
JAKARTA - Mulai Januari 2026, sejumlah sekolah di Singapura akan menerapkan sistem makan terpusat berbasis Central Kitchen Meal Model (CKMM), mirip dengan program Makanan Bergizi (MBG) di Indonesia.
Kebijakan ini akan dimulai pada 13 sekolah, sebagian besar sekolah dasar, dengan tujuan meningkatkan efisiensi penyediaan makanan sekaligus memastikan siswa mendapat menu bergizi.
Sistem dapur pusat ini menggantikan kantin individu yang selama ini dikelola oleh penjaga kantin lokal. Seluruh makanan akan disiapkan oleh operator resmi yang ditunjuk pemerintah, kemudian didistribusikan ke masing-masing sekolah.
Baca JugaIstana Gyeongbok Buka Bangunan Kuno Dinasti Joseon untuk Turis
Dengan model ini, siswa tidak lagi membeli dari penjaja kantin individual, melainkan dari katering resmi yang telah memenuhi standar kualitas dan gizi.
Langkah ini muncul karena semakin sulitnya sekolah menemukan penjaja kantin baru, meski biaya sewa sudah rendah. Persaingan dengan pusat jajanan, food court, dan rumah makan umum membuat calon penjaga enggan mengambil alih kantin sekolah.
Pembagian Operator Dapur Pusat
Pemerintah telah menetapkan pembagian operator dapur pusat untuk sekolah-sekolah yang masuk program. Lima sekolah di wilayah barat—Dazhong Primary, Kranji Primary, Pioneer Primary, Qifa Primary, dan West View Primary—akan dilayani oleh Chang Cheng Mee Wah Food Industries.
Sementara itu, Gourmetz akan melayani lima sekolah di wilayah selatan, termasuk CHIJ (Kellock), Radin Mas Primary, dan River Valley Primary.
Gourmetz juga menggantikan kerja sama sebelumnya di Blangah Rise Primary, yang sejak 2021 bekerja sama dengan Sats, perusahaan katering dan logistik penerbangan.
Gourmetz juga akan melayani Outram Secondary School (kampus York Hill) sampai sekolah tersebut pindah ke Sengkang pada 2027. Empat sekolah di wilayah utara dan timur—Casuarina Primary, Chongzheng Primary, Northoaks Primary, dan Outram Secondary (kampus Sengkang)—akan berada di bawah Wilmar Distribution.
Juru bicara Ministry of Education (MOE) menegaskan, operator dapur pusat wajib menyediakan setidaknya satu menu lengkap dengan harga maksimal S$2,70 (sekitar Rp 34 ribu) untuk sekolah dasar dan S$3,60 (sekitar Rp 45 ribu) untuk sekolah menengah.
Semua menu harus mengikuti pedoman Healthy Meals in Schools Programme dari Health Promotion Board (HPB) serta menyediakan variasi makanan sehat.
Pengalaman Uji Coba Sebelumnya
Konsep dapur pusat bukan hal baru di Singapura. Sebelumnya, Yusof Ishak Secondary School melakukan uji coba pada 2022 dengan model hibrida.
Kepala sekolah, Chen Ziyang, mengatakan sistem tersebut menggabungkan dapur pusat Sats dengan beberapa pilihan tambahan seperti makanan ringan dan buah segar.
Siswa dapat mengambil makanan yang dipesan sebelumnya melalui dispenser otomatis dengan memindai kartu EZ-Link, sehingga waktu antrean berkurang drastis menjadi sekitar lima menit saat jam istirahat.
Uji coba ini menunjukkan sistem dapur pusat mampu meningkatkan efisiensi operasional kantin sekaligus memastikan kualitas makanan tetap terjaga.
Mekanisme Operasi Dapur Pusat
Setiap operator memiliki mekanisme berbeda sesuai kebutuhan sekolah. Chang Cheng Mee Wah menyediakan terminal otomatis di kantin yang mampu menampung hingga 48 porsi makanan panas siap saji.
Siswa hanya perlu menempelkan kartu bus untuk mengambil makanan yang sudah dipesan sebelumnya. Sekolah juga dapat menambahkan mesin penjual minuman otomatis bila diperlukan.
Di Northoaks Primary, Wilmar Distribution menyediakan empat kios langsung yang menjual nasi lauk, mi, makanan Barat dan Korea, serta camilan dan minuman. Mereka juga menghadirkan mesin otomatis dengan menu seperti lasagna, laksa, dan nasi goreng.
MOE memastikan transisi ini berjalan lancar dengan membantu menyalurkan penjaga kios lama ke sekolah lain atau merekomendasikan mereka bekerja dengan operator dapur pusat.
Kelebihan dan Tantangan Sistem Baru
Sistem dapur pusat menjadi solusi bagi kelangkaan penjaga kantin, namun MOE menekankan model individu tetap menjadi sistem utama bagi sebagian besar sekolah. Kementerian akan terus mendukung sekolah melalui tarif utilitas lebih ringan dan biaya sewa kantin minimal.
Selain itu, MOE berencana meninjau cara pengelolaan kantin dan mempertimbangkan perluasan sistem dapur pusat ke lebih banyak sekolah yang berminat.
Tujuannya adalah menjaga kualitas layanan makan sekolah, memastikan nutrisi siswa terpenuhi, sekaligus mengurangi beban operasional sekolah.
Menu Sehat dan Akses yang Lebih Mudah
Dengan CKMM, siswa mendapatkan menu yang lebih konsisten dari segi gizi dan harga. Operator dapur pusat diwajibkan menyediakan pilihan menu sehat, variasi lauk, dan akses cepat melalui mesin otomatis.
Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kepuasan siswa sekaligus memastikan waktu istirahat mereka lebih efisien.
Selain itu, sistem ini memungkinkan sekolah memantau konsumsi makanan secara lebih terstruktur dan mempermudah koordinasi dengan Health Promotion Board untuk program edukasi nutrisi.
Mulai Januari 2026, Singapura akan memulai era baru penyediaan makanan di sekolah melalui sistem dapur pusat. Program ini meniru konsep MBG di Indonesia, menitikberatkan pada makanan sehat, efisiensi, dan akses yang cepat bagi siswa.
Dengan pembagian operator yang jelas, harga terjangkau, dan mekanisme otomatis, diharapkan sistem ini mampu mengatasi kelangkaan penjaga kantin, meningkatkan kualitas menu, serta menjadi model yang dapat diperluas ke sekolah lain di masa depan.

Muhammad Anan Ardiyan
indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Indonesia Siap Jadi Pemain Utama Herbal Dunia dengan 30 Ribu Tanaman
- Rabu, 15 Oktober 2025
Terpopuler
1.
Manfaat Konsumsi Kolagen Harian untuk Kulit Glowing dan Sehat
- 15 Oktober 2025
2.
3.
4.
WHO Waspadai Sirup Batuk India Terkontaminasi Picu Kematian
- 15 Oktober 2025