Pertamina dan Virgin Australia Airlines: Langkah Bersama Menuju Inovasi Penerbangan Berkelanjutan
- Sabtu, 28 September 2024
Bali – PT Pertamina Patra Niaga telah mengukir sejarah dengan menjadikan Virgin Australia Airlines sebagai maskapai internasional pertama yang menerima pasokan Sustainable Aviation Fuel (SAF) dari Aviation Fuel Terminal (AFT) Ngurah Rai. Momen bersejarah ini dirayakan dalam acara “First International Uplift” di Bali International Airshow, yang diadakan di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.
Maya Kusmaya, Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga PT Pertamina Patra Niaga, menjelaskan bahwa penyaluran SAF ini menandakan kemampuan Indonesia untuk memenuhi tuntutan energi di industri penerbangan global. “SAF merupakan solusi efektif untuk mengurangi jejak karbon, tanpa memerlukan perubahan pada pesawat atau infrastruktur bandara,” katanya.
Maya juga menekankan bahwa SAF yang disuplai telah sesuai dengan standar sertifikasi dari International Sustainability and Carbon Certification (ISCC) serta regulasi CORSIA (Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation) dan Renewable Energy Directive Uni Eropa. Produk ini juga telah memenuhi standar internasional dari American Society of Testing and Materials (ASTM).
Baca Juga
“Komposisi SAF kami terdiri dari 38,43% synthetic kerosene yang dihasilkan dari minyak jelantah dan 61,57% avtur berbasis fosil,” tambahnya.
Fiona Walmsley, General Manager Sustainability Virgin Australia, mengungkapkan bahwa kolaborasi ini merupakan langkah awal penting dalam mencapai target Net Zero Emission untuk kedua negara. “Dengan kerja sama ini, kami berkomitmen untuk mengurangi jejak karbon dan mengimplementasikan solusi ramah lingkungan. Ini adalah langkah ke arah masa depan yang lebih bersih untuk sektor aviasi,” ujarnya.
Pada acara tersebut, Virgin Australia menerima sekitar 160 kiloliter SAF untuk pesawat Boeing 737 mereka, yang melayani rute dari Denpasar ke kota-kota di Australia seperti Brisbane, Melbourne, Sydney, dan Gold Coast pada tanggal 18 dan 19 September 2024.
SAF yang disuplai diolah menggunakan metode chain of custody tipe mass balance, yang memungkinkan pencampuran antara avtur konvensional dan SAF dalam satu tangki, mengingat kedua bahan bakar ini memiliki spesifikasi teknis yang serupa. Meskipun dicampurkan, pencatatan dan akuntabilitas dilakukan secara terpisah.
Dengan penyaluran SAF ini, PT Pertamina Patra Niaga menunjukkan komitmen yang kuat untuk mendukung transisi energi dalam sektor penerbangan dan membantu mencapai target Net Zero Emission Indonesia pada tahun 2060. SAF yang dihasilkan dari limbah ini telah diproses di kilang bersamaan dengan bahan bakar fosil, menghasilkan bahan bakar sintetis yang mengurangi emisi karbon hingga 84% dibandingkan dengan bahan bakar jet konvensional, serta telah disertifikasi oleh ISCC CORSIA dan ISCC RED-EU.
Fadjar Djoko Santoso, VP Corporate Communication Pertamina, menekankan bahwa penyaluran SAF kepada Virgin Australia Airlines merupakan pencapaian yang signifikan bagi Pertamina. “Ini menunjukkan bahwa produk kami telah diakui secara global. Kami akan terus berkomitmen untuk mengembangkan SAF dan berkontribusi pada pengurangan jejak karbon dalam industri penerbangan,” tegasnya.
Redaksi
indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
PT Hotel Indonesia Natour Sambut Libur Nataru 2025 dengan Atraksi Spesial di Bali
- Rabu, 11 Desember 2024
Petrosea (PTRO) Dirikan Anak Usaha Baru untuk Perluas Bisnis Jasa Pertambangan
- Rabu, 13 November 2024
Terpopuler
1.
2.
Mengenal Pengertian Persekot Asuransi dan Contohnya
- 18 Desember 2024
3.
ACC Finance adalah: Ini Fasilitas Pembiayaan dan Kreditnya
- 18 Desember 2024
4.
Kasus Bank Bangkrut di Indonesia: Penyebab dan Daftarnya
- 17 Desember 2024
5.
Daftar 6 Asuransi Rumah Terbaik di Indonesia Layak Dibeli
- 17 Desember 2024