Rabu, 22 Oktober 2025

Indonesia Perkuat Integrasi Kelistrikan Dengan Impor Listrik Malaysia

Indonesia Perkuat Integrasi Kelistrikan Dengan Impor Listrik Malaysia
Indonesia Perkuat Integrasi Kelistrikan Dengan Impor Listrik Malaysia

JAKARTA - Indonesia semakin memperkuat jaringan kelistrikan regional di Asia Tenggara dengan memanfaatkan kerja sama impor listrik dari Malaysia. 

Langkah ini dilakukan sebagai upaya strategis memenuhi kebutuhan energi di wilayah perbatasan Kalimantan sekaligus mendukung integrasi sistem kelistrikan di kawasan ASEAN.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot, mengungkapkan bahwa Indonesia telah mulai mengimpor listrik sebesar 200 megawatt (MW) dari Malaysia dan saat ini proses perpanjangan izin masih berlangsung.

Baca Juga

Penyuluhan Kehutanan Didorong Jadi Pilar Koperasi Merah Putih

“Total impor energi listrik dari Malaysia sekitar 200 MW. Ini kan sudah berjalan dan juga ini lagi perpanjangan perizinan dan itu juga kita lakukan fasilitasi,” ujarnya.

Mendorong ASEAN Power Grid untuk Konektivitas Energi

Impor listrik dari Malaysia ini bukan sekadar memenuhi kebutuhan energi nasional, tetapi juga bagian dari komitmen Indonesia untuk mewujudkan ASEAN Power Grid (APG). 

APG adalah inisiatif yang bertujuan menghubungkan sistem kelistrikan antarnegara ASEAN guna menciptakan pasokan energi yang andal dan efisien.

Menurut Yuliot, integrasi antar grid di ASEAN dapat menjadi solusi penting menghadapi kenaikan permintaan energi yang signifikan di kawasan. Indonesia berperan strategis sebagai hub energi yang menghubungkan negara-negara di Asia Tenggara.

“Adanya integrasi antar grid di ASEAN, dari sisi petanya kita sudah melihat ini bisa dilakukan karena kebutuhan energi untuk ASEAN ke depan itu akan terjadi peningkatan. Dengan peningkatan signifikan, Indonesia harus siap menjadi hub energi untuk ASEAN,” jelasnya.

Infrastruktur Transmisi Listrik sebagai Tulang Punggung Integrasi

Untuk mendukung integrasi sistem kelistrikan tersebut, pemerintah Indonesia menyiapkan pembangunan jaringan transmisi listrik sepanjang 48.000 kilometer sirkuit (kms) dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) selama sepuluh tahun ke depan. 

Jaringan ini akan memperkuat sistem kelistrikan nasional sekaligus meningkatkan konektivitas dengan negara-negara ASEAN lainnya.

Selain itu, pemerintah membuka peluang investasi besar hingga Rp 600 triliun untuk pengembangan jaringan listrik nasional dan interkoneksi regional. Dana ini tidak hanya diharapkan berasal dari pemerintah, tetapi juga sektor swasta sebagai bagian dari sinergi pembangunan energi.

“Kebutuhan investasi kita sudah petakan, total investasi yang dibutuhkan sekitar 600 triliun rupiah,” kata Yuliot.

Komitmen untuk Transisi Energi yang Adil dan Inklusif

Dalam forum AMEM ke-43, Indonesia menegaskan pentingnya pelaksanaan transisi energi di kawasan Asia Tenggara yang berjalan secara adil, teratur, dan inklusif. 

Yuliot menegaskan bahwa kebijakan energi di ASEAN harus mampu menyeimbangkan tiga aspek utama: ketahanan energi, keterjangkauan, dan keberlanjutan.

“Transisi energi di ASEAN harus dijalankan secara inklusif dan tidak boleh ada negara yang tertinggal,” tegasnya.

Hal ini menegaskan bahwa integrasi sistem kelistrikan bukan hanya soal teknis, tetapi juga memperhatikan aspek sosial dan ekonomi agar seluruh negara anggota ASEAN mendapat manfaat yang merata.

AMEM ke-43 dan Peran Malaysia sebagai Host

Di bawah kepemimpinan Malaysia sebagai tuan rumah, AMEM ke-43 berhasil mencapai sejumlah capaian penting yang akan memperkuat kerjasama energi di kawasan. 

Salah satu hasil penting adalah pengesahan Nota Kesepahaman baru tentang Jaringan Listrik ASEAN (APG), yang menjadi landasan penguatan interkoneksi kelistrikan lintas negara.

Nota Kesepahaman ini diharapkan menjadi fondasi bagi pengembangan jaringan listrik yang semakin terintegrasi, sehingga mampu mendukung ketahanan energi kawasan serta mempercepat pemanfaatan energi terbarukan.

Manfaat Impor Listrik bagi Wilayah Perbatasan Kalimantan

Impor listrik dari Malaysia sebesar 200 MW yang sudah berjalan saat ini sangat membantu memenuhi kebutuhan listrik di wilayah perbatasan Kalimantan, yang selama ini menghadapi tantangan akses listrik. 

Dengan pasokan tambahan ini, kebutuhan energi di daerah-daerah tersebut dapat terpenuhi secara lebih stabil dan andal.

Konektivitas energi ini juga menjadi langkah awal bagi pengembangan jaringan listrik yang lebih besar dan kompleks antarnegara ASEAN di masa mendatang.

Tantangan dan Peluang di Tengah Transformasi Energi

Meskipun integrasi energi membawa banyak manfaat, pemerintah Indonesia juga menyadari tantangan yang harus dihadapi, termasuk pembiayaan investasi besar dan kebutuhan sinergi antarnegara yang kompleks. 

Oleh karena itu, keterlibatan sektor swasta dan lembaga internasional sangat diperlukan dalam pengembangan jaringan kelistrikan dan energi terbarukan.

Pemerintah juga terus berupaya memperkuat kebijakan agar transisi energi di kawasan berjalan lancar tanpa mengesampingkan aspek sosial dan lingkungan.

Indonesia sebagai Pusat Energi Regional

Dengan posisi geografis strategis dan sumber daya energi yang melimpah, Indonesia berpotensi menjadi pusat energi di kawasan Asia Tenggara. 

Pembangunan jaringan transmisi dan kerja sama antarnegara seperti impor listrik dari Malaysia menjadi bagian dari strategi besar untuk mewujudkan visi ini.

Langkah-langkah tersebut juga akan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dan memastikan pasokan listrik yang berkelanjutan untuk masyarakat.

Langkah Indonesia mengimpor listrik dari Malaysia sebesar 200 MW menjadi simbol konkret integrasi kelistrikan regional yang tengah dibangun. 

Program ini sejalan dengan komitmen Indonesia dalam ASEAN Power Grid dan mendukung transisi energi yang inklusif dan berkelanjutan di kawasan.

Pembangunan infrastruktur transmisi yang masif, dukungan investasi hingga ratusan triliun rupiah, dan kebijakan transisi energi yang adil menunjukkan keseriusan Indonesia dalam memperkuat ketahanan energi nasional sekaligus mempererat kerja sama energi regional ASEAN.

Melalui upaya ini, Indonesia tidak hanya memastikan kebutuhan listrik domestik terpenuhi, terutama di wilayah perbatasan Kalimantan, tetapi juga berperan sebagai hub energi yang menghubungkan negara-negara Asia Tenggara untuk masa depan energi yang lebih stabil dan ramah lingkungan.

Sindi

Sindi

indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Harga Pupuk Subsidi Turun 20 Persen, Petani Dapat Angin Segar

Harga Pupuk Subsidi Turun 20 Persen, Petani Dapat Angin Segar

Pemerintah Sinergikan Pendidikan Tinggi dan Dunia Kerja Nasional

Pemerintah Sinergikan Pendidikan Tinggi dan Dunia Kerja Nasional

ESDM Dorong Kedaulatan Energi Lewat Pengelolaan Sumur Rakyat

ESDM Dorong Kedaulatan Energi Lewat Pengelolaan Sumur Rakyat

Proyek DME Jadi Langkah Strategis RI Kurangi Impor LPG

Proyek DME Jadi Langkah Strategis RI Kurangi Impor LPG

Pemerintah Pastikan Tambahan Pasokan Gas Industri HGBT Aman

Pemerintah Pastikan Tambahan Pasokan Gas Industri HGBT Aman