Nasabah Bisnis Emas BSI Didominasi Gen Z dan Milenial, Tumbuh Pesat di Tengah Ketidakpastian Ekonomi

Rabu, 05 Februari 2025 | 11:02:26 WIB
Nasabah Bisnis Emas BSI Didominasi Gen Z dan Milenial, Tumbuh Pesat di Tengah Ketidakpastian Ekonomi

JAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatatkan kinerja yang mengesankan dalam bisnis emas. Pertumbuhan signifikan ini didorong oleh tingginya minat gadai dan cicil emas di kalangan nasabah, terutama Gen Z dan milenial. Perusahaan kini gencar mendorong penyaluran pembiayaan berkelanjutan dan memperluas literasi investasi emas.

Direktur Sales and Distribution BSI, Anton Sukarna, memprediksi tren peningkatan harga emas akan terus berlanjut dengan rata-rata pertumbuhan 20-30 persen per tahun. Hal ini dikarenakan emas dianggap sebagai instrumen investasi yang aman (safe haven) di tengah ketidakpastian ekonomi global. Hingga Desember 2024, bisnis emas BSI mengalami lonjakan 78,17 persen YoY, mencapai Rp 12,8 triliun.

Optimalisasi Bisnis dan Literasi Investasi

Sebagai langkah strategis, BSI berkomitmen mengoptimalisasi bisnis emas dan meningkatkan literasi investasi emas yang aman di masyarakat. Anton Sukarna menyadari risiko penipuan dan investasi bodong yang semakin marak di tengah masyarakat. "Emas terbukti nilainya tidak terpengaruh dengan inflasi yang terjadi setiap tahun," ujar Anton. Kutipan ini menegaskan stabilitas nilai emas sebagai aset investasi jangka panjang.

Sejalan dengan peningkatan bisnis, demografi nasabah bisnis emas BSI didominasi oleh Gen Z dan milenial, yang mencapai sekitar 50 persen dari total nasabah. Mereka tertarik terutama terhadap skema cicil emas yang menawarkan fungsi hedging dan likuiditas sebagai alternatif investasi jangka menengah. BSI juga menyediakan layanan titipan dan perdagangan emas, serta baru saja meluncurkan produk emas batangan BSI Gold.

Persiapan Menjadi Bullion Bank

BSI tengah mempersiapkan langkah untuk menjadi Bullion Bank dengan izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Jika izin tersebut dikantongi, BSI Gold akan siap diperdagangkan sebagai komoditas emas. Anton menjelaskan kelebihan skema BSI dalam menangani kebutuhan finansial mendadak nasabah, "Nasabah tidak perlu khawatir apabila nanti membutuhkan dana cepat, bisa menggadaikan emas di BSI tanpa harus menjual emas yang sudah dimiliki."

Dukungan Terhadap Ekonomi Hijau

Tidak hanya fokus pada bisnis emas, BSI, hasil merger dari tiga entitas milik Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), turut mendukung ekonomi hijau. Melalui pembiayaan berkelanjutan, BSI berfokus pada kendaraan ramah lingkungan atau electric vehicle (EV). Pada akhir 2024, portofolio pembiayaan kendaraan listrik BSI mencapai Rp 171 miliar, meningkat 476 persen secara tahunan.

"BSI terus mendorong momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sedang menuju ekonomi hijau dan berkelanjutan melalui NZE (Net Zero Emission), juga memprioritaskan pembangunan rendah karbon yang inklusif,” tambah Wakil Direktur Utama BSI, B. T. Ananta.

Upaya ini juga didukung oleh insentif pemerintah seperti pajak penjualan barang mewah (PPNBM) dan pajak pertambahan nilai tanggung pemerintah (PPN DTP) untuk EV sebesar Rp 11,4 triliun. BSI berencana memanfaatkan kebijakan ini dengan menyasar segmen-segmen potensial, meliputi institusi milik negara dan swasta, serta area komersial di kota-kota besar.

Secara keseluruhan, BSI menunjukkan kinerja yang solid dalam bisnis emas dan pembiayaan berkelanjutan, di tengah tantangan ketidakpastian ekonomi global. Dengan fokus pada segmen Gen Z dan milenial, serta dukungan kebijakan pemerintah, BSI berada pada posisi yang baik untuk terus mengembangkan bisnisnya sambil mendukung inisiatif keberlanjutan ekonomi Indonesia.

Terkini