Kenali Penyebab dan Cara Ampuh Mengatasi Tinja Keras pada Anak dan Dewasa
- Rabu, 22 Oktober 2025

JAKARTA - Sistem pencernaan bekerja layaknya jalur panjang yang terkoordinasi dengan baik. Ketika ritme alami melambat, sisa makanan bisa berubah menjadi tinja keras yang kering dan pecah-pecah, menyulitkan proses buang air besar.
Tinja keras bisa menjadi tanda adanya ketidakseimbangan dalam tubuh. Faktor penyebabnya beragam, mulai dari pola makan rendah serat, kurang cairan, hingga kebiasaan menunda buang air besar.
Gejala tinja keras tidak hanya terlihat dari tekstur tinja. Sering kali muncul rasa nyeri saat buang air besar, perasaan tidak tuntas, atau bahkan tidak mampu buang air besar sama sekali.
Baca JugaKenali 4 Gangguan Tulang Anak yang Bisa Berdampak Seumur Hidup
Selain itu, tinja keras dapat menimbulkan kram perut, nyeri, hingga kembung. Pada kasus lebih parah, tinja tersangkut di rektum atau dikenal sebagai impaksi feses, yang memicu pendarahan, tekanan kandung kemih, hingga nyeri punggung bawah.
Penyebab Utama Tinja Keras
Tinja keras terjadi ketika tinja kehilangan terlalu banyak air. Usus besar menyerap air lebih banyak jika makanan bergerak terlalu lambat, sehingga tinja menjadi kering dan menggumpal.
1. Pola Makan dan Hidrasi
Kurang serat dalam diet dapat menyebabkan tinja keras karena serat membantu menyerap air dan memperlancar gerakan usus. Dehidrasi juga berkontribusi, karena kurang cairan membuat tinja lebih padat.
2. Keterbatasan Mobilitas
Orang dengan mobilitas terbatas berisiko mengalami sembelit kronis. Duduk atau berbaring lama memperlambat sistem pencernaan sehingga tinja menjadi keras.
3. Kondisi Medis Tertentu
Beberapa penyakit bisa memicu tinja keras, seperti hipotiroidisme, diabetes, penyakit radang usus, Parkinson, cedera sumsum tulang belakang, dan kehamilan. Obstruksi usus atau tumor juga termasuk kondisi darurat medis.
4. Obat-obatan
Berbagai obat dapat memperlambat buang air besar. Misalnya obat pereda nyeri narkotik, antidepresan, antikolinergik, diuretik, calcium channel blocker, dan suplemen zat besi.
5. Penghentian Pencahar Jangka Panjang
Menghentikan penggunaan pencahar secara tiba-tiba bisa menyebabkan tinja keras. Tubuh menjadi bergantung pada pencahar sehingga usus lupa cara bekerja sendiri.
6. Perubahan Kebiasaan Saat Traveling
Perjalanan atau perubahan rutinitas bisa memicu sembelit. Tidur terganggu, makanan berbeda, dan akses terbatas ke kamar mandi memengaruhi ritme buang air besar.
Faktor Risiko dan Dampak pada Anak-Anak
Beberapa faktor meningkatkan risiko tinja keras, termasuk penuaan, jenis kelamin perempuan, gaya hidup sedenter, dehidrasi, dan konsumsi obat tertentu.
Tinja keras juga umum pada bayi dan anak-anak. Rasa sakit saat buang air besar membuat anak menunda ke toilet, yang justru memperburuk masalah dan bisa menyebabkan penyumbatan usus parsial.
Orang tua harus berhati-hati dalam memberikan obat sembelit kepada anak. Selalu konsultasikan dengan dokter untuk memastikan keamanan dan dosis yang sesuai.
Sambil menunggu pemeriksaan dokter, beberapa praktik membantu, seperti rutin mengajak anak ke toilet, memberikan penguatan positif, dan menghindari hukuman. Memberikan cukup air, buah tinggi serat, dan menggerakkan bayi juga membantu melancarkan buang air besar.
Penanganan dan Pencegahan Tinja Keras
Sembelit sesekali biasanya tidak berbahaya, tetapi tinja keras yang berlangsung lama perlu ditangani. Dokter mungkin menyarankan penggunaan obat pencahar, enema, suplemen magnesium, atau perubahan pola makan tinggi serat.
Minum cukup air dan mengonsumsi buah serta sayuran dapat membantu melunakkan tinja. Enema bisa menambahkan cairan langsung ke rektum untuk merangsang dorongan buang air besar.
Perawatan yang tepat mencegah komplikasi serius, seperti fisura ani, impaksi feses, enkopresis, wasir, atau prolaps rektum. Menangani tinja keras sejak awal menjaga kenyamanan dan kesehatan pencernaan jangka panjang.

Nathasya Zallianty
indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Perbedaan Food Grade dan BPA Free Agar Wadah Makanan Aman untuk Kesehatan
- Rabu, 22 Oktober 2025
Silent Walking: Cara Jalan Kaki Tenang yang Bisa Perkuat Otak dan Mental
- Rabu, 22 Oktober 2025
Terpopuler
1.
BRIN Ungkap Penyebab Utama Kegagalan Startup Indonesia
- 22 Oktober 2025
2.
3.
RI Siapkan 7 Pabrik Pupuk Baru dengan Anggaran Rp50 Triliun
- 22 Oktober 2025
4.
Indonesia Bidik Investasi dan Kerja Sama Industri Innoprom 2026
- 22 Oktober 2025
5.
Sektor Pertanian RI Sumbang PDB Tertinggi Tahun Pertama
- 22 Oktober 2025