham dalam jangka panjang,” kata Aldila.
Menatap Akhir 2025 dengan Optimisme Hati-Hati
Menjelang akhir 2025, RAJA tetap menargetkan pertumbuhan yang berkelanjutan dengan fokus pada efisiensi operasional dan ekspansi bisnis strategis. Meskipun fluktuasi harga saham tidak dapat dihindari, manajemen berharap pasar menilai kinerja RAJA berdasarkan fundamental dan pencapaian nyata.
Dengan strategi yang berfokus pada penguatan sektor energi dan tata kelola yang transparan, RAJA berkomitmen menjaga stabilitas serta terus menciptakan nilai tambah bagi pemegang saham di tengah dinamika pasar yang kompetitif.
Aldi
indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Panduan Jadwal Manchester United Musim 2025 2026 Lengkap
- 27 Oktober 2025
2.
Arsenal Kuasai Puncak Liga Inggris, Lebih dari Set Piece FC
- 27 Oktober 2025
3.
Hyundai Luncurkan Mobil Listrik Jarak Jauh dan SUV
- 27 Oktober 2025
4.
Prabowo Soroti Kebersamaan ASEAN dan Peran AS di Kawasan
- 27 Oktober 2025













