Menperin Agus Gumiwang Dorong Generasi Muda Siapkan Diri Hadapi Era AI Nasional
- Jumat, 24 Oktober 2025
JAKARTA - Transformasi digital global kini memasuki babak baru dengan kehadiran kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Indonesia pun tak ketinggalan dalam menghadapi perubahan ini, di mana pemerintah optimistis bahwa perkembangan AI justru akan membuka peluang baru bagi tenaga kerja masa depan.
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan keyakinannya bahwa AI bukanlah ancaman, melainkan momentum untuk mencetak sumber daya manusia unggul. Menurutnya, tantangan teknologi harus direspons dengan kesiapan kompetensi, bukan kekhawatiran kehilangan pekerjaan.
AI Diprediksi Menciptakan Profesi Baru dengan Pertumbuhan Pesat
Baca Juga
Agus menjelaskan, berdasarkan Future of Jobs Report 2025 yang diterbitkan oleh Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum/WEF), terdapat sejumlah pekerjaan yang diperkirakan akan tumbuh paling cepat hingga tahun 2030 mendatang. Laporan tersebut menunjukkan perubahan besar dalam pola pekerjaan yang menuntut keterampilan digital, analisis data, serta kemampuan mengelola teknologi canggih.
Beberapa profesi yang akan mengalami lonjakan permintaan antara lain spesialis big data (mahadata specialist), insinyur teknologi finansial (financial technology engineer), serta spesialis kecerdasan buatan dan pembelajaran mesin (AI and machine learning specialist). Profesi tersebut menjadi pusat perhatian dunia karena memainkan peran penting dalam ekosistem ekonomi digital global.
Menperin menekankan bahwa perkembangan AI tidak seharusnya dianggap sebagai ancaman bagi lapangan pekerjaan di Indonesia. Justru, teknologi ini akan menciptakan berbagai peluang baru yang dapat dimanfaatkan oleh generasi muda jika mereka mempersiapkan diri dengan keterampilan yang relevan.
“Itu akan merupakan pekerjaan dengan tingkat pertumbuhan tercepat hingga tahun 2030. Jadi untuk anak-anak muda tidak perlu khawatir ya bahwa dengan tumbuhnya AI akan semakin memperkecil ruang tenaga kerja di Indonesia, itu sama sekali tidak perlu dikhawatirkan,” ujar Agus dalam pernyataannya di Jakarta, Jumat, 24 Oktober 2025.
Pernyataan ini menjadi pesan penting bagi para pelajar, mahasiswa, serta tenaga kerja muda yang tengah meniti karier di era digital. Menurutnya, sikap proaktif dalam mempelajari teknologi akan menjadi pembeda utama di masa depan.
Indonesia Masih Hadapi Kekurangan Talenta Digital Nasional
Meski memiliki potensi besar, Indonesia masih dihadapkan pada tantangan nyata dalam penyediaan tenaga kerja digital yang memadai. Agus mengungkapkan bahwa jumlah tenaga kerja dengan keterampilan digital dan analitis tinggi masih belum mencukupi kebutuhan nasional.
Data dari Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) RI menunjukkan bahwa negara ini tengah mengalami defisit talenta digital yang berpotensi menghambat percepatan transformasi ekonomi berbasis teknologi. Ketersediaan sumber daya manusia digital menjadi kunci agar Indonesia tidak tertinggal dalam persaingan global.
“Hingga Juli 2025, jumlah talenta digital Indonesia baru mencapai 9,3 juta orang, sementara proyeksi kebutuhan hingga 2030 diperkirakan mencapai 12 juta orang. Artinya, masih ada defisit hampir 3 juta orang yang perlu dipenuhi agar ekosistem digital nasional dapat tumbuh optimal,” ungkap Agus.
Kesenjangan tersebut menuntut pemerintah dan dunia industri untuk memperkuat kerja sama dalam membangun program pelatihan, sertifikasi, dan pendidikan berbasis teknologi. Menurut Agus, tanpa intervensi yang tepat, defisit ini bisa memperlambat laju inovasi nasional.
Pemerintah, lanjutnya, tengah memperkuat kolaborasi dengan sektor swasta untuk mencetak talenta digital di berbagai bidang. Melalui program literasi digital dan pelatihan berbasis kebutuhan industri, diharapkan generasi muda bisa lebih siap menghadapi era AI.
Indonesia Masuk Daftar Negara dengan Pertumbuhan Kompetensi AI Tertinggi
Meskipun menghadapi defisit tenaga digital secara kuantitatif, posisi Indonesia justru cukup menggembirakan dari sisi proporsi profesional dengan keterampilan AI. Berdasarkan Artificial Intelligence Index Report 2025 yang diterbitkan oleh Stanford Institute for Human-Centered Artificial Intelligence, Indonesia tercatat sebagai negara dengan tingkat penetrasi keterampilan AI tertinggi di kawasan Asia Tenggara.
Capaian ini menandakan bahwa adopsi teknologi AI di Indonesia berkembang lebih cepat dibandingkan sejumlah negara tetangga. Keberhasilan tersebut menjadi bukti nyata bahwa masyarakat Indonesia mulai memahami pentingnya AI dalam memperkuat daya saing nasional.
Di tingkat global, Indonesia bahkan masuk dalam 10 besar negara dengan perubahan kompetensi bidang AI paling tinggi di dunia. Agus menilai kenaikan ini sangat positif, mengingat sejak 2016 hingga 2024, terjadi peningkatan kemampuan AI nasional sebesar 191%.
“Peringkat kita ini, peringkat Indonesia berdasarkan data, berada di atas Islandia, Uruguay, Argentina, Uni Emirat Arab, dan Kanada. Namun masih di bawah beberapa negara lainnya seperti India, Brasil, dan Turki,” jelas Agus dalam pernyataannya.
Peningkatan signifikan tersebut menggambarkan potensi besar Indonesia dalam mengembangkan ekosistem AI yang inklusif dan berdaya saing. Pemerintah terus berupaya menciptakan ekosistem yang mendukung pengembangan talenta digital melalui kebijakan industri 4.0 dan inovasi teknologi nasional.
AI Sebagai Peluang Bukan Ancaman Bagi Generasi Muda
Agus Gumiwang menegaskan bahwa tantangan utama ke depan bukan pada teknologi AI itu sendiri, melainkan pada kemampuan adaptasi sumber daya manusia. Ia menilai, generasi muda Indonesia harus lebih berani menghadapi perubahan dengan cara terus belajar dan memperluas keterampilan digital.
Perkembangan AI diyakini akan menciptakan lapangan kerja baru di berbagai sektor seperti manufaktur, keuangan, kesehatan, pendidikan, hingga logistik. Transformasi digital ini bahkan akan melahirkan profesi yang sebelumnya belum pernah ada, sesuai dengan kebutuhan industri yang terus berevolusi.
Untuk itu, Kementerian Perindustrian terus mendorong program pengembangan kompetensi yang relevan dengan era AI. Pemerintah juga memperluas kemitraan dengan institusi pendidikan, lembaga riset, dan pelaku industri untuk meningkatkan kemampuan tenaga kerja nasional.
Agus menegaskan bahwa pemanfaatan AI sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045, di mana teknologi akan menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Oleh karena itu, pembentukan sumber daya manusia digital menjadi prioritas utama agar Indonesia mampu bersaing secara global.
“Kita tidak bisa menolak perkembangan teknologi. Yang bisa kita lakukan adalah menyesuaikan diri dan memastikan generasi muda kita menjadi pelaku utama, bukan penonton dalam era kecerdasan buatan,” tegasnya.
Optimisme ini menunjukkan arah kebijakan pemerintah dalam membangun masa depan ekonomi digital Indonesia yang inklusif dan berdaya saing tinggi.
Menatap Masa Depan: Kolaborasi Pemerintah, Industri, dan Pendidikan
Untuk mencapai target tersebut, kolaborasi lintas sektor menjadi keharusan. Pemerintah, dunia usaha, dan lembaga pendidikan perlu bergerak bersama membangun ekosistem pembelajaran digital yang adaptif dan berorientasi pada kebutuhan industri masa depan.
Agus berharap agar generasi muda dapat memanfaatkan momentum transformasi digital untuk berinovasi dan berkreasi. Dengan keterampilan yang tepat, mereka tidak hanya akan bertahan di tengah perubahan, tetapi juga mampu menjadi penggerak ekonomi berbasis teknologi.
Kementerian Perindustrian berkomitmen terus memperkuat program vokasi industri dan pelatihan digital agar SDM Indonesia mampu bersaing di pasar global. Melalui kerja sama dan inovasi berkelanjutan, Indonesia diharapkan bisa menjadi salah satu pusat pengembangan kecerdasan buatan di kawasan Asia.
Optimisme itu menjadi penegas bahwa kehadiran AI bukanlah akhir dari pekerjaan manusia, melainkan awal dari era baru kolaborasi antara kecerdasan manusia dan teknologi. Dengan persiapan matang, Indonesia siap melangkah menuju masa depan industri digital yang lebih tangguh dan berdaya saing tinggi.
Nathasya Zallianty
indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Rumah Subsidi Jadi Solusi Nyata, Bukan Sekadar Angan Masyarakat Indonesia
- Jumat, 24 Oktober 2025
Berita Lainnya
Rumah Subsidi Jadi Solusi Nyata, Bukan Sekadar Angan Masyarakat Indonesia
- Jumat, 24 Oktober 2025
Terpopuler
1.
2.
RAFI Siapkan Strategi Ekspansi Bisnis Pangan Lewat Program MBG
- 24 Oktober 2025
3.
4.
Rute Baru DAMRI Jogja-Semarang Dukung Wisata dan Mobilitas Warga
- 24 Oktober 2025
5.
Jadwal Terbaru Bus Sinar Jaya dari Malioboro ke Pantai Baron
- 24 Oktober 2025








