Jumat, 17 Oktober 2025

IHSG Melemah Tertekan Sentimen Global dan Bursa Asia

IHSG Melemah Tertekan Sentimen Global dan Bursa Asia
IHSG Melemah Tertekan Sentimen Global dan Bursa Asia

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) membuka perdagangan Jumat 17 Oktober 2025 dengan tekanan jual yang cukup kuat. 

Pergerakan indeks dalam negeri kali ini mengikuti tren pelemahan di sejumlah bursa Asia dan global, seiring meningkatnya kekhawatiran terhadap tensi geopolitik serta arah kebijakan suku bunga Amerika Serikat (AS).

Hingga pukul 10.00 WIB, IHSG tercatat melemah 119,01 poin atau 1,46% ke posisi 8.005,75. Sementara itu, indeks LQ45 yang berisi 45 saham unggulan juga ikut terkoreksi sebesar 4,63 poin atau 0,59% ke level 775,38.

Baca Juga

Layanan SIM Keliling Jakarta: Lokasi, Syarat, dan Biaya

Kepala Riset Phintraco Sekuritas, Ratna Lim, dalam kajiannya menilai bahwa pelemahan ini masih dalam tahap wajar dan berpotensi menjadi momentum koreksi sehat. 

“Diperkirakan IHSG masih berpotensi menguji level 8.000. Terdapat gap down di level 7.855 yang berpotensi akan ditutup dulu jika terjadi koreksi lanjutan. Namun, selama IHSG masih mampu ditutup di atas level 8.000, maka peluang rebound masih akan terbuka,” ujarnya di Jakarta.

Sentimen Global Masih Menekan Arah Pasar

Pelemahan IHSG kali ini tidak terlepas dari pengaruh negatif yang datang dari bursa global. Di Amerika Serikat, indeks saham Wall Street berakhir melemah pada perdagangan Kamis 16 Oktober 2025, seiring meningkatnya kekhawatiran terkait risiko ekonomi dan ketegangan perdagangan AS–China.

Indeks S&P 500 tercatat turun 0,63%, Nasdaq melemah 0,36%, dan Dow Jones terkoreksi 0,65%. Meski laporan kinerja keuangan sejumlah bank besar di AS menunjukkan hasil di atas ekspektasi, tekanan terhadap sektor lain membuat pasar berbalik arah.

Kondisi ini diperburuk oleh pernyataan Gubernur The Federal Reserve (The Fed) Stephen Miran, yang menyerukan agar suku bunga segera diturunkan. Menurutnya, penurunan suku bunga mendesak dibutuhkan guna menghindari risiko ekonomi yang lebih dalam akibat meningkatnya ketegangan dagang AS–China.

Ekspektasi Penurunan Suku Bunga Fed Jadi Perhatian

Pernyataan Miran datang hanya sehari setelah Ketua The Fed Jerome Powell menyampaikan sinyal yang memperkuat spekulasi bahwa bank sentral akan menurunkan suku bunga pada dua pertemuan terakhir di tahun 2025. 

Hal tersebut disambut positif oleh sebagian pelaku pasar, meskipun kekhawatiran terhadap kebijakan fiskal dan ketidakpastian politik di AS tetap membayangi.

Selain isu suku bunga, kekhawatiran terhadap potensi shutdown pemerintahan AS juga menambah tekanan pada pasar. Menteri Keuangan AS bahkan menegaskan bahwa pemerintahan Trump kemungkinan tidak akan melunak dalam negosiasi dagang, meski pasar menunjukkan reaksi negatif.

Namun di sisi lain, awal musim laporan keuangan (earning season) yang menunjukkan hasil lebih baik dari perkiraan memberikan sedikit harapan bahwa perekonomian AS masih cukup tangguh menghadapi tekanan global.

Bursa Asia Bergerak Beragam

Dari kawasan Asia, pasar saham juga bergerak melemah mengikuti tren global. Indeks Nikkei Jepang turun 496,74 poin atau 1,03% ke posisi 47.790,00, sedangkan indeks Shanghai melemah 30,03 poin atau 0,77% ke 3.886,78. Indeks Hang Seng Hong Kong juga terkoreksi 381,15 poin atau 0,67% ke 25.507,55.

Meski demikian, indeks Strait Times Singapura justru menguat 18,30 poin atau 0,89% ke level 4.337,35. Kenaikan ini lebih disebabkan oleh dorongan saham-saham sektor keuangan yang diuntungkan dari pelemahan dolar AS.

Sementara itu, dari sisi makroekonomi, data inflasi di beberapa negara Asia menunjukkan tren pelemahan harga. Tercatat deflasi sebesar 0,3% year-on-year (yoy) pada September 2025, menurun dari deflasi 0,4% yoy di Agustus 2025. 

Angka tersebut juga lebih rendah dari estimasi deflasi 0,1% yang diperkirakan sebelumnya, menandakan masih lemahnya daya beli masyarakat di kawasan tersebut.

Pasar Eropa Relatif Positif

Berbeda dengan Asia dan Amerika, bursa Eropa justru mencatatkan penguatan tipis pada perdagangan Kamis 16 Oktober 2025. Indeks Euro Stoxx 50 naik 0,89%, FTSE 100 Inggris menguat 0,12%, DAX Jerman bertambah 0,38%, dan CAC 40 Prancis melonjak 1,38%.

Investor di Eropa menantikan rilis data produk domestik bruto (GDP) Inggris bulan Agustus 2025 yang diperkirakan tumbuh 0,1% month-to-month (mtm) setelah stagnan di bulan sebelumnya. Data tersebut diharapkan menjadi indikasi awal bahwa perlambatan ekonomi Inggris mulai mereda.

IHSG Berpotensi Rebound Jika Level 8.000 Bertahan

Secara teknikal, analis menilai bahwa selama IHSG mampu bertahan di atas level 8.000, peluang rebound jangka pendek masih terbuka. Kondisi pasar saat ini mencerminkan fase konsolidasi setelah reli panjang di awal bulan.

“Faktor global memang masih dominan menekan pasar, namun investor domestik masih memiliki optimisme, terutama jika ekspektasi penurunan suku bunga The Fed benar-benar terwujud pada akhir tahun,” jelas Ratna Lim.

Selain itu, aliran dana asing ke pasar obligasi Indonesia yang masih positif juga menjadi penopang nilai tukar rupiah, sehingga membantu menjaga stabilitas pasar modal nasional.

Prospek Pasar Menjelang Akhir Pekan

Memasuki akhir pekan, pelaku pasar diperkirakan akan bersikap lebih hati-hati menunggu sinyal lanjutan dari The Fed dan perkembangan hubungan dagang AS–China. Potensi technical rebound masih ada, terutama jika IHSG mampu menembus kembali level 8.100 dalam sesi penutupan.

Namun, tekanan eksternal masih akan membayangi pergerakan jangka pendek. Investor disarankan fokus pada saham-saham defensif seperti sektor konsumsi, telekomunikasi, dan perbankan besar yang cenderung stabil menghadapi gejolak global.

Dengan kondisi global yang dinamis, arah IHSG dalam waktu dekat akan sangat bergantung pada sentimen eksternal dan kemampuan pasar domestik menjaga momentum di atas level psikologis 8.000. Jika mampu bertahan, peluang penguatan pada pekan depan tetap terbuka lebar.

Muhammad Anan Ardiyan

Muhammad Anan Ardiyan

indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Harga Emas Antam Kian Melonjak, Sentuh Rekor Baru Lagi

Harga Emas Antam Kian Melonjak, Sentuh Rekor Baru Lagi

Investasi Kuartal III 2025 Tembus Rp491,4 Triliun, Didominasi PMDN

Investasi Kuartal III 2025 Tembus Rp491,4 Triliun, Didominasi PMDN

IHSG Melemah Tipis, Saham Unggulan Masih Tunjukkan Tenaga Hijau

IHSG Melemah Tipis, Saham Unggulan Masih Tunjukkan Tenaga Hijau

Bursa Asia Menguat, Investor Waspadai Dampak Perang Dagang AS-China

Bursa Asia Menguat, Investor Waspadai Dampak Perang Dagang AS-China

Investasi Kuartal III 2025 Melonjak, Lapangan Kerja Meningkat Pesat

Investasi Kuartal III 2025 Melonjak, Lapangan Kerja Meningkat Pesat