
JAKARTA - Di tengah upaya pemerintah daerah memperluas jaringan transportasi massal di Ibu Kota, LRT Jakarta tampil bukan hanya sebagai penyedia moda transportasi modern, tetapi juga sebagai tempat kerja unggulan yang menonjolkan budaya profesional, inklusif, dan berorientasi pada pelayanan publik.
Anak usaha PT Jakarta Propertindo (Perseroda) ini mengelola layanan Light Rail Transit (LRT) rute Velodrome–Pegangsaan Dua (Fase 1A) yang beroperasi sejak Desember 2019.
Proyek ambisius tersebut kini terus berkembang dengan rencana lintasan sepanjang 37,3 kilometer dan 30 stasiun, yang terbagi dalam beberapa fase pengembangan — mulai dari Fase 1 (1A, 1B, 1C) hingga Fase 3 (3A dan 3B).
Baca Juga
Salah satu proyek penting yang tengah berjalan adalah Fase 1B (Rawamangun–Manggarai), yang diharapkan dapat beroperasi pada akhir 2026.
Tak sekadar memperluas akses mobilitas warga, proyek ini juga mencerminkan transformasi LRT Jakarta dalam membangun organisasi yang adaptif, berdaya saing tinggi, dan ramah bagi talenta muda.
Talenta Muda dan Rekrutmen Inklusif Jadi Fondasi
Menurut Sahurdi, Direktur Keuangan dan Dukungan Bisnis LRT Jakarta, fokus pengembangan perusahaan pada periode 2025–2029 diarahkan pada peningkatan keamanan, kenyamanan operasi, optimalisasi pendapatan, serta perluasan jaringan layanan.
Namun, keberhasilan strategi tersebut bergantung pada kualitas sumber daya manusia (SDM) yang terampil dan berdedikasi tinggi. Sahurdi mengungkapkan, 93 persen karyawan LRT Jakarta berasal dari generasi milenial dan Gen Z.
“Proses rekrutmen dirancang nondiskriminatif dan inklusif, termasuk menyediakan kesempatan bagi penyandang disabilitas,” ujarnya. Tantangan terbesar, lanjutnya, terletak pada persaingan mendapatkan tenaga teknis di bidang perkeretaapian.
LRT Jakarta harus bersaing dengan operator lain seperti KAI dan MRT Jakarta dalam merekrut lulusan dari sekolah-sekolah transportasi, termasuk Akademi Perkeretaapian Indonesia (API) Madiun dan Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD).
Untuk itu, LRT Jakarta menjalin kerja sama strategis dengan kedua institusi tersebut. Namun, kebutuhan perusahaan tidak hanya sebatas teknis; aspek layanan publik juga menjadi prioritas.
“Karena itu, kami mengombinasikannya dengan merekrut talenta dari industri perhotelan, agar standar hospitality di hotel bisa diterapkan di stasiun LRT,” tambahnya.
Membangun LRT Jakarta Academy untuk Pengembangan Kompetensi
Selain perekrutan eksternal, perusahaan juga memperkuat program pengembangan internal melalui LRT Jakarta Academy, lembaga internal yang berfokus pada peningkatan kompetensi teknis dan kepemimpinan.
Program pengembangan talenta dilakukan secara bertahap, dimulai dengan masa tiga bulan pertama yang berisi pemahaman visi, misi, nilai perusahaan, serta pelatihan Leadership Management Development Program dan pelatihan teknis sesuai fungsi kerja.
Beberapa program unggulan yang sudah berjalan antara lain Engineer Development Program, Operation Development Program, Service Development Program, IT Development Program, serta Supply Chain Management Development Program.
Untuk memperluas pengalaman belajar, LRT Jakarta juga bekerja sama dengan penyedia Learning Management System (LMS) berbasis kecerdasan buatan (AI), yang dirancang untuk meningkatkan literasi digital seluruh karyawan.
Fasilitas, Karier, dan Kesehatan Jadi Prioritas
Komitmen terhadap kesejahteraan karyawan diwujudkan lewat berbagai fasilitas fisik dan program keseimbangan kerja.
Melalui career aspiration questionnaire, setiap karyawan diberi ruang untuk menentukan arah pengembangan karier, baik yang sejalan dengan posisi saat ini maupun lintas bidang.
Dari sisi kesehatan, perusahaan menyediakan medical check-up tahunan dan dokter siaga di kantor pusat. Beragam klub olahraga seperti lari, bulu tangkis, basket, hingga senam juga aktif, mendukung gaya hidup sehat di lingkungan kerja.
Tak hanya kesehatan fisik, LRT Jakarta juga memperhatikan kesehatan mental karyawan dengan menghadirkan Personal Assistant Program, bekerja sama dengan psikolog dan konsultan profesional.
Program unik lainnya ialah Kekasih (Kegiatan Kantor Bersih-Bersih), yang melibatkan semua elemen perusahaan — mulai dari direksi, petugas keamanan, hingga office boy — untuk membangun rasa kebersamaan.
Ada pula Direksi Mendengar, forum komunikasi terbuka di mana karyawan dapat menyampaikan masukan langsung kepada pimpinan.
Berbagai inisiatif ini membuahkan hasil positif. Employee Engagement Index (EEI) meningkat dari 0,77 (2022) menjadi 0,81 (2023), dan kembali naik menjadi 0,88 (2024).
Perusahaan kini menargetkan sertifikasi Great Place to Work sebagai pengakuan terhadap budaya kerja positif yang telah dibangun.
Layanan Penumpang Kian Digital dan Ramah Disabilitas
Selain membangun tempat kerja unggulan, LRT Jakarta juga fokus pada peningkatan pengalaman pelanggan (customer experience).
Mulai dari akses menuju stasiun, pembelian tiket, hingga pelayanan di dalam kereta, seluruh proses dirancang untuk memberikan rasa aman, nyaman, dan mudah diakses.
Sistem tiket kini terintegrasi dengan aplikasi JakLingko, LinkAja, serta kartu e-money dari bank BUMN dan BCA. Di setiap stasiun tersedia loket, mesin tiket otomatis, dan pengecekan saldo digital.
Perusahaan juga mengoperasikan real-time dashboard untuk memantau arus penumpang, dilengkapi sistem keamanan seperti CCTV, Passenger Help Point, dan Public Announcement (PA) yang diperiksa rutin oleh Dinas Perhubungan setiap bulan.
Dalam aspek digital, petugas stasiun dilengkapi tablet untuk membantu edukasi, survei pelanggan, hingga registrasi program loyalitas. Aplikasi HearMe dan Google Translate juga dihadirkan untuk memudahkan penyandang disabilitas dan wisatawan asing.
Inovasi Program Loyalitas dan Edukasi Publik
Untuk menarik minat penumpang di luar jam sibuk, LRT Jakarta meluncurkan beragam aktivasi penumpang seperti customer gathering, Treasure Hunt, dan event kreatif di stasiun.
Program SLC (Sahabat LRTJ e-Card) memungkinkan pelanggan mengumpulkan poin dan menukarkannya dengan diskon di berbagai merchant, seperti restoran atau kafe di sepanjang jalur LRT.
Selain itu, program Edutour memperkenalkan transportasi publik kepada anak-anak sejak usia dini, terutama siswa PAUD dan SD.
Antusiasme masyarakat terhadap kegiatan semacam ini sangat tinggi, sehingga banyak stasiun kini dilengkapi area kuliner dan fasilitas pendukung agar bisa menjadi ruang publik yang hidup dan inklusif.
LRT Jakarta: Lebih dari Sekadar Transportasi
Melalui kombinasi inovasi teknologi, pelayanan publik yang berorientasi manusia, serta budaya kerja progresif, LRT Jakarta berhasil menempatkan diri bukan hanya sebagai moda transportasi pilihan warga ibu kota, tetapi juga ikon tempat kerja unggulan yang mendorong kemajuan SDM Indonesia.
Dengan strategi pengembangan terukur hingga 2029, LRT Jakarta tengah menegaskan peran pentingnya dalam membangun wajah baru Jakarta: modern, terhubung, dan berdaya saing tinggi.

Muhammad Anan Ardiyan
indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
2.
IHSG Sentuh Level Tertinggi, Saham Telkom Melonjak Dua Digit
- 21 Oktober 2025
3.
Investasi Jawa Tengah Melesat, Serap Ratusan Ribu Tenaga Kerja
- 21 Oktober 2025
4.
Harga Emas Antam di Pegadaian Turun, Masih di Level Tinggi
- 21 Oktober 2025
5.
Changpeng Zhao Yakin Bitcoin Mampu Kalahkan Emas Dunia
- 21 Oktober 2025