JAKARTA - PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) bersiap memasuki 2026 dengan strategi baru yang menekankan diversifikasi produk, yakni pembiayaan emas dan pembiayaan haji.
Langkah ini dilakukan untuk memanfaatkan peluang di segmen nasabah yang memiliki dana investasi, sekaligus menjaga pertumbuhan bisnis di tengah pasar otomotif yang belum sepenuhnya pulih.
Presiden Direktur CNAF, Ristiawan Suherman, menegaskan bahwa perusahaan melihat adanya peluang besar di segmen nasabah mampu, yang memiliki dana cukup untuk berinvestasi dalam emas.
“Jadi, kami baru meluncurkan produk emas, cicilan emas, dan pembiayaan emas. Itu masuk produk investasi. Orang yang memiliki uang ingin berinvestasi karena harga emas naik terus. Kami sudah mulai meluncurkan cicilan emas sejak 2 minggu lalu,” ujar Ristiawan.
Skema Pembiayaan Emas dengan Risiko Minimal
CNAF mengadopsi mekanisme pembiayaan emas yang aman dengan risiko rendah. Menurut Ristiawan, emas yang dibeli melalui pembiayaan tidak langsung diserahkan kepada nasabah, melainkan tetap dititipkan di Antam sampai cicilan lunas. Baru setelah pembayaran selesai, nasabah dapat membawa pulang emas tersebut.
Meski demikian, ketersediaan emas dari Antam untuk program CNAF masih terbatas, yakni sekitar 300 gram per minggu.
Ristiawan optimistis jumlah ini akan meningkat seiring tingginya minat masyarakat untuk berinvestasi di emas. “Kami percaya jatah ketersediaan emas dapat terus meningkat seiring animo masyarakat berinvestasi,” katanya.
Pembiayaan emas ini menjadi bagian dari strategi CNAF untuk menjaring segmen investor, yang dianggap memiliki daya beli lebih tinggi dibandingkan konsumen otomotif biasa. Produk ini sekaligus menjadi instrumen diversifikasi, mengurangi ketergantungan perusahaan pada sektor kendaraan bermotor.
Pembiayaan Haji, Prospek Cerah di Pasar Indonesia
Selain emas, CNAF juga menyiapkan pembiayaan untuk ibadah haji. Ristiawan menilai segmen pembiayaan haji memiliki prospek menjanjikan, mengingat jumlah penduduk Muslim Indonesia yang besar. “Kami meluncurkan dua skema, yakni produk haji reguler dan haji plus,” jelasnya.
Dua skema pembiayaan haji ini diharapkan dapat mendorong diversifikasi portofolio CNAF sekaligus meningkatkan penetrasi perusahaan ke segmen nasabah yang memiliki kemampuan finansial kuat. Strategi ini juga menjadi langkah mitigasi terhadap kemungkinan perlambatan pasar otomotif pada tahun depan.
Diversifikasi untuk Menjaga Pertumbuhan
Ristiawan menegaskan diversifikasi produk sangat penting mengingat tren konsumen otomotif yang kemungkinan lebih memilih kendaraan merek China yang lebih terjangkau.
Dengan demikian, fokus pada pembiayaan emas dan haji memungkinkan CNAF tetap mempertahankan pertumbuhan meski permintaan mobil belum sepenuhnya pulih.
“Diversifikasi kami menyasar segmen nasabah yang punya uang untuk investasi. Ini juga menjadi cara kami menjaga pertumbuhan perusahaan di tengah kondisi pasar otomotif yang fluktuatif,” ujarnya.
Proyeksi Pertumbuhan Tahun Depan
Untuk tahun 2026, CNAF memperkirakan pertumbuhan pembiayaan masih akan berada di kisaran single digit, mirip dengan proyeksi tahun ini. Ristiawan menyebutkan, target pertumbuhan yang konservatif ini diperkirakan sekitar 3%–5%, berbeda dengan strategi agresif pada periode sebelumnya.
“Proyeksi kami masih tumbuh sekitar single digit. Ya, 3%-5%, tidak agresif seperti sebelumnya,” ungkap Ristiawan.
Kinerja Pembiayaan hingga September 2025
Hingga September 2025, CNAF mencatat penyaluran pembiayaan baru sebesar Rp7,27 triliun, meningkat 3% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp7,08 triliun. Pertumbuhan ini menunjukkan bahwa strategi perusahaan mampu menjaga stabilitas kinerja di tengah tantangan pasar.
Meski pertumbuhan pasar otomotif cenderung moderat, fokus pada pembiayaan alternatif seperti emas dan haji memberikan jalur baru bagi CNAF untuk tetap menarik nasabah premium.
CNAF dan Peluang di Segmen Investor
Fokus pada produk emas menjadi langkah strategis perusahaan dalam merangkul segmen nasabah dengan kemampuan finansial tinggi.
Ristiawan menyebut bahwa pembiayaan emas tidak hanya aman karena disimpan di Antam, tetapi juga menjadi instrumen investasi yang menarik bagi masyarakat yang ingin memanfaatkan kenaikan harga emas.
Di sisi lain, pembiayaan haji memperluas basis nasabah CNAF, sekaligus menambah nilai sosial perusahaan dengan mendukung pemenuhan kebutuhan ibadah umat Muslim di Indonesia.
Dengan menggarap pembiayaan emas dan haji, CNAF menegaskan komitmennya melakukan diversifikasi untuk mendukung pertumbuhan bisnis.
Strategi ini memungkinkan perusahaan tetap adaptif di tengah pasar otomotif yang belum sepenuhnya pulih, sekaligus menjangkau segmen nasabah premium yang berpotensi memberikan kontribusi besar bagi pendapatan.
Langkah ini menunjukkan CNAF tidak hanya berfokus pada pembiayaan otomotif, tetapi juga mulai mengembangkan produk yang lebih luas, aman, dan menarik bagi investor.
Dengan proyeksi pertumbuhan single digit dan fokus pada diversifikasi, CNAF siap menghadapi tantangan 2026 sambil tetap menjaga stabilitas kinerja dan relevansi di pasar finansial.