Transportasi Umum Surabaya Jadi Penopang Mobilitas Wisata dan Warga

Selasa, 23 September 2025 | 08:01:30 WIB
Transportasi Umum Surabaya Jadi Penopang Mobilitas Wisata dan Warga

JAKARTA – Kota Pahlawan tidak hanya dikenal sebagai pusat bisnis dan industri, tetapi juga sebagai salah satu destinasi wisata yang menarik di Jawa Timur. Untuk menunjang mobilitas warganya serta memudahkan wisatawan menjelajahi setiap sudut kota, Surabaya menyediakan berbagai pilihan transportasi umum dengan tarif yang ramah di kantong.

Keberadaan transportasi ini menjadi bagian penting dari denyut kehidupan kota. Mulai dari bus modern, angkot tradisional, hingga layanan kereta komuter yang menghubungkan Surabaya dengan daerah penyangga, semuanya hadir untuk memastikan perjalanan tetap lancar, murah, sekaligus nyaman.

Bagi masyarakat, transportasi umum bukan sekadar alat perpindahan, melainkan sarana yang mendukung aktivitas harian, dari bekerja, bersekolah, hingga berwisata. Sementara bagi pelancong, moda ini adalah pintu masuk untuk mengenal lebih dekat karakter kota yang penuh sejarah dan budaya.

Ragam Transportasi di Kota Pahlawan

Salah satu moda yang paling dikenal adalah Suroboyo Bus, layanan bus kota modern yang dioperasikan Pemerintah Kota Surabaya. Armada ini melayani rute strategis dengan halte khusus, jadwal teratur, serta fasilitas memadai bagi penumpang.

Keunikan Suroboyo Bus terletak pada program ramah lingkungannya. Penumpang dapat menggunakan sampah plastik sebagai alat pembayaran, meskipun kebijakan ini menyesuaikan kondisi operasional. Dengan rute yang dekat dengan destinasi populer, moda ini sangat cocok bagi wisatawan, keluarga, maupun pelajar.

Bus ini beroperasi mulai pukul 05.30 WIB hingga sekitar 21.00 WIB setiap hari. Tarif reguler ditetapkan Rp 5.000 sekali perjalanan, sedangkan pelajar dan mahasiswa cukup membayar Rp 2.500. Beberapa kategori seperti lansia, veteran, penyandang disabilitas, serta anak-anak tertentu dapat menikmati layanan secara gratis.

Rute yang banyak diminati di antaranya Purabaya–Rajawali, melewati Tugu Pahlawan, Alun-Alun Contong, hingga Siola. Ada pula jalur Terminal Oso Wilangun–Unesa yang memudahkan akses menuju kampus dan kawasan pendidikan.

Selain bus kota, angkot masih menjadi moda tradisional yang tetap bertahan di Surabaya. Meski tidak se-modern bus, angkot menawarkan fleksibilitas dan jangkauan yang lebih luas hingga ke gang-gang kecil. Tarifnya relatif terjangkau, sekitar Rp 5.000 untuk dewasa dan Rp 2.500 untuk pelajar dengan identitas.

Waktu operasional angkot cukup panjang, dari pagi hingga malam hari. Namun karena tidak semua trayek memiliki halte resmi atau penanda jelas, penumpang disarankan menanyakan langsung ke sopir. Beberapa trayek populer mencakup Purabaya–Tambak Oso Wilangun, Joyoboyo–Gunung Anyar, dan Purabaya–Perak.

Koneksi Antarkota dan Layanan Feeder

Untuk perjalanan antarkota, Commuter Line menjadi solusi yang lebih cepat dibandingkan bus saat lalu lintas padat. Moda ini menghubungkan Surabaya dengan Sidoarjo, Pasuruan, Mojokerto, hingga Blitar.

Sejak 1 Juli 2025, jadwal Commuter Line di wilayah Daop 8 Surabaya mengalami penyesuaian. Contohnya, KA Jenggala No 474 (Sidoarjo–Surabaya Pasar Turi–Indro) kini berangkat lebih pagi, sekitar pukul 05.25 WIB. Perubahan ini membuat penumpang memiliki lebih banyak opsi sesuai kebutuhan perjalanan.

Tidak hanya itu, Wirawiri Suroboyo hadir sebagai feeder untuk menjangkau area yang tidak dilalui bus besar. Moda ini menyambungkan titik-titik pemukiman dengan koridor utama Suroboyo Bus atau Trans Semanggi. Tarifnya sama seperti Trans Jatim, yakni Rp 5.000 untuk umum dan Rp 2.500 untuk pelajar.

Beberapa rute populer Wirawiri Suroboyo meliputi Benowo–Tunjungan, TIJ–Lakarsantri, serta Terminal Bratang–Stasiun Pasar Turi. Dengan jam operasional dari 05.30 WIB hingga 21.00 WIB, moda ini cukup diandalkan untuk mobilitas harian warga.

Pilihan Transportasi Fleksibel

Bagi yang mengutamakan fleksibilitas, layanan ojek online dan taksi online menjadi favorit. Melalui aplikasi, penumpang dapat memesan perjalanan dari pintu ke pintu. Meskipun tarifnya lebih tinggi dibanding bus atau angkot, moda ini menawarkan kenyamanan, terutama bagi yang membawa barang banyak atau bepergian di malam hari.

Di kawasan wisata tradisional, becak masih eksis dan menawarkan pengalaman lokal yang unik. Wisatawan bisa menikmati suasana Kota Lama atau kawasan Ampel dengan lebih santai. Alternatif lainnya adalah sepeda sewa, yang semakin mudah ditemui di area taman kota atau saat car free day.

Tak ketinggalan, ada pula Trans Jatim, bus antarkota yang dioperasikan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Bus ber-AC ini melayani berbagai koridor, di antaranya Terminal Porong–Terminal Purabaya–Terminal Bunder, serta Surabaya–Bangkalan. Dengan tarif Rp 5.000 untuk umum dan Rp 2.500 untuk pelajar, moda ini menjadi pilihan terjangkau untuk bepergian ke luar kota.

Transportasi untuk Berbagai Kebutuhan

Setiap pelancong tentu memiliki gaya perjalanan berbeda. Bagi backpacker, angkot atau Suroboyo Bus adalah opsi hemat. Sementara untuk keluarga, moda yang lebih nyaman seperti bus kota dan taksi online lebih cocok.

Bagi pekerja atau pelancong yang mengejar waktu, Commuter Line adalah solusi tercepat, ditambah ojek online untuk perjalanan lanjutan. Sedangkan bagi wisatawan yang peduli lingkungan, bus kota dan kereta komuter bisa jadi pilihan ramah bumi.

Dengan ragam transportasi yang ada, Surabaya menunjukkan komitmennya menghadirkan mobilitas yang inklusif, murah, sekaligus efisien. Dari pusat kota hingga kawasan pinggiran, moda transportasi ini tidak hanya menghubungkan lokasi, tetapi juga menjadi bagian dari identitas Kota Pahlawan.

Terkini

Langkah Baru KEI Hadirkan Eksplorasi Migas Berkelanjutan

Selasa, 23 September 2025 | 11:50:16 WIB

Kontrak Baru dan Proyek Hijau Dorong Laju WIKA

Selasa, 23 September 2025 | 11:50:15 WIB

Manulife Raih Aset Tertinggi, Inovasi Jadi Kunci Sukses

Selasa, 23 September 2025 | 11:50:14 WIB