JAKARTA - Pemulihan lingkungan pesisir kini menjadi perhatian utama dalam menjaga keseimbangan alam sekaligus membuka peluang ekonomi bagi masyarakat setempat. PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo turut berkontribusi lewat penanaman ribuan bibit mangrove di sembilan lokasi pesisir di Indonesia.
Program ini bukan sekadar upaya pelestarian lingkungan, tetapi juga bagian dari konsep Pelabuhan Hijau atau Green Port yang menggabungkan tanggung jawab ekologis dengan pemberdayaan komunitas pesisir.
Rehabilitasi Mangrove: Upaya Pelindo dan Dampak Lingkungan
Berbarengan dengan peringatan Hari Maritim Nasional, Pelindo melakukan penanaman mangrove secara serentak dengan total luas rehabilitasi mencapai 134,5 hektare. Sebanyak 215.200 bibit mangrove ditanam untuk memperkuat ekosistem pesisir yang rentan.
Penanaman ini memiliki potensi besar dalam menyerap emisi karbon dioksida, yang menurut perhitungan teknis mampu menyerap ribuan ton CO2. Hal ini mendukung upaya nasional dalam mitigasi perubahan iklim melalui restorasi mangrove.
Komitmen Berkelanjutan dan Manfaat Sosial Ekonomi
Direktur Utama Pelindo, Arif Suhartono, menegaskan bahwa program ini adalah kelanjutan dari komitmen perusahaan yang telah berjalan selama beberapa tahun. Fokus utamanya adalah pelestarian ekosistem pesisir yang dikombinasikan dengan pemberdayaan masyarakat lokal.
Dengan slogan 'Pelabuhan Hijau, Masyarakat Sejahtera', Pelindo mengedepankan rehabilitasi mangrove secara berkelanjutan. Selain mendukung target nasional restorasi mangrove, program ini memastikan keterlibatan aktif masyarakat pesisir.
Menurut Arif, program rehabilitasi mangrove bukan hanya aktivitas simbolik. Melalui upaya ini, perusahaan ingin memperkuat ekosistem pesisir sekaligus memberikan kontribusi nyata dalam penurunan emisi karbon.
Selain itu, pelestarian mangrove juga membuka peluang ekonomi baru bagi warga setempat, dari sektor ekowisata hingga produk olahan hasil laut yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pemberdayaan Masyarakat sebagai Kunci Keberhasilan
Pelindo melibatkan 17 kelompok tani dan ratusan warga pesisir dalam program rehabilitasi ini. Masyarakat tidak hanya bertugas menanam, tapi juga diberdayakan untuk merawat bibit hingga tumbuh optimal.
"Pelibatan warga ini penting agar program tidak berhenti pada seremoni. Mereka harus merasakan manfaat langsung," ungkap Arif Suhartono.
Dengan begitu, manfaat program ini tidak hanya pada aspek lingkungan, tetapi juga sosial dan ekonomi yang berkelanjutan bagi komunitas pesisir.
Peran Pelindo dan Target Nasional Restorasi Mangrove
Keterlibatan Pelindo sebagai operator pelabuhan yang peduli pada ekosistem pesisir memperkuat posisi perusahaan dalam mendukung kelestarian lingkungan.
Pemerintah sendiri menargetkan rehabilitasi 600 ribu hektare mangrove selesai pada tahun 2029. Dengan kontribusi Pelindo yang mencapai ratusan hektare tahun ini, diharapkan dapat menjadi katalis percepatan pencapaian target tersebut.
Program rehabilitasi mangrove ini menjadi contoh nyata bagaimana perusahaan BUMN dapat berperan aktif dalam menjaga lingkungan sekaligus menciptakan nilai tambah sosial dan ekonomi bagi masyarakat.
Upaya ini menunjukkan bahwa pelestarian alam dan kemajuan ekonomi bisa berjalan beriringan dengan pendekatan yang tepat dan keterlibatan komunitas lokal secara menyeluruh.
Dengan demikian, penanaman 215.200 bibit mangrove bukan hanya langkah konservasi, tetapi juga investasi sosial yang menjanjikan manfaat luas bagi lingkungan dan masyarakat pesisir di masa depan.