Erick Thohir dan Kemenpora Bahas Nama Pelatih Baru Timnas Indonesia Hari Ini
- Selasa, 21 Oktober 2025

JAKARTA - Setelah pemecatan Patrick Kluivert sebagai pelatih Tim Nasional Indonesia, perhatian publik kini tertuju pada siapa sosok penggantinya. Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) memastikan akan segera membahas hal itu dalam rapat resmi pada Selasa, 21 Oktober 2025.
Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga Taufik Hidayat menegaskan bahwa agenda tersebut akan difokuskan khusus pada penentuan calon pelatih baru. “Belum (diumumkan pelatih baru). Besok baru mau rapat,” ujar Taufik saat ditemui di Jakarta.
Kemenpora dan PSSI Kompak Bahas Pelatih Baru Timnas
Baca JugaPrabowo Dorong Penggunaan Maung, Purbaya Tanggapi Kesiapan Industri
Taufik menjelaskan bahwa Kemenpora akan terus berkoordinasi secara intens dengan PSSI dalam menentukan arah baru kepelatihan Timnas Indonesia. Ia menegaskan, proses pemilihan pelatih tidak bisa dilakukan terburu-buru karena menyangkut masa depan tim nasional.
“Kami tetap berkomunikasi dengan PSSI, karena ketuanya juga Pak Menteri,” ujar Taufik, merujuk pada Erick Thohir, yang selain menjabat sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga, juga merupakan Ketua Umum PSSI. Hal ini membuat proses pengambilan keputusan lebih mudah karena kedua lembaga dipimpin oleh satu sosok yang sama.
Rapat tersebut rencananya akan membahas beberapa nama kandidat pelatih yang dianggap layak menggantikan Kluivert. Pemerintah ingin memastikan bahwa pelatih baru nanti memiliki visi dan filosofi permainan yang sejalan dengan arah pembinaan sepak bola nasional.
Menurut Taufik, keputusan terkait pelatih baru akan diambil secara hati-hati dan berdasarkan evaluasi mendalam terhadap kinerja tim selama ini. Ia juga menekankan pentingnya mencari pelatih yang bukan hanya berprestasi, tetapi juga memahami karakter pemain Indonesia.
Kegagalan di Kualifikasi Piala Dunia Jadi Titik Evaluasi
Sebelumnya, PSSI resmi memutuskan kontrak Patrick Kluivert beserta tim pelatihnya asal Belanda setelah mereka gagal membawa tim Garuda melaju ke Piala Dunia 2026. Keputusan pemutusan kerja sama itu diumumkan melalui laman resmi PSSI pada Kamis, 16 Oktober 2025.
Dalam pernyataan resminya, PSSI menegaskan bahwa pengakhiran kerja sama dilakukan dengan mekanisme “mutual termination” atau kesepakatan bersama. “Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) dan Tim Kepelatihan Tim Nasional Indonesia secara resmi menyepakati pengakhiran kerja sama lebih awal melalui mekanisme mutual termination,” tulis pernyataan tersebut.
“Kesepakatan ini ditandatangani antara PSSI dan Para Pihak di Tim Kepelatihan yang sebelumnya terikat kontrak kerja sama berdurasi dua tahun,” lanjutnya. Pemutusan kontrak ini dilakukan hanya beberapa hari setelah kekalahan menyakitkan dari Irak dengan skor 0-1 di Stadion King Abdullah Sport City, Jeddah, Arab Saudi.
Kekalahan tersebut menjadi kekalahan kedua Indonesia di putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, setelah sebelumnya tumbang dari Arab Saudi dengan skor 2-3. Dua hasil buruk ini membuat Indonesia terpuruk di dasar klasemen Grup B dan otomatis tersingkir dari peluang lolos ke Piala Dunia.
PSSI menilai hasil itu sebagai bukti perlunya melakukan evaluasi besar-besaran di tubuh kepelatihan timnas. “Keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan dinamika internal,” tulis PSSI, mengacu pada suasana di dalam tim setelah dua kekalahan beruntun tersebut.
Kluivert dan Tim Belanda Akhiri Masa Kepelatihan Lebih Cepat
Patrick Kluivert, yang direkrut untuk membangun wajah baru Timnas Indonesia, sebenarnya datang dengan ekspektasi besar. Mantan bintang Barcelona itu membawa serta sejumlah pelatih asal Belanda, termasuk Alex Pastoor dan Denny Landzaat sebagai asisten pelatih utama.
Selama masa kerjanya, Kluivert berupaya membentuk gaya permainan yang lebih agresif dan modern. Namun, hasil di lapangan tak sejalan dengan harapan, terutama dalam kompetisi internasional seperti kualifikasi Piala Dunia dan laga uji coba tingkat Asia.
Kekalahan demi kekalahan membuat posisi Kluivert semakin sulit dipertahankan. Dalam waktu singkat, tekanan publik dan evaluasi internal membuat PSSI akhirnya memutuskan hubungan kerja secara baik-baik dengan seluruh staf kepelatihannya.
Meski demikian, baik PSSI maupun Kluivert menyatakan pemutusan kontrak dilakukan dengan saling menghormati. Tidak ada konflik terbuka, dan Kluivert sendiri disebut menerima keputusan tersebut dengan lapang dada.
Bagi PSSI, keputusan tersebut menjadi langkah strategis untuk memulai era baru sepak bola nasional. Pengalaman setahun bersama Kluivert dianggap sebagai pelajaran penting untuk memperbaiki sistem pembinaan dan rekrutmen pelatih di masa mendatang.
Erick Thohir Ingin Pembenahan Total Sepak Bola Nasional
Sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga sekaligus Ketua Umum PSSI, Erick Thohir disebut akan memainkan peran sentral dalam menentukan pelatih baru Timnas Indonesia. Ia diyakini ingin mencari sosok yang mampu membangun tim dengan fondasi jangka panjang, bukan sekadar pelatih sementara.
Erick sebelumnya telah menekankan pentingnya pembenahan menyeluruh terhadap sistem pembinaan sepak bola Indonesia. Ia ingin agar setiap keputusan strategis, termasuk pemilihan pelatih, selaras dengan rencana pengembangan jangka panjang PSSI.
Dalam berbagai kesempatan, Erick menegaskan bahwa pelatih timnas harus memiliki komitmen terhadap pembinaan pemain muda. Ia juga ingin pelatih baru dapat memberikan kontribusi dalam membangun sistem permainan yang modern, efektif, dan khas Indonesia.
Kemenpora dan PSSI disebut tengah menyeleksi sejumlah nama, baik dari pelatih lokal maupun asing. Nama-nama seperti pelatih dari Jepang, Spanyol, hingga Amerika Selatan kabarnya masuk dalam radar, namun belum ada konfirmasi resmi dari pihak terkait.
Taufik Hidayat menegaskan, apapun hasil rapat nanti akan diumumkan setelah mendapatkan persetujuan dari Menteri sekaligus Ketua Umum PSSI. “Kita tunggu hasil pembahasan bersama. Yang jelas, arahnya sudah ditentukan oleh Pak Menteri,” kata Taufik.
Publik Harapkan Pelatih Baru Bawa Perubahan Nyata
Kabar pemecatan Patrick Kluivert menjadi pembicaraan luas di kalangan penggemar sepak bola nasional. Banyak yang menilai keputusan itu tepat karena performa tim Garuda memang tidak menunjukkan perkembangan signifikan selama satu tahun terakhir.
Di sisi lain, publik juga menaruh harapan besar agar pelatih baru nanti mampu membawa perubahan nyata bagi sepak bola Indonesia. Harapan itu tidak hanya soal kemenangan di lapangan, tetapi juga pembentukan karakter, kedisiplinan, dan mental juara bagi para pemain.
Beberapa pengamat menilai, momentum pergantian pelatih ini harus dimanfaatkan untuk membangun sistem pembinaan jangka panjang, bukan hanya mengejar hasil instan. Dengan dukungan Kemenpora dan kepemimpinan Erick Thohir, banyak pihak optimistis bahwa transformasi sepak bola nasional bisa benar-benar terwujud.
Rapat yang akan digelar Kemenpora pada Selasa, 21 Oktober 2025 menjadi langkah awal menuju arah baru Timnas Indonesia. Keputusan soal siapa pengganti Patrick Kluivert akan menjadi penentu besar dalam perjalanan Garuda di masa depan.
Publik kini menunggu hasil pembahasan tersebut dengan penuh antusias, berharap sosok pelatih baru nanti mampu mengembalikan kejayaan dan kebanggaan sepak bola Indonesia di kancah internasional.

Nathasya Zallianty
indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
2.
IHSG Sentuh Level Tertinggi, Saham Telkom Melonjak Dua Digit
- 21 Oktober 2025
3.
Investasi Jawa Tengah Melesat, Serap Ratusan Ribu Tenaga Kerja
- 21 Oktober 2025
4.
Harga Emas Antam di Pegadaian Turun, Masih di Level Tinggi
- 21 Oktober 2025
5.
Changpeng Zhao Yakin Bitcoin Mampu Kalahkan Emas Dunia
- 21 Oktober 2025