Kunjungan Mendikdasmen ke Agam Soroti Pemulihan Sekolah dan Trauma Siswa Pascabencana Hebat

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:34:43 WIB
Kunjungan Mendikdasmen ke Agam Soroti Pemulihan Sekolah dan Trauma Siswa Pascabencana Hebat

JAKARTA - Kondisi sekolah yang terdampak banjir dan longsor di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, kembali menjadi pusat perhatian nasional setelah Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, melakukan peninjauan lapangan. Kunjungan tersebut berlangsung pada Jumat, 28 November 2024, sehari setelah bencana yang terjadi pada Kamis, 27 November 2024, mengguncang aktivitas belajar-mengajar di wilayah itu.

Mu’ti mendatangi SMPN 1 Tanjung Raya yang ditetapkan sebagai salah satu titik terdampak cukup parah akibat banjir dan longsor. Lokasi tersebut juga menjadi tempat yang dipilih pemerintah daerah sebagai pusat kegiatan belajar sementara bagi berbagai jenjang pendidikan.

Dalam lawatan tersebut, Abdul Mu’ti bergerak bersama Wakil Bupati Agam Muhammad Iqbal dan sejumlah pihak terkait. Mereka meninjau langsung situasi sekolah sembari memastikan layanan psikososial bagi para siswa berjalan sesuai kebutuhan.

Setiba di SMPN 1 Tanjung Raya, Menteri langsung menyapa para siswa Taman Kanak-Kanak yang sedang mengikuti kegiatan pemulihan psikologis. Anak-anak terlihat didampingi relawan yang memberikan perhatian khusus untuk mengurangi trauma pasca peristiwa alam tersebut.

Mu’ti turut terlibat secara langsung dalam kegiatan psikososial yang tengah berlangsung untuk anak-anak. Ia mengajak para siswa bercerita dan bernyanyi agar mereka merasa lebih tenang setelah mengalami kejadian yang cukup mengguncang.

“Adik-adik harus tetap semangat, jadi anak pintar dan baik untuk teman-temannya,” kata Mu’ti. Ucapan tersebut diserahkannya dengan penuh kehangatan untuk menyuntikkan motivasi bagi anak-anak yang masih terlihat cemas.

Lingkungan sekolah yang dijadikan lokasi aktivitas sementara ini merupakan langkah cepat untuk memastikan kegiatan belajar tetap bisa berlangsung. Hal tersebut dipilih karena sejumlah sekolah di kawasan Maninjau dan sekitarnya masih tidak dapat digunakan akibat rusak parah atau tertutup material longsor.

SMPN 1 Tanjung Raya sebenarnya juga mengalami kerusakan yang tidak ringan tetapi masih memungkinkan untuk difungsikan sementara. Beberapa ruang kelas di sekolah itu tertutup material batu besar yang terbawa arus sungai dari perbukitan di belakang bangunan.

Meski demikian, sekolah itu tetap dipertahankan sebagai titik berkumpul siswa berbagai jenjang pendidikan selama masa tanggap darurat. Hal ini dilakukan agar kegiatan pendidikan tetap berjalan dan siswa tidak terlalu lama mengalami jeda belajar.

Fokus pada Pemulihan Psikologis Anak

Tidak hanya siswa TK, Abdul Mu’ti juga menyempatkan diri memberikan perhatian kepada siswa sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. Mereka ikut mendapatkan layanan psikososial dari relawan yang bertugas sejak pagi hari di sekolah tersebut.

Dalam interaksinya dengan para siswa, Mu’ti turut memberikan semangat dan dorongan positif agar mereka tetap percaya diri dalam menghadapi situasi pascabencana. Ia menekankan bahwa pendidikan dan mental anak-anak adalah prioritas utama yang harus segera dipulihkan.

Mu’ti mengajukan pertanyaan kepada para siswa untuk mencairkan suasana. “Di sini ada ulama besar siapa namanya?” tanya Mu’ti kepada siswa-siswi yang langsung menjawab “Buya Hamka”.

Pertanyaan tersebut mendapat sambutan antusias dari para siswa meski dalam kondisi pemulihan. Mu’ti kemudian melanjutkan motivasinya agar anak-anak tetap memiliki impian besar meski sedang menghadapi masa sulit.

Ia mendorong para siswa agar memiliki tokoh panutan yang memberi inspirasi bagi masa depan mereka. “Jadilah Buya Hamka, dan jadi seseorang yang berprestasi sesuai kemampuannya masing-masing,” ujar Mu’ti.

Kalimat itu menjadi penegasan bahwa masa depan anak-anak harus tetap dipupuk dengan mimpi dan semangat meski mereka sedang berada dalam situasi yang tidak mudah. Dorongan moral tersebut sangat penting bagi pemulihan psikologis anak-anak yang sempat panik ketika bencana terjadi.

Selain memberikan dukungan secara langsung, Mendikdasmen juga memastikan relawan yang bertugas mendapatkan fasilitas yang memadai untuk menjalankan kegiatan pendampingan. Tim tersebut berisi pendidik, tenaga sosial, dan para relawan yang sudah dilatih untuk menangani kasus trauma anak.

Pelaksanaan kegiatan pemulihan psikososial ini dilakukan secara bertahap sepanjang masa tanggap darurat agar kondisi mental anak dapat stabil kembali. Hal ini penting agar mereka bisa kembali mengikuti kegiatan belajar dengan nyaman ketika sekolah sudah siap digunakan seperti sedia kala.

Sekolah Sebagai Titik Pemulihan dan Penanganan Darurat

SMPN 1 Tanjung Raya kini menjalankan dua fungsi utama selama masa pemulihan. Selain menjadi tempat belajar sementara, sekolah ini juga dipilih sebagai pusat pelayanan psikososial bagi siswa TK, SD, dan SMP dari wilayah tersebut.

Penunjukan ini dilakukan setelah mempertimbangkan kondisi sekolah lain yang sebagian besar belum aman untuk ditempati. Banyak bangunan yang tertimbun material longsor dan memerlukan pembersihan besar-besaran sebelum dapat digunakan kembali.

Sementara itu, SMPN 1 Tanjung Raya meski mengalami kerusakan, masih menyisakan ruangan yang layak digunakan untuk berbagai aktivitas. Para guru dan relawan menata ruangan sebaik mungkin untuk memastikan kegiatan belajar dan pemulihan dapat berjalan serentak.

Pemerintah daerah bersama pihak sekolah juga menyusun jadwal kegiatan agar setiap kelompok siswa bisa memperoleh layanan dengan tertib. Sistem pengaturan tersebut membantu mencegah kerumunan sekaligus mengefektifkan pemulihan yang sedang berjalan.

Mu’ti melihat langsung bagaimana para relawan memberikan pendampingan kepada anak-anak yang terlihat masih cemas. Ia menilai pendekatan yang dilakukan sudah tepat dan meminta agar kegiatan ini terus dilanjutkan hingga kondisi anak-anak benar-benar pulih.

Dalam kunjungan tersebut, terlihat bahwa banyak orang tua ikut mengantar anak mereka ke sekolah untuk memastikan keamanan. Suasana terlihat penuh harapan meski di tengah kesibukan para petugas membersihkan sisa-sisa material longsor di beberapa titik lingkungan sekolah.

Pemberian Bantuan dan Kepedulian untuk Para Penyintas

Sebelum meninggalkan lokasi, Abdul Mu’ti menyerahkan sejumlah bantuan untuk mendukung aktivitas pemulihan di sekolah. Bantuan tersebut meliputi perlengkapan pendidikan, kebutuhan siswa, dan sarana yang diperlukan selama masa tanggap darurat.

Mu’ti juga memberikan santunan kepada ahli waris seorang siswa yang meninggal dunia pada saat bencana terjadi. Santunan itu diberikan sebagai bentuk kepedulian dan dukungan moral bagi keluarga yang tengah berduka.

Ia menyampaikan bahwa pemerintah akan terus memantau perkembangan situasi di Agam hingga seluruh sekolah dapat kembali berfungsi normal. Komitmen tersebut menjadi penegasan bahwa pendidikan anak-anak tetap menjadi prioritas utama meski daerah sedang menghadapi bencana besar.

Kunjungan tersebut menjadi bukti bahwa pemulihan pendidikan tidak hanya berfokus pada sarana fisik tetapi juga pada pemulihan mental dan kesejahteraan emosional para siswa. Langkah ini diharapkan mampu mempercepat pemulihan agar anak-anak dapat kembali belajar dengan semangat penuh.

Terkini