JAKARTA - Prestasi anak perusahaan Pertamina yang tergabung dalam subholding upstream, PT Pertamina Hulu Energi (PHE), sebagai bagian dari Subholding Upstream Pertamina, menegaskan kesiapannya menghadapi era transisi energi dengan mengadopsi strategi dekarbonisasi yang berkelanjutan. Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Perusahaan PHE, Arya Dwi Paramita, dalam sebuah acara Media Gathering Pertamina EP Cepu di Bandung, pada Senin (03/06).PHE mengakui bahwa industri hulu migas saat ini harus memanfaatkan peluang dengan menerapkan operasi ramah lingkungan sebagai bagian dari strategi perusahaan yang berorientasi pada keberlanjutan. Salah satu strategi transisi energi yang dijalankan oleh PHE adalah menggunakan gas sebagai transisi energi, melakukan dekarbonisasi, serta mengeksplorasi potensi bisnis baru seperti penyimpanan karbon dan pemanfaatan serta penyimpanan karbon (CCUS).Industri hulu migas menghadapi tantangan dalam memastikan ketahanan energi nasional, terutama dengan terus meningkatnya permintaan akan energi fosil meskipun komposisi energinya berubah. Peningkatan penggunaan gas sebagai sumber energi bersih menunjukkan peran penting gas dalam memenuhi kebutuhan energi dalam negeri.Pertamina merespons kebutuhan akan transisi energi dengan mengembangkan berbagai proyek gas, termasuk proyek Jambaran-Tiung Biru (JTB) di wilayah kerja Zona 12 Regional Indonesia Timur. JTB berhasil mencapai produksi penuh sebesar 192 MMSCFD (juta standar kaki kubik per hari) dan tetap stabil dalam jangka waktu yang panjang.Nyimas Fauziah Rikani, Kepala Departemen Komunikasi SKK Migas, juga turut hadir dalam acara tersebut, menjelaskan perkembangan industri migas saat ini dan peran pentingnya sebagai sumber pendapatan negara.Selaras dengan hal tersebut, Arya juga mengungkap pencapaian PHE sepanjang tahun 2023, termasuk peningkatan produksi gas sebesar 5,40% dari tahun sebelumnya. Seluruh pencapaian ini didukung oleh entitas afiliasi PHE di berbagai wilayah, serta komitmen PHE dalam menjalankan operasi sesuai dengan prinsip Environment, Social, dan Governance (ESG).PHE juga berhasil mendapatkan rating ESG sebesar 22,5 per April 2024 dan terus berinvestasi dalam pengelolaan operasi dan bisnis hulu migas sesuai dengan prinsip ESG serta telah terdaftar sebagai anggota United Nations Global Compact (UNGC) sejak Juni 2022.Pada tahun 2023, PHE juga mengimplementasikan teknologi CCS di lapangan Pertamina EP Sukowati Field, Bojonegoro, Jawa Timur, sebagai bagian dari komitmennya terhadap prinsip ESG. PHE juga memastikan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip UNGC, termasuk Zero Tolerance on Bribery, dengan menerapkan Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) yang telah terstandard ISO 37001:2016.Dengan mengembangkan pengelolaan operasi yang bijaksana dan unggul baik di dalam maupun luar negeri, PHE berupaya menjadi perusahaan minyak dan gas bumi yang ramah lingkungan, bertanggung jawab secara sosial, dan memiliki tata kelola perusahaan yang baik.