Apple mengkritik keras ketersediaan aplikasi porno pertama di iPhone di Uni Eropa. Raksasa teknologi asal Cupertino ini menyatakan bahwa kebijakan digital baru yang diatur oleh Uni Eropa telah merusak kepercayaan konsumen terhadap ekosistem Apple.
Hal ini muncul setelah aplikasi bernama Hot Tub, yang menggambarkan dirinya sebagai "cara yang pribadi, aman, dan elegan untuk menjelajahi konten dewasa," mulai didistribusikan melalui toko aplikasi alternatif di platform iOS.
Sejak peluncuran App Store pada tahun 2008, Apple selalu memegang kendali penuh atas aplikasi apa saja yang dapat diunduh dan diinstal di iPhone. Tahun 2010, mendiang Steve Jobs, CEO Apple saat itu, menegaskan bahwa mencegah konten porno masuk ke iPhone adalah "tanggung jawab moral" perusahaan. Jobs juga menyatakan salah satu motivasi utama Apple adalah menjadi penjaga gerbang (gatekeeper) untuk memastikan keamanan dan integritas ekosistemnya.
Salah satu toko aplikasi alternatif tersebut, AltStore, mulai mendistribusikan aplikasi Hot Tub, yang menjadi aplikasi porno pertama yang tersedia di iPhone di Uni Eropa.
Kekhawatiran Apple terhadap Keamanan dan Kepercayaan Konsumen
Dalam sebuah pernyataan resmi, Apple menyatakan keprihatinannya yang mendalam terhadap risiko keamanan yang ditimbulkan oleh aplikasi seperti Hot Tub. Perusahaan tersebut menekankan bahwa aplikasi semacam ini dapat membahayakan pengguna, terutama anak-anak, dan merusak kepercayaan konsumen terhadap ekosistem Apple.
"Kami sangat khawatir tentang risiko keamanan yang ditimbulkan oleh aplikasi porno hardcore jenis ini bagi pengguna di Uni Eropa, terutama anak-anak. Aplikasi ini dan aplikasi lain yang serupa akan merusak kepercayaan dan keyakinan konsumen terhadap ekosistem kami," kata Apple.
Apple juga menegaskan bahwa mereka tidak menyetujui aplikasi Hot Tub dan tidak akan pernah menawarkannya di App Store. Perusahaan tersebut menyatakan bahwa mereka diharuskan oleh Komisi Eropa untuk mengizinkan distribusi aplikasi tersebut melalui toko aplikasi alternatif.
Meskipun Apple diwajibkan untuk mengizinkan toko aplikasi alternatif, perusahaan tersebut masih menerapkan proses peninjauan dasar yang disebut notarisasi. Proses ini memeriksa ancaman keamanan siber seperti malware, tetapi tidak melibatkan persetujuan konten aplikasi.
AltStore mengklaim bahwa Hot Tub telah disahkan melalui proses notarisasi ini, dan dalam sebuah posting di platform X (sebelumnya Twitter), mereka menyebut Hot Tub sebagai "aplikasi porno pertama di dunia yang disetujui Apple."
Klaim ini memicu kemarahan Apple. Perusahaan tersebut membantah bahwa mereka menyetujui aplikasi Hot Tub dan menegaskan bahwa mereka hanya diwajibkan oleh Uni Eropa untuk mengizinkan distribusinya. "Bertentangan dengan pernyataan palsu yang dibuat oleh pengembang marketplace, kami jelas tidak menyetujui aplikasi ini dan tidak akan pernah menawarkannya di App Store kami," tegas Apple.
Dukungan dari Epic Games dan Kritik terhadap Apple
AltStore mengaku telah menerima dukungan dari Epic Games, pengembang game populer "Fortnite" yang telah lama berseteru dengan Apple dalam kasus antimonopoli. Epic Games sendiri telah meluncurkan toko aplikasi alternatif di Uni Eropa tahun lalu, meskipun mereka menegaskan bahwa toko mereka tidak menyediakan aplikasi porno seperti Hot Tub.
Tim Sweeney, CEO Epic Games, menyatakan dukungannya terhadap undang-undang seperti DMA. Ia berargumen bahwa ketika Apple diizinkan menjadi penjaga gerbang, perusahaan tersebut sering menyalahgunakan kekuasaannya untuk merugikan pesaing.
"Ketika Apple diizinkan menjadi penjaga gerbang aplikasi dan toko pesaing, mereka secara besar-besaran menyalahgunakan kekuasaan itu untuk merugikan pesaing," kata Sweeney dalam sebuah posting di X.