JAKARTA – Pertamina Hulu Energi (PHE) Regional Indonesia Timur meningkatkan efisiensi energi dengan pemasangan Unit TerSADown di Lapangan Sukowati, mengurangi emisi sebesar 4.561,7 CO?eq.Senior Manager Relations Regional Indonesia Timur, Fitri Erika, dalam acara Media Gathering di Bandung pada Selasa (05/06), menjelaskan bahwa berbagai program dirancang untuk memastikan perusahaan mengelola dampak lingkungan dan sosial secara efektif, serta mematuhi peraturan yang berlaku.“Saat ini, kesadaran global mengenai pentingnya mengelola lingkungan dan sosial demi masa depan semakin meningkat. Melalui program ESG perusahaan, kami berupaya mewujudkan kinerja berkelanjutan yang memberikan manfaat besar bagi lingkungan dan pemangku kepentingan, khususnya masyarakat di sekitar wilayah operasi,” ujar Erika.Salah satu program unggulan di bidang lingkungan adalah pengurangan emisi karbon, dengan 25 program yang berhasil mengurangi emisi sebesar 76.467 CO?eq. Kontributor terbesar termasuk optimasi Pengoperasian Hot Oil Fire Heater dengan metode AFR di CPP Matindok (13.610,8 CO?eq), pemasangan Online Adjustable Choke di Sumuran Gas Donggi Matindok Field untuk menurunkan gas flaring (10.526,5 CO?eq), pengurangan flaring dengan Teknologi Steam Atomizing di JOB Tomori (7.300,8 CO?eq), dan efisiensi energi dari Gas Turbin di Power Plant CPA dengan pemasangan Unit TerSADown (Filter Scrubber Anti Down) di Lapangan Sukowati (4.561,7 CO?eq).Selain itu, PEP Sukowati Field di Bojonegoro, Jawa Timur, dipilih sebagai lapangan untuk implementasi teknologi Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) guna meningkatkan produksi dan menjalankan operasi yang lebih ramah lingkungan.Di bidang sosial, Regional Indonesia Timur mencatat jam kerja selamat sebesar 178,9 juta jam, menunjukkan komitmen tinggi terhadap keselamatan kerja. Berbagai upaya dilakukan untuk menegakkan Sistem Manajemen Keselamatan melalui Corporate Saving Rules (CLSR), Contractor Safety Management System (CSMS), Process Safety & Asset Integrity Management System (PSAIMS), Sistem Izin Kerja Aman (SIKA), dan housekeeping di lingkungan kerja. “Jam kerja selamat merupakan faktor penting dalam kinerja keberlanjutan karena meningkatkan rasa aman pekerja, mendorong produktivitas, efisiensi, dan reputasi baik,” tambah Erika.Perusahaan juga memiliki program pemberdayaan masyarakat yang telah mendapatkan penghargaan tertinggi PROPER Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup. Program unggulan ini termasuk pemberdayaan petani garam di Bangkalan, Madura dengan SALT CENTRE TERINTEGRASI binaan PHE WMO, program akses air bersih untuk Komunitas Adat Terasing (KAT) di Banggai, Sulawesi Tengah melalui ASIH LOINANG binaan JOB Tomori, program pemberdayaan Masyarakat Adat Togong Tanga untuk peningkatan kualitas lingkungan dan ekonomi lebah madu melalui KOKOLOMBOI LESTARI binaan PEP Donggi Matindok Field, serta pemberdayaan petani gurem di Bojonegoro, Jawa Timur melalui PRABU KRESNA binaan PEP Sukowati Field.“Melalui program-program ini, kami mendukung kemandirian masyarakat dengan program ekonomi berbasis keunggulan wilayah masing-masing, mendorong kohesi sosial, dan meningkatkan kualitas lingkungan. Kami juga mendukung pemerintah dalam mencapai tujuan SDGs,” pungkas Erika.Regional Indonesia Timur mematuhi peraturan dengan mengimplementasikan berbagai standar, termasuk ISO 37001:2016 Sistem Manajemen Anti Penyuapan, ISO 9001:2015 Sistem Manajemen Mutu, ISO 14001:2015 Manajemen Lingkungan, dan ISO 45001:2018 Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja.Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina mengelola hulu migas yang tersebar di Jawa Timur, Sulawesi, Kepulauan Maluku, dan Papua, terdiri dari aset offshore dan onshore. Wilayah kerja meliputi Zona 11 (Alas Dara Kemuning, Cepu, WMO, Randugunting, Sukowati, Poleng, Tuban East Java), Zona 12 (Jambaran Tiung Biru, Banyu Urip), Zona 13 (Donggi Matindok, Senoro Toili, Makassar Strait), dan Zona 14 (Papua, Salawati, Kepala Burung, Babar Selaru, Semai).