Cara Efektif Recharge Emosi Menurut Psikolog: Rahasia Tetap Tenang dan Produktif di Tengah Kesibukan
- Minggu, 19 Oktober 2025

JAKARTA - Menjaga keseimbangan emosi di tengah rutinitas padat bukan hal mudah. Banyak orang tanpa sadar membiarkan energi emosinya terkuras oleh pekerjaan, tanggung jawab, dan tekanan sosial.
Psikolog Irma Gustiana menegaskan pentingnya melakukan recharge emosi agar tubuh dan pikiran tidak kehilangan tenaga. Ketika emosi dibiarkan menumpuk tanpa pengelolaan yang tepat, seseorang bisa merasa lelah, kehilangan motivasi, hingga sulit berpikir jernih.
Menurut Irma, keseimbangan emosional adalah kunci untuk menjalani aktivitas sehari-hari dengan lebih sehat dan produktif. Ia menekankan bahwa menjaga kondisi mental bukan hanya soal istirahat fisik, tetapi juga tentang mengenali dan mengatur perasaan dengan bijak.
Baca JugaRamalan Zodiak 19 Oktober 2025: Capricorn, Aquarius, dan Pisces Dapat Peringatan Semesta
1. Mulai dari Mengenali dan Mengendalikan Emosi
Langkah awal dalam menjaga kesehatan emosi adalah memahami apa yang sedang dirasakan. Setiap orang memiliki pemicu emosinya masing-masing, dan penting untuk tahu kapan suasana hati sedang tidak stabil.
Irma mencontohkan, terutama bagi perempuan, fase pramenstruasi atau PMS sering memengaruhi kestabilan emosi akibat perubahan hormon. “Penting untuk mengenali emosi apa yang sedang kamu rasakan, khususnya bagi perempuan, kadang fase PMS bisa memengaruhi emosi karena perubahan hormon,” ujarnya dalam acara Media Gathering #TenangBersamaBlueBird di Jakarta Selatan, Kamis (17 Oktober 2025).
Ia menambahkan, setelah mengenali perasaan, seseorang perlu belajar mengendalikannya secara sadar. “Sebaiknya kendalikan emosi dan perasaan, misalnya kenali bahwa perasaan kamu tidak nyaman. Hal ini bisa mengarahkan diri pada solusi yang tepat,” lanjutnya.
Dengan memahami emosi secara jujur dan tidak mengabaikannya, seseorang akan lebih mudah menemukan cara menenangkan diri. Pendekatan ini membantu mencegah perilaku impulsif dan melatih kemampuan berpikir lebih jernih di tengah tekanan.
2. Pentingnya Memberi Jeda dari Rutinitas dan Tekanan
Setelah mengenali emosi, langkah berikutnya adalah memberi ruang untuk diri sendiri. Menurut Irma, memberikan jeda dari kesibukan justru membantu seseorang berpikir lebih rasional sebelum membuat keputusan penting.
“Berikan diri kamu jeda dari segala emosi yang dirasakan. Ketika emosional, aliran darah itu berpusat pada otak bagian depan. Di sinilah pusat pembuat keputusan untuk menyelesaikan masalah,” jelasnya.
Ketika seseorang sedang marah atau stres berat, fungsi otak dalam mengambil keputusan bisa terganggu. “Maka, agar tidak gegabah mengambil keputusan yang salah, sebaiknya tenangkan diri dan ambil jeda agar kondisi stresnya agak berkurang,” tambahnya.
Jeda ini tidak harus dilakukan dengan cara rumit. Menarik napas dalam-dalam, berjalan sejenak keluar ruangan, atau sekadar duduk diam beberapa menit bisa membantu menurunkan tekanan emosional dengan signifikan.
3. Refleksi Diri untuk Menemukan Solusi yang Tepat
Setelah kondisi emosional lebih stabil, refleksi diri menjadi langkah penting berikutnya. Irma menyarankan agar setiap orang meluangkan waktu untuk memahami akar dari perasaan yang muncul.
“Setelah mengenali emosi dan perasaan, kemudian kenali kira-kira apa penyebabnya. Dalam kondisi yang lebih tenang, kamu bisa mulai mencari solusi,” katanya.
Ia menegaskan bahwa solusi untuk meredakan stres tidak selalu rumit atau mahal. Kadang cukup dengan istirahat yang cukup, olahraga ringan, atau makan makanan bergizi. Keseimbangan tubuh dan pikiran akan kembali pulih bila keduanya diperhatikan secara seimbang.
Dengan melakukan refleksi secara rutin, seseorang tidak hanya meredakan stres sesaat, tetapi juga memperkuat diri menghadapi tekanan di masa depan. Langkah sederhana ini dapat menjadi fondasi penting untuk menjaga ketenangan dalam jangka panjang.
4. Latihan Mindfulness agar Emosi Lebih Terkendali
Irma juga menekankan pentingnya melatih mindfulness atau kesadaran penuh sebagai bagian dari proses recharge emosi. Menurutnya, latihan seperti journaling, latihan pernapasan, atau meditasi sangat membantu menenangkan pikiran.
“Latihan mindfulness, seperti journaling, latihan bernapas, atau meditasi itu harus konsisten dilatih dan dibiasakan,” ujarnya. Dengan kebiasaan tersebut, seseorang dapat mengenali emosinya lebih cepat dan merespons dengan cara yang lebih bijak.
Kebiasaan ini juga dapat membentuk pola kerja otak yang positif. “Sehingga otak punya kode, ketika ada masalah atau stres, kamu tahu harus ngapain karena begitulah cara otak bekerja karena kebiasaan,” lanjutnya.
Selain melatih kesadaran diri, Irma juga menyarankan untuk berbagi cerita dengan orang yang dipercaya. Tindakan sederhana seperti berbicara tentang perasaan bisa membantu melepaskan beban emosional yang terpendam.
Dengan cara ini, seseorang tidak perlu menanggung tekanan sendirian. Dukungan sosial menjadi salah satu bentuk self-care yang efektif, karena bisa membuat perasaan jauh lebih ringan dan hati lebih tenang.
Menemukan Ketenangan di Tengah Kesibukan
Menjaga keseimbangan emosi bukan berarti harus menghindari stres sepenuhnya. Irma menilai, stres adalah bagian alami dari kehidupan, namun yang penting adalah bagaimana seseorang belajar mengelolanya dengan cara yang sehat.
Recharge emosi bukan tanda kelemahan, melainkan bentuk kesadaran diri untuk menjaga kesehatan mental. Dengan mengenali emosi, memberi jeda, melakukan refleksi, dan melatih mindfulness, seseorang bisa tetap produktif tanpa kehilangan ketenangan batin.
Ketika tubuh dan pikiran bekerja dalam harmoni, produktivitas pun meningkat secara alami. Rutinitas yang padat tidak lagi terasa menekan, karena keseimbangan emosional menjadi fondasi untuk menghadapi segala tantangan hidup.

Nathasya Zallianty
indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
15 Rekomendasi Kuliner Terbaik di Sekitar Stasiun Lempuyangan Jogja
- Minggu, 19 Oktober 2025
Es Pisang Ijo Makassar, Sajian Tradisional yang Memikat Lidah Nusantara
- Minggu, 19 Oktober 2025
Berita Lainnya
Merasa Hidup Hampa? Begini Cara Menemukan Makna dan Menjaga Kesehatan Mental
- Minggu, 19 Oktober 2025
Dokter Ungkap: Olahraga 15 Menit Sehari Cukup Efektif Turunkan Berat Badan
- Minggu, 19 Oktober 2025
Cuaca Panas Bikin Emosi Tak Stabil? Begini Penjelasan Psikiater dan Cara Mengatasinya
- Minggu, 19 Oktober 2025