Program Makan Bergizi Gratis Serap Ratusan Ribu Pekerja
- Jumat, 19 September 2025

JAKARTA - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dijalankan sejak Januari 2025 telah menjadi motor penggerak ekonomi dan sosial di Indonesia. Selain fokus pada pemenuhan gizi, program ini juga menciptakan peluang kerja luas bagi masyarakat.
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, mengungkapkan bahwa hingga September 2025, MBG telah menyerap sekitar 600 ribu tenaga kerja di seluruh Indonesia. Angka ini belum termasuk para petani yang memasok bahan baku program.
Dampak MBG terhadap Tenaga Kerja
Baca Juga
Setiap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) mempekerjakan 300 ribu orang secara langsung. Selain itu, setiap SPPG memiliki minimal 15 supplier, yang masing-masing mempekerjakan 5–15 orang. Bila dihitung keseluruhan, program MBG melibatkan hingga 600 ribu pekerja.
Dadan menekankan, organisasi yang melayani MBG semakin berkembang seiring target pemerintah yang tinggi. Presiden Prabowo Subianto menargetkan 82,9 juta penerima manfaat MBG pada 2025. Hal ini menuntut alokasi tenaga kerja dan manajemen yang lebih besar untuk memastikan program berjalan efektif.
Melalui program ini, banyak posisi pekerjaan tersedia, mulai dari pengolahan bahan makanan, distribusi, hingga administrasi. Tidak hanya pekerja di kota, program MBG membuka peluang ekonomi bagi masyarakat desa yang menjadi pemasok bahan baku.
Anggaran MBG dan Prioritas Pemenuhan Gizi
Alokasi anggaran MBG juga menunjukkan skala besar program ini. Untuk tahun 2026, pemerintah menyiapkan Rp 268 triliun, ditambah Rp 67 triliun standby, sehingga totalnya mencapai Rp 335 triliun. Sekitar 96 persen dialokasikan langsung untuk program pemenuhan gizi nasional, sedangkan 4 persen digunakan untuk dukungan manajemen.
Anggaran besar ini menjadi bukti bahwa pemerintah menempatkan pemenuhan gizi sebagai prioritas nasional. Program MBG bukan sekadar bantuan sosial, tetapi juga investasi jangka panjang bagi kesehatan dan produktivitas masyarakat.
Dadan menambahkan, skala anggaran yang besar wajar mengingat luasnya cakupan dan jumlah organisasi yang terlibat. Hal ini juga menuntut adanya tenaga kerja yang fokus dan profesional dalam mengelola distribusi makanan bergizi.
Potensi Ekonomi di Daerah
Selain dampak gizi, MBG membuka peluang ekonomi bagi berbagai pihak di daerah. Koperasi Desa Merah Putih, Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), UMKM, dan petani lokal mendapatkan kesempatan untuk terlibat dalam rantai pasok program ini.
Dadan mendorong generasi muda untuk kembali ke desa dan mengoptimalkan potensi wilayah. Tanah yang sebelumnya menganggur dapat dimanfaatkan untuk produksi pangan bergizi. Dengan begitu, program MBG menjadi katalisator pengembangan ekonomi lokal sekaligus pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat.
Melalui keterlibatan UMKM dan koperasi, MBG juga memicu pertumbuhan usaha kecil dan menengah. Selain pekerjaan langsung, sektor ini menciptakan peluang bisnis baru, meningkatkan pendapatan lokal, dan mengurangi kesenjangan ekonomi antara kota dan desa.
Harapan untuk Generasi Muda
Program MBG tidak hanya soal gizi, tetapi juga soal pemberdayaan masyarakat. Dadan berharap para pemuda melihat peluang ini sebagai sarana berkontribusi bagi desa dan negara. Dengan keterlibatan aktif generasi muda, kualitas produksi dan distribusi makanan bergizi bisa semakin baik.
Pemuda yang kembali ke desa bisa memanfaatkan teknologi pertanian modern, meningkatkan produktivitas lahan, dan mendukung ketahanan pangan nasional. Selain itu, pengalaman bekerja dalam MBG memberi keterampilan manajemen, logistik, dan administrasi yang bernilai tinggi.
Program Makan Bergizi Gratis juga memperkuat ekosistem pangan nasional. Kolaborasi antara pemerintah, koperasi, UMKM, dan petani memungkinkan distribusi makanan bergizi yang efisien dan merata. Program ini menjadi contoh integrasi antara kebijakan sosial dan ekonomi yang berdampak luas.
Dengan target penerima manfaat yang mencapai puluhan juta orang, MBG tetap menekankan prinsip keadilan sosial dan pemerataan. Semua lapisan masyarakat dapat merasakan manfaatnya, baik dari sisi konsumsi gizi maupun kesempatan ekonomi yang tercipta.
Ke depan, BGN akan terus memantau efektivitas program dan memastikan sumber daya manusia yang terlibat mendapatkan dukungan yang memadai. Alokasi anggaran yang besar dan struktur organisasi yang berkembang menandakan program MBG akan terus menjadi prioritas nasional.
Dari sisi ekonomi, MBG membuktikan bahwa program kesehatan bisa berperan ganda: meningkatkan kualitas gizi masyarakat sekaligus membuka lapangan pekerjaan bagi ratusan ribu orang. Dengan sinergi pemerintah dan masyarakat, program ini diharapkan memberi dampak berkelanjutan bagi generasi sekarang dan masa depan.

Nathasya Zallianty
indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Erick Thohir Tekankan Persatuan dan Keberlanjutan Program Kemenpora
- Jumat, 19 September 2025
Terpopuler
1.
Pertamina Dorong Zero Incident Migas Lewat Coaching Zona Rokan
- 19 September 2025
2.
Ekspor Perikanan RI ke Taiwan Melesat, 693 UPI Tersertifikasi
- 19 September 2025
3.
PLTP Kamojang Siapkan Hidrogen Hijau dari Sumur Panas Bumi
- 19 September 2025
4.
IWIP dan WBN Perkuat SDM Lokal Lewat Pendidikan Berkelanjutan
- 19 September 2025
5.
Teknologi CCU Petrokimia Gresik Dorong Industri Hijau Murah
- 19 September 2025