Nilai Belanja Online Indonesia Tembus Rp487 Triliun, Bukti Ekonomi Digital Melesat
- Rabu, 22 Oktober 2025

JAKARTA - Nilai transaksi e-commerce di Indonesia terus memperlihatkan kinerja positif meski sempat mengalami fluktuasi dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data terbaru dari Bank Indonesia, total transaksi e-commerce nasional pada tahun 2024 mencapai Rp487,01 triliun, atau meningkat sekitar 7,3% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp453,75 triliun.
Pertumbuhan ini menjadi sinyal kuat bahwa ekonomi digital Tanah Air masih berada pada jalur yang solid. Kenaikan nilai transaksi menunjukkan adanya pemulihan daya beli masyarakat setelah masa perlambatan pada tahun 2023, sekaligus menandai pergeseran gaya hidup ke arah serba digital.
Tren Pertumbuhan Lima Tahun Terakhir dan Dampak Pandemi
Baca JugaPurbaya Dorong Reformasi Digital, AI Siap Awasi Bea Cukai Nasional
Sejak tahun 2020, perkembangan e-commerce di Indonesia mengalami lonjakan yang luar biasa. Nilai transaksi yang semula hanya mencapai Rp266,3 triliun kini hampir dua kali lipat hanya dalam kurun waktu empat tahun.
Peningkatan paling besar terjadi pada tahun 2021, ketika pandemi Covid-19 mengubah cara masyarakat berbelanja secara drastis. Pembatasan aktivitas fisik membuat masyarakat beralih ke platform daring untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, mulai dari makanan hingga produk gaya hidup.
Masa pandemi juga menjadi momentum percepatan digitalisasi di berbagai sektor. Banyak pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mulai mengadopsi teknologi digital untuk menjangkau pasar yang lebih luas.
Namun, setelah masa pandemi berakhir, e-commerce mulai memasuki fase penyesuaian. Tahun 2023 menjadi titik di mana pertumbuhan melambat akibat faktor daya beli dan persaingan ketat antarplatform.
Kenaikan Kembali di Tahun 2024: Bukti Pasar Mulai Stabil
Meski sempat melemah, sektor e-commerce kembali menunjukkan kebangkitan pada tahun 2024. Nilai transaksi yang naik menjadi Rp487,01 triliun menandakan bahwa sektor ini mulai mencapai keseimbangan antara permintaan dan penawaran.
Peningkatan ini juga menegaskan bahwa perilaku belanja daring telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat modern Indonesia. Tidak hanya di kota besar, tren tersebut juga meluas ke daerah-daerah di luar Pulau Jawa berkat peningkatan infrastruktur internet dan logistik.
Berikut adalah data perkembangan nilai transaksi e-commerce Indonesia dari 2020 hingga 2024:
Tahun | Nilai Transaksi (Rp Triliun) | Pertumbuhan (%) |
---|---|---|
2020 | 266,3 | — |
2021 | 401,0 | +50,6 |
2022 | 453,75 | +13,2 |
2023 | 453,75 | 0,0 |
2024 | 487,01 | +7,3 |
Tabel di atas menunjukkan bahwa meskipun ada perlambatan pada 2023, tren jangka panjang tetap mengarah positif. Stabilitas ini menjadi modal kuat bagi pertumbuhan ekonomi digital Indonesia di masa depan.
Faktor Pendorong Utama Lonjakan Transaksi E-Commerce
Ada beberapa faktor yang mendorong kenaikan nilai transaksi e-commerce dalam lima tahun terakhir. Pertama, perubahan perilaku konsumen menjadi pendorong utama. Masyarakat kini semakin terbiasa berbelanja daring karena kemudahan akses, beragam pilihan produk, serta penawaran promo yang kompetitif.
Kedua, kemajuan teknologi finansial memberikan dukungan besar terhadap kelancaran transaksi. Kehadiran dompet digital seperti GoPay, OVO, DANA, hingga layanan paylater membuat proses pembayaran menjadi cepat, aman, dan fleksibel.
Selain itu, tren social commerce seperti TikTok Shop dan fitur live shopping di marketplace juga memberikan pengalaman belanja yang lebih interaktif. Generasi muda yang aktif di media sosial menjadi segmen utama yang mendorong pertumbuhan model bisnis baru ini.
Ketiga, peningkatan layanan logistik turut memperkuat kepercayaan konsumen terhadap belanja online. Jangkauan pengiriman kini semakin luas dan efisien, bahkan ke pelosok daerah. Hal ini membuat masyarakat di wilayah luar Jawa pun menikmati akses yang sama terhadap produk-produk daring.
Strategi Marketplace Besar dalam Menarik Pembeli
Peran perusahaan marketplace besar tidak bisa diabaikan dalam menjaga pertumbuhan e-commerce. Tokopedia, Shopee, Lazada, hingga Blibli terus berlomba menghadirkan kampanye dan promosi besar-besaran sepanjang tahun.
Momen seperti Ramadan, Harbolnas 11.11, dan pesta belanja akhir tahun 12.12 selalu menjadi ajang peningkatan transaksi yang signifikan. Diskon besar, free shipping, dan kolaborasi dengan influencer menjadi strategi efektif untuk mempertahankan minat belanja masyarakat.
Selain itu, inovasi berbasis data juga semakin gencar digunakan. Marketplace kini memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI) dan big data analytics untuk memahami preferensi pelanggan dan menyajikan rekomendasi produk yang lebih relevan.
Tantangan yang Mengiringi Pertumbuhan Sektor E-Commerce
Meskipun prospek e-commerce sangat menjanjikan, sejumlah tantangan perlu diperhatikan agar sektor ini tetap berkelanjutan. Persaingan antarplatform yang sangat ketat dapat memengaruhi margin keuntungan dan strategi harga.
Selain itu, kebijakan impor juga menjadi perhatian karena dapat memengaruhi produk lokal yang bersaing di pasar daring. Pemerintah terus mendorong keseimbangan antara perlindungan industri dalam negeri dan kebebasan pasar digital.
Daya beli masyarakat pun menjadi variabel penting dalam menentukan arah pertumbuhan e-commerce. Fluktuasi ekonomi, inflasi, dan kebijakan fiskal dapat berdampak langsung pada konsumsi online.
Arah Masa Depan: Inovasi dan Kualitas Layanan Jadi Kunci
Untuk menjaga momentum, pelaku e-commerce perlu terus berinovasi. Integrasi teknologi AI, pengembangan fitur personalisasi, serta peningkatan kualitas layanan pelanggan akan menjadi pembeda di tengah persaingan yang semakin ketat.
E-commerce juga diprediksi akan semakin terkoneksi dengan sektor lain seperti fintech, logistik cerdas, dan digital marketing. Kolaborasi lintas sektor ini akan memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu pasar digital terbesar di Asia Tenggara.
Dengan dukungan regulasi yang kondusif dan terus meningkatnya adopsi digital, e-commerce akan tetap menjadi tulang punggung ekonomi digital nasional. Pertumbuhan stabil pada 2024 menjadi bukti bahwa sektor ini bukan sekadar tren, tetapi fondasi penting dalam transformasi ekonomi Indonesia menuju era digital penuh.

Nathasya Zallianty
indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
2.
Harga Emas Antam di Pegadaian 22 Oktober 2025 Naik Drastis
- 22 Oktober 2025
3.
Rekomendasi Saham Terbaik dan Prospek IHSG 22 Oktober 2025
- 22 Oktober 2025
4.
KUR BRI 2025 Dorong UMKM Tumbuh Lewat Akses Pembiayaan Ringan
- 22 Oktober 2025
5.
Syarat dan Simulasi KUR BNI 2025 dengan Tenor Fleksibel Terbaru
- 22 Oktober 2025