
JAKARTA - Pasar modal Indonesia kembali menunjukkan daya tariknya pada perdagangan Rabu, 17 September 2025. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup sesi pertama dengan kenaikan 22,53 poin atau 0,28% ke level 7.980,23. Dengan capaian ini, IHSG semakin dekat ke level psikologis 8.000 yang banyak dinantikan pelaku pasar.
Data Bursa Efek Indonesia mencatat 339 saham menguat, 337 melemah, dan 280 stagnan. Nilai transaksi mencapai Rp8,73 triliun dengan total 21,75 miliar saham berpindah tangan melalui 1,19 juta kali transaksi. Kapitalisasi pasar pun terkerek menjadi Rp14.474 triliun, menandakan meningkatnya optimisme investor terhadap pasar domestik.
Sektor Teknologi Jadi Motor Utama
Baca JugaCara Cek Tagihan Kartu Kredit BCA Melalui Mobile Banking, Klik BCA, dan MyBCA
Mengutip data Refinitiv, sebagian besar sektor mencatatkan kinerja positif. Sektor teknologi menjadi motor penguatan dengan lonjakan 2,09%, disusul sektor kesehatan yang tumbuh 1,57%.
Dari sektor teknologi, sorotan utama jatuh pada Multipolar Technology (MLPT), salah satu emiten milik konglomerat James T. Riady. Saham MLPT meroket hingga menyentuh auto reject atas (ARA) dengan kenaikan 20% di sesi I. Ini menjadi kenaikan ketiga berturut-turut yang menandai tren positif kuat sejak awal pekan.
Pada penutupan sesi I, MLPT parkir di level Rp131.025 dan tercatat menyumbang 9,6 indeks poin terhadap penguatan IHSG. Aksi ini sekaligus memperkuat dominasi sektor teknologi sebagai penopang utama indeks.
Kontribusi Emiten Prajogo Pangestu
Tak hanya saham MLPT, kontribusi besar juga datang dari emiten milik taipan energi dan petrokimia Prajogo Pangestu. Saham Barito Pacific (BRPT) menguat 5,6% menjadi Rp2.450 dan berkontribusi 8,07 indeks poin terhadap IHSG.
Selain BRPT, dua emiten lain dalam ekosistem bisnis Prajogo juga bergerak positif. Petrosea (PTRO) tercatat menyumbang 2,09 poin, sementara Petrindo Jaya Kreasi (CUAN) memberi tambahan 1,85 poin ke pergerakan indeks. Aksi trio saham ini memperlihatkan solidnya dukungan emiten Prajogo terhadap penguatan pasar di tengah sentimen yang cenderung hati-hati.
Investor Waspada Menanti Sentimen Bunga Acuan
Meskipun IHSG berhasil bergerak naik, pelaku pasar tetap menempatkan kehati-hatian sebagai strategi utama. Hari ini, fokus investor lebih banyak tertuju pada agenda penting baik dari dalam maupun luar negeri.
Dari domestik, perhatian mengarah pada hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia. Keputusan mengenai arah kebijakan suku bunga acuan diperkirakan akan menjadi faktor penentu pergerakan pasar hingga akhir pekan. Setiap sinyal dari BI mengenai inflasi, stabilitas rupiah, atau proyeksi pertumbuhan ekonomi akan dicermati dengan detail oleh investor.
Sementara itu, dari global, sorotan investor tidak kalah kuat terhadap keputusan The Federal Reserve (The Fed) mengenai suku bunga acuan. Meskipun pengumuman resmi baru akan dilakukan pada Kamis dini hari waktu Indonesia, spekulasi pasar sudah terasa sejak awal pekan. Ketidakpastian mengenai sikap The Fed menjadi salah satu faktor utama yang mendorong pelaku pasar untuk lebih selektif.
MLPT Jadi Simbol Optimisme Pasar
Kenaikan signifikan saham Multipolar Technology (MLPT) dalam tiga hari beruntun mencerminkan optimisme investor terhadap sektor teknologi. Di tengah maraknya tren digitalisasi, MLPT dianggap mampu memberikan nilai tambah bagi pasar, terutama dengan dukungan kuat dari Grup Lippo.
Selain menjadi pendorong IHSG, lonjakan MLPT juga menjadi cerminan kepercayaan investor pada sektor teknologi Indonesia. Jika tren ini berlanjut, tidak menutup kemungkinan MLPT bisa menjadi salah satu saham favorit asing dalam jangka menengah.
Peran Emiten Besar dalam Menopang IHSG
Menariknya, penguatan IHSG hari ini sebagian besar ditopang oleh pergerakan saham-saham big caps dan emiten besar dengan kapitalisasi pasar kuat. Selain MLPT dari sektor teknologi, ada BRPT, PTRO, dan CUAN dari sektor energi dan petrokimia.
Fakta ini menunjukkan bahwa investor masih menaruh kepercayaan pada emiten dengan fundamental solid. Dukungan dari perusahaan besar tidak hanya memperkuat IHSG secara teknis, tetapi juga memberikan sentimen positif terhadap stabilitas pasar modal Indonesia.
Arah Pasar Masih Ditentukan Faktor Eksternal
Meski IHSG sudah mendekati level 8.000, langkah indeks berikutnya sangat bergantung pada perkembangan kebijakan moneter global dan domestik. Jika BI mampu menjaga stabilitas rupiah dan The Fed memberikan sinyal dovish, ada peluang besar IHSG menembus level psikologis tersebut dalam waktu dekat.
Namun, jika keputusan The Fed cenderung hawkish, pasar kemungkinan akan menghadapi tekanan jual yang lebih kuat. Oleh karena itu, investor disarankan untuk tetap disiplin dalam mengelola portofolio, dengan memanfaatkan momentum penguatan pada saham unggulan sembari mengantisipasi volatilitas jangka pendek.
IHSG yang menutup sesi I dengan kenaikan 0,28% ke 7.980,23 memperlihatkan optimisme pasar menjelang pengumuman penting dari BI dan The Fed. Lonjakan saham Multipolar Technology (MLPT) hingga menyentuh ARA, serta kontribusi besar dari Barito Pacific (BRPT), Petrosea (PTRO), dan Petrindo Jaya Kreasi (CUAN), menjadi faktor utama yang menjaga momentum penguatan indeks.
Meski demikian, langkah pasar masih penuh kehati-hatian. Investor menanti kejelasan arah suku bunga acuan yang berpotensi besar memengaruhi pergerakan IHSG dan nilai tukar rupiah. Level 8.000 kini berada dalam jangkauan, namun pencapaiannya sangat ditentukan oleh sentimen global dan kebijakan domestik.

Aldi
indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
10 Hp Gaming Murah 1 Jutaan Terbaik 2025, RAM Besar, Game Lancar!
- 18 September 2025
2.
Teknologi HPAL Dorong Transformasi Nikel Bernilai Tinggi
- 18 September 2025
3.
KUR BRI September 2025: Cicilan Terjangkau, Syarat dan Manfaat
- 18 September 2025
4.
KUR BSI 2025: Cara Pengajuan Mudah, Syarat dan Manfaat
- 18 September 2025
5.
Simulasi Angsuran KUR BCA 2025, Syarat dan Keunggulannya
- 18 September 2025