Cheat Day vs Cheat Meal, Mana yang Lebih Aman untuk Program Dietmu?
- Rabu, 22 Oktober 2025

JAKARTA - Menjalani program diet tidak selalu mudah, terutama saat keinginan untuk menyantap makanan favorit datang menghampiri. Di tengah rutinitas menjaga pola makan, muncul dua istilah populer di kalangan pelaku diet, yakni cheat day dan cheat meal, yang menawarkan cara aman untuk tetap menikmati hidangan lezat tanpa merasa bersalah.
Meski sekilas terdengar mirip, keduanya memiliki konsep dan pengaruh yang berbeda terhadap keberhasilan diet. Pemahaman yang tepat tentang perbedaan cheat day dan cheat meal dapat membantu menentukan strategi mana yang paling sesuai dengan kebutuhan tubuh dan target penurunan berat badan.
Konsep Cheat Day dan Cheat Meal
Baca JugaRamalan 3 Zodiak Sahabat: Siapa yang Paling Setia dan Mendukung?
Cheat day dan cheat meal sama-sama berfungsi sebagai jeda psikologis bagi pelaku diet agar tidak merasa terbebani dengan aturan ketat. Dalam dunia nutrisi, strategi ini dikenal sebagai “planned indulgence” atau pelanggaran terencana terhadap pola makan sehat.
Cheat day memberi kebebasan penuh untuk makan apa pun selama satu hari penuh, sedangkan cheat meal hanya berlaku untuk satu kali waktu makan. Perbedaan durasi inilah yang menjadi pembeda utama di antara keduanya.
Kenapa Cheat Day dan Cheat Meal Populer Saat Diet?
Banyak orang kesulitan mempertahankan diet jangka panjang karena rasa bosan atau tekanan psikologis. Di sinilah cheat day dan cheat meal memainkan peran penting untuk menjaga motivasi agar tetap konsisten menjalani diet.
Dengan memberi ruang untuk menikmati makanan favorit sesekali, tubuh dan pikiran terasa lebih rileks. Hal ini juga membantu mencegah perilaku makan berlebihan yang sering muncul akibat menahan keinginan terlalu lama.
Perbedaan Utama Antara Cheat Day dan Cheat Meal
Agar lebih mudah memahami perbedaan keduanya, berikut tabel perbandingan antara cheat day dan cheat meal:
Aspek | Cheat Day | Cheat Meal |
---|---|---|
Durasi | Seharian penuh | Satu kali waktu makan |
Jumlah Kalori | Lebih tinggi karena konsumsi sepanjang hari | Terbatas sesuai satu porsi makan |
Fleksibilitas Diet | Cenderung lebih longgar | Lebih terkontrol |
Risiko Gagal Diet | Lebih tinggi bila tidak diatur dengan baik | Lebih rendah dan mudah dikendalikan |
Cocok untuk | Diet fleksibel seperti calorie deficit | Diet moderat dengan pengawasan kalori |
Melalui perbandingan ini, terlihat bahwa cheat meal lebih mudah dikontrol dibanding cheat day, terutama bagi mereka yang masih baru menjalani program diet.
Cara Kerja Cheat Day dan Cheat Meal Terhadap Tubuh
Secara teori, jeda dalam diet seperti cheat day atau cheat meal dapat membantu menjaga metabolisme tubuh. Saat seseorang terlalu lama berada dalam defisit kalori, tubuh cenderung memperlambat metabolisme untuk beradaptasi.
Dengan memberi asupan kalori tambahan sesekali, tubuh merasa tidak “kelaparan” dan tetap menjaga metabolisme tetap aktif. Namun, efek ini hanya optimal jika pelanggaran dilakukan secara terukur dan tidak berlebihan.
Strategi Cheat Meal yang Efektif
Bagi banyak orang, cheat meal menjadi pilihan yang lebih realistis karena tidak mengganggu keseimbangan kalori harian secara signifikan. Satu kali makan dalam seminggu bisa cukup untuk memuaskan keinginan tanpa menurunkan efektivitas diet.
Agar lebih efektif, sebaiknya tetap memperhatikan porsi dan kualitas makanan. Pilih makanan yang tetap memiliki nilai gizi, seperti daging tanpa lemak, karbohidrat kompleks, atau makanan rumahan yang diolah dengan cara sehat.
Risiko Jika Cheat Day Dilakukan Tanpa Kendali
Meskipun terdengar menyenangkan, cheat day juga memiliki risiko jika dilakukan sembarangan. Dalam satu hari penuh, seseorang bisa dengan mudah mengonsumsi ribuan kalori tambahan yang bisa menghapus hasil diet seminggu sebelumnya.
Selain itu, lonjakan kalori secara tiba-tiba dapat menyebabkan kenaikan kadar gula darah, retensi air, dan rasa kembung. Oleh karena itu, cheat day lebih cocok dilakukan oleh orang yang sudah memahami kebutuhan kalorinya dengan baik.
Kapan Waktu Terbaik Melakukan Cheat Meal
Waktu terbaik untuk melakukan cheat meal adalah setelah beberapa hari menjalani defisit kalori secara konsisten. Biasanya, satu kali dalam seminggu sudah cukup untuk menjaga keseimbangan psikologis dan fisik.
Sebaiknya, cheat meal dilakukan pada siang hari agar tubuh masih memiliki waktu untuk membakar kalori yang dikonsumsi. Hindari melakukannya di malam hari karena metabolisme tubuh cenderung melambat menjelang tidur.
Diet yang Tidak Cocok untuk Cheat Meal
Tidak semua jenis diet memberikan ruang untuk cheat meal. Program seperti diet keto atau diet rendah karbohidrat ekstrem mengharuskan kepatuhan ketat agar tubuh tetap dalam kondisi ketosis.
Jika seseorang melakukan pelanggaran, tubuh akan keluar dari mode pembakaran lemak dan butuh waktu beberapa hari untuk kembali menyesuaikan diri. Karena itu, cheat meal lebih cocok diterapkan pada diet fleksibel seperti balanced diet atau calorie deficit diet.
Dampak Psikologis Cheat Day dan Cheat Meal
Selain faktor fisik, strategi ini juga berdampak besar pada kondisi mental seseorang yang sedang diet. Rasa puas setelah menikmati makanan favorit bisa meningkatkan hormon dopamin yang membuat suasana hati lebih baik.
Namun, jika dilakukan berlebihan, bisa muncul rasa bersalah dan dorongan untuk kembali mengonsumsi makanan tidak sehat. Oleh karena itu, pengendalian diri tetap menjadi kunci utama agar tidak kehilangan arah dalam perjalanan diet.
Tips Aman Melakukan Cheat Day dan Cheat Meal
Agar manfaatnya maksimal, beberapa tips berikut bisa diterapkan:
Tentukan jadwal tetap, misalnya satu kali seminggu.
Hindari mengubah cheat meal menjadi cheat day tanpa perencanaan.
Tetap perhatikan porsi makan, meski makanan favorit.
Imbangi dengan olahraga ringan setelahnya.
Jangan lupa minum air putih yang cukup untuk membantu pencernaan.
Dengan strategi yang disiplin, cheat day maupun cheat meal bisa menjadi bagian dari pola diet sehat tanpa mengganggu tujuan utama penurunan berat badan.
Kunci Sukses Diet Ada pada Keseimbangan
Baik cheat day maupun cheat meal memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Keduanya dapat membantu menjaga semangat diet jika dilakukan dengan kesadaran penuh dan kontrol yang baik.
Yang terpenting, kenali kebutuhan tubuh dan pilih strategi yang paling realistis untuk jangka panjang. Dengan begitu, kamu bisa tetap menikmati makanan favorit tanpa harus merasa bersalah, sekaligus tetap menjaga komitmen menuju tubuh yang lebih sehat dan ideal.

Nathasya Zallianty
indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Rekomendasi 9 Tempat Makan Seblak Enak di Bandung Paling Bikin Ketagihan
- Rabu, 22 Oktober 2025
Terpopuler
1.
2.
Harga Emas Antam di Pegadaian 22 Oktober 2025 Naik Drastis
- 22 Oktober 2025
3.
Rekomendasi Saham Terbaik dan Prospek IHSG 22 Oktober 2025
- 22 Oktober 2025
4.
KUR BRI 2025 Dorong UMKM Tumbuh Lewat Akses Pembiayaan Ringan
- 22 Oktober 2025
5.
Syarat dan Simulasi KUR BNI 2025 dengan Tenor Fleksibel Terbaru
- 22 Oktober 2025