Kamis, 16 Oktober 2025

Teater Musikal Drayang Swargaloka Perkuat Diplomasi Budaya Indonesia ke Mata Dunia

Teater Musikal Drayang Swargaloka Perkuat Diplomasi Budaya Indonesia ke Mata Dunia
Teater Musikal Drayang Swargaloka Perkuat Diplomasi Budaya Indonesia ke Mata Dunia

JAKARTA - Mini showcase Drama Wayang (Drayang) dari Swargaloka menampilkan teater musikal berbasis budaya Indonesia di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta. Wakil Menteri Ekonomi Kreatif, Irene Umar, mengapresiasi pertunjukan ini sebagai strategi mengembangkan dan memasarkan teater musikal Indonesia ke kancah global.

“Teater musikal yang berbasis budaya Indonesia dan ditampilkan Swargaloka ini luar biasa dan wajib ditonton seantero dunia,” ujar Irene dalam keterangan pers, Kamis, 16 Oktober 2025. Menurutnya, budaya dapat menjadi alat diplomasi antarnegara sekaligus penggerak ekonomi kreatif nasional.

Relevansi Seni Tradisional di Era Modern

Baca Juga

7 Makanan Mengandung Gluten yang Sering Tak Disadari

Irene menekankan bahwa pertunjukan berbasis tradisi tetap relevan sepanjang mempertahankan akar budaya yang kuat. Kehadiran Wamen Ekraf dalam mini showcase ini juga menjadi bentuk dukungan berkelanjutan setelah audiensi bersama Swargaloka pada 1 Oktober 2025.

Seni pertunjukan yang memadukan tradisi dengan sentuhan modern dalam bentuk teater musikal akan digelar dua kali lagi, yaitu 14 November 2025 dengan lakon Panah Matahari – Adipati Karna dan 14 Desember 2025 dalam Drayang Kijang Kencana di Taman Ismail Marzuki (TIM).

Promosi dan Strategi Global

“Kami akan bantu mempromosikan pertunjukan yang akan digelar nanti. Harapannya, semakin banyak pencinta seni bisa menyebarkan narasi positif sehingga permintaan meningkat tidak hanya nasional, tapi juga internasional,” kata Irene.

Menurut Wamen Ekraf, dunia membutuhkan hiburan yang berkualitas dan sarat makna budaya. Dengan demikian, teater musikal Drayang dapat memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada audiens global sekaligus menarik penonton internasional.

Jejak Panjang Swargaloka

Sejak 2008 hingga 2025, Swargaloka telah mementaskan lebih dari 100 karya di berbagai kota seperti Jakarta, Bandung, Solo, Yogyakarta, Surabaya, dan Kalimantan Selatan. Pertunjukan ini menonjolkan wayang orang berbahasa Indonesia dengan mengadaptasi epos Ramayana dan Mahabharata.

Pendiri Yayasan Swargaloka, Suryandoro, menjelaskan Drayang sebagai #MusikalnyaWayang yang memadukan musik, tari, dan drama dengan cara inovatif. Setiap pementasan bertujuan menghadirkan pengalaman dramatis, emosional, dan tak terlupakan bagi penonton.

Drayang sebagai Sub-sektor Ekonomi Kreatif

“Drayang menjadi salah satu subsektor seni pertunjukan dalam kancah ekonomi kreatif yang diharapkan dapat mendunia,” ungkap Suryandoro. Ia menambahkan bahwa cita-cita Drayang adalah menjadi Opera Terbaik Dunia yang dikenang sepanjang masa sekaligus menghasilkan devisa bagi negara.

Keberhasilan Drayang tidak hanya diukur dari jumlah pementasan, tetapi juga dari kemampuan menjembatani budaya Indonesia dengan panggung internasional. Upaya ini sejalan dengan misi Kementerian Ekonomi Kreatif untuk menjadikan seni pertunjukan sebagai pilar penggerak ekonomi berbasis budaya.

Dukungan Pemerintah dan Strategi Sinergi

Dalam rangkaian mini showcase, Wamen Ekraf Irene Umar didampingi Direktur Seni Rupa dan Seni Pertunjukan, Dadam Mahdar. Kehadiran mereka menandai dukungan pemerintah terhadap pengembangan teater musikal tradisional yang memiliki potensi besar di pasar global.

Pendekatan ini menegaskan bahwa budaya Indonesia tidak hanya sebagai hiburan, tapi juga instrumen diplomasi dan ekonomi kreatif. Melalui promosi yang terencana, Drayang diharapkan mampu menjangkau penonton internasional dan memperkuat posisi seni pertunjukan Indonesia di dunia.

Peluang Ekonomi dari Seni Pertunjukan

Selain aspek budaya, teater musikal seperti Drayang juga memiliki potensi ekonomi signifikan. Pendapatan dari tiket, promosi, dan kerja sama internasional dapat menjadi sumber devisa baru bagi Indonesia.

Wamen Ekraf menegaskan bahwa pasar seni pertunjukan harus dikembangkan secara berkelanjutan. Dengan strategi promosi yang tepat, Drayang bisa menjadi contoh bagaimana seni tradisional bisa mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif modern.

Nathasya Zallianty

Nathasya Zallianty

indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Realme GT 8 Pro x Ricoh Siap Debut Global

Realme GT 8 Pro x Ricoh Siap Debut Global

iPad Pro 2025 Hadir dengan Chip M5 dan Dukungan Fast Charging

iPad Pro 2025 Hadir dengan Chip M5 dan Dukungan Fast Charging

Kemenhaj Pastikan Jamaah Indonesia Mendapat Layanan Istimewa di Haji 2026

Kemenhaj Pastikan Jamaah Indonesia Mendapat Layanan Istimewa di Haji 2026

Prabowo Tegaskan Program Makan Bergizi Gratis Targetkan Zero Incident Nasional

Prabowo Tegaskan Program Makan Bergizi Gratis Targetkan Zero Incident Nasional

Prabowo Ingatkan Generasi Muda: Memahami Ekonomi Kunci Kepemimpinan Nasional

Prabowo Ingatkan Generasi Muda: Memahami Ekonomi Kunci Kepemimpinan Nasional