JAKARTA – Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) baru saja merilis laporan lengkap hasil investigasi mereka mengenai kecelakaan moda transportasi tanah air. Di dalam laporan tersebut, KNKT menyebutkan bahwa masalah pada sistem rem merupakan salah satu penyebab terbesar kecelakaan transportasi darat di Indonesia.
Ketua KNKT, Soerjanto Tjahjono, dalam acara rilis capaian kinerja 2024 yang diadakan di kantor pusat KNKT, Jakarta, menyoroti lemahnya perhatian pengguna moda darat dalam merawat sistem rem pada kendaraan mereka. "Yang kita harapkan adalah dilakukan perawatan secara efektif, jadi sebelum mengalami masalah sudah dilakukan perbaikan," ujar Soerjanto.
Ia mengusulkan agar perawatan rem diwajibkan dilakukan overhaul secara rutin. “Kami mengusulkan agar masalah perawatan sistem rem ini menjadi wajib, bisa jadi setiap tiga tahun sekali. Meskipun ini masih dalam tahap diskusi apakah dua, tiga, atau empat tahun sekali," jelas Soerjanto. Proposal ini sedang dalam tahap evaluasi dan diskusi lebih lanjut untuk menentukan interval yang ideal.
Pentingnya Pemeriksaan Berkala
Menurut Soerjanto, rem adalah salah satu komponen esensial yang harus selalu berfungsi dengan optimal untuk menjamin keselamatan berkendara. Minimnya perawatan rem menjadi perhatian karena rem yang bermasalah dapat meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan lalu lintas. Kasus-kasus kecelakaan yang sering terjadi, menurut laporan, disebabkan oleh rem yang tidak terawat dan tidak berfungsi dengan baik. Dengan adanya kebijakan perawatan rem secara berkala, diharapkan angka kecelakaan bisa ditekan.
Faktor Non-Teknis yang Memengaruhi Kecelakaan
Selain dari aspek teknis seperti masalah rem, Soerjanto juga mengungkapkan bahwa faktor non-teknis turut berkontribusi terhadap tingginya angka kecelakaan. Salah satunya ialah kurangnya regulasi yang mengatur jam kerja pengemudi di moda transportasi darat yang bisa menyebabkan kelelahan saat berkendara. "Untuk penerbangan, kita sudah punya aturan yang membatasi jam kerja pilot. Moda darat juga seharusnya memiliki standar serupa," tambah Soerjanto.
Ia juga menekankan pentingnya menyiapkan standar medical check-up bagi pengemudi moda darat, sebagaimana yang telah diterapkan di moda kereta api, laut, dan udara. “Kondisi medical check-up atau kesehatan, fisik, dan mental pengemudi juga berperan penting. Tiga moda lainnya sudah memiliki standar untuk memastikan bahwa yang bersangkutan laik melaksanakan tugasnya,” katanya.
Data Kecelakaan Tahun 2024
Berdasarkan data KNKT, sepanjang tahun 2024 telah terjadi enam kasus kecelakaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) yang diinvestigasi. Dari total kecelakaan tersebut, tercatat 31 korban meninggal dunia dan 101 korban lainnya mengalami luka-luka. Angka ini menunjukkan bahwa intervensi regulasi dan peningkatan kesadaran akan keselamatan jalan merupakan suatu keharusan.
Masa Depan Keselamatan Transportasi Darat
Usaha untuk meningkatkan keselamatan transportasi darat tentu tidak hanya terbatas pada pemeliharaan sistem rem dan pengaturan jam kerja. KNKT berharap dengan berjalannya waktu, kesadaran masyarakat akan pentingnya pemeliharaan kendaraan akan meningkat. Selain itu, Soerjanto berharap agar diskusi terkait kebijakan baru dapat segera terwujud, sehingga keselamatan berkendara di jalan raya dapat lebih terjamin.
Dengan adanya perhatian yang lebih serius terhadap perawatan teknis kendaraan dan pengaturan kondisi kerja pengemudi, Indonesia diharapkan dapat menurunkan angka kecelakaan transportasi darat. KNKT berkomitmen untuk terus melakukan penelitian dan menawarkan saran kebijakan yang dapat meningkatkan keselamatan semua pengguna jalan.
Kedepannya, tantangan bagi KNKT dan pihak terkait adalah memastikan adanya sinergi antara regulasi, penegakan hukum, dan edukasi publik untuk meminimalkan insiden di jalan raya. Harapannya, langkah ini akan menciptakan budaya keselamatan di seluruh lapisan masyarakat, menjadikan jalan raya kita lebih aman bagi semua orang.