Pemerintah Sinergikan Pendidikan Tinggi dan Dunia Kerja Nasional

Rabu, 22 Oktober 2025 | 12:23:17 WIB
Pemerintah Sinergikan Pendidikan Tinggi dan Dunia Kerja Nasional

JAKARTA - Pemerintah terus memperkuat hubungan antara dunia pendidikan tinggi dan sektor ketenagakerjaan.

 Melalui kolaborasi strategis antara Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) dan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), kedua pihak berkomitmen membangun sistem pendidikan yang lebih adaptif terhadap kebutuhan pasar kerja.

Kerja sama ini ditegaskan dalam pertemuan antara Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto dan Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli di Jakarta, Selasa 21 Oktober. 

Keduanya sepakat mengintegrasikan perencanaan pendidikan dan ketenagakerjaan melalui pendekatan berbasis data (data-driven policy), memperkuat sistem sertifikasi profesi, dan mengembangkan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan masa depan — termasuk sektor green jobs, teknologi digital, dan manufaktur berkelanjutan.

“Untuk rencana pembangunan Indonesia dan dari delapan AstaCita, kita coba breakdown itu menjadi bidang-bidang apa yang akan dibutuhkan dan membutuhkan keahlian khusus,” ujar Brian Yuliarto dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

Pendidikan dan Tenaga Kerja Harus Berjalan Searah

Mendiktisaintek Brian menegaskan pentingnya sinergi lintas kementerian agar ekosistem pendidikan tinggi berdampak langsung pada pembangunan nasional. Menurutnya, kebijakan pendidikan tak bisa lagi berdiri sendiri tanpa mempertimbangkan arah kebutuhan tenaga kerja masa depan.

Ia menilai, perencanaan pendidikan harus selaras dengan kebijakan pembangunan ekonomi agar lulusan perguruan tinggi tidak hanya siap kerja, tetapi juga mampu menjadi inovator dan penggerak pertumbuhan nasional.

“Kemdiktisaintek akan menyediakan basis data pendidikan tinggi yang terintegrasi dengan kebutuhan industri nasional, guna memperkuat desain kebijakan berbasis bukti dan menekan angka ketidaksesuaian kompetensi lulusan,” tegas Brian.

Pendekatan berbasis data ini diharapkan mampu memperkecil gap antara dunia akademik dan industri, yang selama ini menjadi salah satu penyebab utama tingginya pengangguran terdidik di Indonesia.

Kemnaker: Kurikulum Harus Selaras dengan Kebutuhan Industri

Di sisi lain, Menaker Yassierli menekankan bahwa dunia pendidikan perlu menyesuaikan diri dengan dinamika pasar tenaga kerja. 

Menurutnya, kerja sama ini menjadi momentum penting untuk menyelaraskan kurikulum, metode pembelajaran, dan pelatihan kerja agar lebih sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan industri modern.

“Kolaborasi ini diharapkan mampu memperkecil kesenjangan antara kompetensi lulusan dan kebutuhan pasar tenaga kerja,” ujar Yassierli.

Ia juga menambahkan bahwa penyelarasan tersebut harus bersifat berkelanjutan, seiring dengan perubahan tren industri seperti otomatisasi, digitalisasi, dan transisi menuju ekonomi hijau.

Penguatan Program Magang Internasional untuk Mahasiswa

Salah satu poin penting dalam kerja sama ini adalah penguatan program magang internasional bagi mahasiswa Indonesia. Pemerintah menilai, pengalaman global sangat penting untuk meningkatkan daya saing lulusan di pasar tenaga kerja internasional.

Program tersebut akan dijalankan melalui kemitraan dengan negara-negara seperti Jepang, Korea Selatan, dan Australia, yang telah memiliki sistem pelatihan kerja profesional dengan standar tinggi.

Melalui program ini, mahasiswa diharapkan dapat mengembangkan keterampilan praktis sekaligus memahami standar kerja internasional, yang pada akhirnya akan meningkatkan daya saing sumber daya manusia Indonesia di kancah global.

Reformasi Kebijakan Beasiswa dan Optimalisasi Dana LPDP

Selain membahas kurikulum dan magang, kedua kementerian juga menyoroti perlunya reformasi kebijakan beasiswa nasional. 

Menurut Brian, pengelolaan dana beasiswa, termasuk Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), perlu diarahkan secara lebih strategis untuk mendukung kebutuhan pembangunan ekonomi dan industri nasional.

Kebijakan ini diharapkan dapat memastikan bahwa dana beasiswa digunakan secara optimal untuk mencetak tenaga ahli di bidang yang benar-benar dibutuhkan, seperti energi terbarukan, teknologi manufaktur, kecerdasan buatan (AI), dan sains terapan.

Integrasi Data dan Inovasi Riset Jadi Fokus Bersama

Dalam pertemuan tersebut, Kemdiktisaintek dan Kemnaker juga sepakat memperkuat integrasi data antara lulusan dan kebutuhan pasar kerja nasional maupun global. 

Kedua kementerian akan mengembangkan sistem forecasting tenaga kerja berbasis data industri agar kebijakan ketenagakerjaan dan pendidikan dapat disusun lebih akurat.

Selain itu, riset terapan juga akan menjadi fokus utama dalam pengembangan kurikulum di perguruan tinggi. Riset ini diharapkan mampu menghasilkan inovasi yang relevan dengan kebutuhan industri, sekaligus memperkuat daya saing sektor produksi nasional.

Menyongsong Era Baru Sinergi Pendidikan dan Dunia Kerja

Langkah sinergis antara Kemdiktisaintek dan Kemnaker ini menjadi bagian penting dari upaya pemerintah dalam membangun sistem pendidikan tinggi yang berorientasi pada kebutuhan nyata masyarakat dan industri.

Dengan pendekatan berbasis data, kebijakan beasiswa yang terarah, serta integrasi kurikulum dan program magang internasional, Indonesia diharapkan mampu menciptakan sumber daya manusia unggul dan adaptif terhadap perubahan global.

“Sinergi ini bukan hanya tentang pendidikan dan ketenagakerjaan, tetapi tentang masa depan Indonesia,” kata Brian Yuliarto.

Melalui kerja sama lintas kementerian ini, pemerintah berupaya memastikan bahwa setiap lulusan perguruan tinggi memiliki kompetensi yang relevan, daya saing global, dan kontribusi nyata bagi pembangunan nasional. 

Kolaborasi tersebut menjadi langkah strategis menuju transformasi ekosistem pendidikan tinggi yang produktif, inklusif, dan berkelanjutan.

Terkini